Minggu, 27 Juni 2010

Selamatkan Pernikahan Sebelum Dimulai

Selamatkan Pernikahan Sebelum Dimulai
"Hingga kematian memisahkan kita" suatu ungkapan yang sering diucapkan oleh sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Tetapi bagi sebagian pasangan setelah menikah, ungkapan tersebut berubah menjadi "hingga perceraian memisahkan kita"

Bagaimana kita dapat membangun suatu pernikahan yang sukses? Terkadang pasangan lebih memikirkan persiapan pesta pernikahan yang sempurna daripada rencana kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan itu. Padahal yang paling utama adalah kelangsungan hidup pernikahan itu sendiri karena hidup pernikahan memiliki kesulitan tersendiri. Ada banyak pasangan mengalami perpecahan karena tidak menyadari titik rawan pernikahan. Titik rawan itu biasanya timbul dari komunikasi yang buruk, hal-hal yang berkenaan dengan jenis kelamin dan rohani yang tidak sehat. Namun kebahagiaan dapat diraih apabila pernikahan itu memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap kehidupan, memiliki konsep yang realistis tentang cinta, mampu mengkomunikasikan perasaan-perasaan, mengerti dan menerima perbedaan jenis kelamin, mampu mengambil keputusan dan menyelesaikan perselisihan serta memiliki suatu landasan rohani dan tujuan yang sama. Bagaimana cinta dapat
memperkuat suatu hubungan pernikahan?

Anatomi Cinta

Apakah cinta itu? Cinta tidak mudah dimengerti. Dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Robert Stenleg, seorang psikologi dari Yale University telah mengembangkan suatu model segitiga cinta, yaitu salah satu pandangan yang paling terkemuka yaitu "Cinta bagaikan sebuah segitiga yang memiliki tiga sisi; gairah, keintiman dan komitmen."

a. GAIRAH. Sebagai sisi pendorong perasaan untuk bercinta. Gairah bersifat sensual dan seksual, ditandai oleh rangsangan biologis dan suatu keinginan yang besar akan kasih sayang yang dinyatakan secara fisik.

b. KEINTIMAN. Sebagai sisi emosional. Keintiman merupakan isi kerinduan hati yang terdalam akan kedekatan dan penerimaan. Apabila dua orang tidak saling mengenal secara mendalam, mereka tidak dapat menyatu dan dipersatukan. Sebab timbulnya cinta tergantung kepada kedekatan, komunikasi dan saling berbagi. Sehingga tanpa keintiman, pasangan akan tetap merasa sendiri, walaupun mereka sudah hidup dalam satu atap.

c. KOMITMEN. Sebagai sisi Kognitif dan kemauan. Komitmen memandang ke masa depan yang tidak kelihatan dan berjanji akan berada di sana hingga akhir hayat. Komitmen menjanjikan kepastian dan menjaga cinta terhadap pasangan, saat gairah menjadi redup.

Tahap-tahap Cinta

Cinta yang menggairahkan pada awal pernikahan tidak dapat menjamin langgengnya suatu pernikahan. Resepsi yang mewah, bulan madu yang serba wah,,, tidak menjamin langgengnya suatu bahtera rumah tangga. Harta benda dan kemewahan serta warisan yang banyak juga tidak menjadi jaminan dalam untuk dapat saling membahagiakan dua hati yang tergabung dalam satu rumah tangga. Namun perlu diperhatikan sejauh mana perasaan cinta kasih antara kedua belah pihak, sejauh mana tingkat kedewasaan mereka dalam menghadapi gelombang kehidupan dalam mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan riak dan gelombang kehidupan. Jangan pernah bermimpi lautan kehidupan untuk tidak bergelombang, jangan pernah meminta kepada Tuhan agar lautan kehidupan untuk tidak bergelombang, namun berdoalah agar bahtera rumah tangga kita dapat berlayar dengan selamat hingga sampa ke dermaga tujuan. Tetapi kemampuan untuk menerima sifat cinta yang berubah-ubah akan membuat pasangan rileks saat menghadapi tekanan yang menguji daya tahan setiap pasangan.
Pernikahan merupakan sebuah perjalanan atau tahap-tahap cinta yang dapat diperkirakan sebelumnya. Setiap tahap dibangun di atas tahap yang lain, kemudian dibawa ke dalam cinta yang utuh.

a. ROMANTIS. Merupakan tahap awal dimana pasangan-pasangan melupakan individu dan identitas masing-masing dan berusaha saling menyukai satu dengan lainnya serta menikmati keindahan, kebahagiaan dan rasa memiliki. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya perasaan saling melayani dan rasa ingin membahagiakan pasangan.

b. KEKUATAN PERGUMULAN. Tahap yang penuh dengan ketegangan dimulai dari munculnya ketidakserasian dan perbedaan-perbedaan yang makin nyata. Akibat dari kondisi ini biasanya kedua insan akan saling intropeksi diri, mereka saling menilai bagai mana cara mereka mengayuh biduk kebahagiaan itu ketika gelombang permasalahan dan pergumulan tiba. Dalam hal ini akan terlihat cara pandang masin-masing atas pergumuan tersebut, sehingga mereka akan mengevaluasi hubungan mereka, apakah dapat dipertahankan atau dilanjutkan, atau cari alternative lain. Disisni dituntut kedewasaan berfikir masing-masing dengan berfikir arif dan memahami bahwa kehidupan berkeluarga bukan untuk sesaat, tetapi untuk selamanya. Menurut iman Kristiani “ Yang telah dipersatukan Allah,tidak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali oleh kematian”.

c. KERJA SAMA. Pasangan-pasangan pada tahap ini menyadari bahwa cinta lah yang terutama. Bukan melihat luar tetapi melihat ke dalam pada diri masing-masing pihak dan memilkul tanggung jawab atas masalah-masalah pribadi mereka. Bagai mana cara mereka memecahkan masalah secara bersama-sama akan kelihatan jelas pada saat waktu masih berpacaran. Hal ini sering dibutakan oleh perasaan yang sering dianggap sebagai perasaan cinta, namun sebenarnya itu adalah perasaan nafsu dan kepentingan.

d. KEBERSAMAAN
. Inilah tahap dimana ada rasa saling menyatu dan saling memiliki sehingga mendatangkan rasa aman. Orang-orang yang saling mencintai akan berfikir dan berhitung, berapa lama mereka berpisah…. Bukan berapa lama mereka bersama. Semakin dalam saya mencintai istri /kekasih hati saya, semakin banyak waktu yang ingin saya habiskan bersamanya”. Bila kita sedang jatuh cinta kepada seseorang, kita tidak akan menghitung menit-menit yang kita lalui bersama orang tersebut, namun sebaliknya menghitung menit-menit ketika kita tidak bersamanya.

e. KREATIVITAS BERSAMA. Pada tahap ini irama keintiman tiba pada pengembangannya. Masing-masing pasangan berkreativitas bersama-sama mengembangkan suatu jaringan hubungan yang bermakna untuk mendukung pernikahan dan memperdalam kebahagiaannya.

Membuat Cinta Bertahan Seumur Hidup Cinta yang abadi tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dipelajari, dipratekkan dan diasah. Pernikahan yang sukses adalah hasil dari dua orang yang bekerja sama dan trampil untuk mengembangkan cinta mereka. Perbuatan, perlakuan dengan pasangan kita, merupakan luapan hati yang paling dalam, dan perasaan cinta kasih yang tulus. Perasaan itu tidak akan dapat dibendung oleh apa dan siapapun di dalam kehidupan ini. Ia akan selalu mengalir, dan jika dibendung, sebentar akan terhenti, namun suatu saat ia akan mengalir kembali dan mungkin dengan debid dan volume yang jauh lebih besar. Jika tidak demikian, maka perlu kita pertimbangkan apakah perasaan yang kita miliki itu rasa cinta yang tulus atau hanya pelarian dan nafsu duniawi belaka yang penuh dengan kepentingan kotor dan mengerikan.

Berikut ini ada beberapa petunjuk untuk mengembangkan pernikahan:
Dalam mempertahankan dan membangun hubungan yang harmonis, sehingga ikatan cinta kasih dapat bertahan dengan baik perlu diperhatikan :
a. Memelihara Gairah
Beberapa strategi untuk memelihara gairah :
1. Lakukan sentuhan yang bermakna dengan penuh rasa kasih sayang.
2. Rencanakan pengalaman-pengalaman yang saling membahagiakan .
3. Berikan pujian kepada pasangan kita dan hindari ejekan dan saling melemahkan.

b. Memelihara Keintiman
Beberapa hal yang harus diingat untuk memelihara keintiman.
1. Luangkan waktu bersama, bercerita, saling berbagi perasaan, saling menegtahui permasalahan, sehingga timbul pemahaman dan saling mengerti. Jika anda terpisah oleh jarak akibat pekerjaan, lakukan komunikasi yang efektif setiap hari, saling mengingatkan akan kesehatan, waktu makan, waktu tidur dan sebagainya. Hal itu akan membantu kita untuk selalu merasa bersama dan dekat dalam menjalani hidup.
2. Dengarkan dengan telinga ke tiga, artinya perlu ada klarifikasi informasi yang kurang jelas. Jangan kita langsung percaya, apalagi ambil kesimpulan sebelum fakta dan data yang kita miliki tentang kasus tersebut jelas dan real.
3. Praktekkan penerimaan tanpa syarat, ketika kita sudah memilih, maka kita harus menerima dia apa adanya , dan mari kita berusaha saling mengingatkan agar kondisi ideal menurut kita tercapai.


c. Memelihara Komitmen

Untuk memelihara unsur komitmen yang penting dalam pernikahan, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai referensi, yaitu :
1. Hargailah tingginya nilai komitmen
2. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan pasangan anda
3. Jadikan komitmen sebagai bagian dari keberadaan anda

Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik dibangun atas dasar "siapa kita" baru kemudian "apa yang kita lakukan". Untuk menikmati komunikasi yang baik dalam pernikahan, ada tiga sifat pribadi yang harus dimiliki, yaitu kehangatan, ketulusan dan empaty.

a. KEHANGATAN. Pasangan datang kepada kita dengan sekumpulan kelemahan dan kekurangan yang tidak dapat diterima, beberapa di antaranya sudah diketahui dan masih banyak yang belum ketahuan. Abaikanlah kekurang tersebut demi keindahan yang ada di balik itu. Kunci kehangatan adalah penerimaan. Daripada hanya menilai dan menuntut, lebih baik kita menerima perasaan dan tindakan orang yang kita cintai. Kehangatan memperkuat rasa percaya diri dan menahan dia agar tidak mengubah kepribadiannya dan berpikir seperti yang kita inginkan.

b. KETULUSAN. Ketulusan diekspresikan bukan dengan kata-kata, tetapi dalam nada suara danperilaku non verbal, mata dan sikap tubuh kita. Seseorang dapat menghujani pasangan dengan cinta tetapi bila tidak ada ketulusan cinta itu akan hampa.

c. EMPATI. Contoh ilustrasi, "Cara terbaik untuk mencegah agar kita tidak menginjak kaki pasangan kita adalah dengan meletakkan diri kita di dalam sepatunya" ilustrasi ini menggambarkan bahwa, Empati adalah melihat dunia dari pandangan pasangan kita.

Perusak Pernikahan

Jika hendak menumbuhkan kebahagiaan dengan pasangan kita, kita perlu menghindari racun dalam pernikahan sebagai berikut :

a. Mengasihi diri sendiri
b. Mempersalahkan orang lain. Ketidakbahagiaan dapat disebabkan oleh kebiasaan yang cenderung selalu menyalahkan pasangan (salah satu pasangan menjadi kambing hitam). Perlu diingat bahwa ketidakbahagiaan tidak pernah disebabkan oleh satu orang, artinya bukan mencari "siapa yang salah" tetapi "apa yang salah".
c. Dendam. Bila kita terus memikirkan kekecewaan, sakit hati dan kemarahan, kemudian mengingat-ingat perlakuan yang tidak adil terhadap diri kita, akan menambah emosi dan menghancurkan semangat untuk menumbuhkan kebahagiaan.

Apa yang Perlu Diketahui Setiap Suami Mengenai Istrinya

Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan adalah untuk dicintai, dimengerti dan dihargai.

a. DICINTAI
. Apa yang dapat dilakukan seorang suami untuk menunjukkan cintanya kepada istrinya ? Pikirkan ungkapan "Aku Mencintaimu". Bagi beberapa pria merasa tidak perlu untuk mengucapkan kata tersebut, tetapi bagi seorang istri butuh (ingin mendengar) ungkapan tersebut dari suaminya.

b. DIMENGERTI. Bagi wanita dimengerti berarti menerima perasaan-perasaannya, misalnya mendengarkan, memahami dan merepleksikan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh pasangan.

c. DIHARGAI. Menghargai istri berarti menghargai dan mendukung keputusan-keputusan dalam memenuhi impiannya. Untuk memulainya, jangan berusaha untuk mengubah atau memanipulasinya. Tetapi hormati kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai serta haknya. Akibat sikap menghargai ini, seorang istri akan lebih bersikap santai dan terbuka.

Apa yang Harus Diketahui Istri Mengenai Suaminya

Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan adalah dikagumi, memiliki otonomi dan menikmati kegiatan bersama.

a. DIKAGUMI. Suami mengukur harga dirinya melalui apa yang sudah dicapai, besar atau kecil hasil yang dicapai membutuhkan pengakuan dari istrinya. Pengaguman adalah bahan bakar yang dibutuhkan pria untuk lebih maju karena memberikan kekuatan. Tetapi perlu diingat, jangan pernah berpura-pura mengagumi dengan kata-kata pujian. Sebaiknya agar pengaguman istri benar-benar memiliki nilai, pujian itu harus tulus tercermin dalam perasaan yang sesungguhnya.

b. PERLU OTONOMI
. Sebagian kebutuhan otonomi adalah memberi ruang untuk suami (kebutuhan untuk menyendiri). Ada istri mengeluh karena suami mereka tidak segera menceritakan hal-hal yang dialami suaminya apabila sampai di rumah sepulang dari kantor. Tanpa menyadari suami ingin membaca koran atau menyiram tanaman atau apapun yang dilakukan lebih dahulu untuk menyegarkan pikiran mereka sebelum memulai bercakap-cakap.

c. KEGIATAN BERSAMA. Seorang pria membangun keintiman dengan cara yang berbeda. Ia membina hubungan dengan melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Misalnya bekerja di kebun, melakukan pekerjaan rumah, pergi nonton bersama istrinya. Suami menjadikan istri sebagai teman. Hal ini sangat baik apabila istri ikut dalam kegiatan bersama tersebut.

Kesalahan yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri

a. MENGKRITIK
. Mengeluh itu baik, mengungkapkan keluhan jauh lebih daripada mendendam di dalam hati. Sepintas tampaknya tidak ada perbedaan antara mengeluh dan mengkritik. Tetapi perbedaannya sangat besar. Artinya, mengkritik lebih merupakan tindakan yang menyerang kepribadian seseorang, misalnya menyalahkan dan membuat sebuah serangan pribadi atau tuduhan. Sementara mengeluh adalah suatu komentar mengenai sesuatu yang tidak diinginkan. Menerima sebuah kritikan jauh lebih buruk daripada menerima suatu keluhan.

b. MENGHINA. Penghinaan adalah racun bagi hubungan. Ketika penghinaan muncul, perasaan positif terhadap pasangan akan lenyap.

c. MEMBELA DIRI
. Pembelaan diri dengan cara yang tidak benar adalah hal kurang baik. Apalagi sampai mencari alas an yang tidak masik akal dan menyalahkan orang lain, itu sesuatu yang kurang baik. Bersikaplah ksatria, mengakui kesalahan dan mintalah maaf atas kekurangan kita. Hal itu lebih terhormat dan bermartabat.

d. MEMBISU. Membisu seringkali dianggap sebagai usaha agar tidak membuat persoalan semakin buruk. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa membisu adalah tindakan yang sangat berpengaruh. Tindakan tersebut menyatakan suatu penghinaan, sikap dingin dan keangkuhan yang bisa membuat pernikahan menjadi rapuh. Kejanggalan akan terjadi jika omunikasi tidak ada.

BERTENGKAR DENGAN BAIK

Tidak adanya konflik (konflik yang wajar) dalam rumah tangga bukanlah tanda yang baik bagi pernikahan. Pasangan yang menolak menerima konflik sebagai bagian dari pernikahan akan kehilangan kesempatan untuk secara kreatif menantang dan ditantang. Jadi konflik adalah wajar dan tidak lagi selalu menggambarkan suatu krisis, melainkan sebuah kesempatan untuk berkembang. Karena konflik merupakan saringan dari perasaan cinta kasih, dengan konflik yang benar kita akan masing-masing intropeksi diri dan menuju kea rah yang lebih baik dan sempurna. Konflik yang benar adalah proses pemurnian rasa cinta kasih yang ada dalam hati kita. Hindari orang ke tiga atau ke empat dalam konflik keluarga kita, jangan samapai keluar pintu rumah itu persoalan, karena akan berakibat fatal terhadap keutuhan cinta anda.

Bagaimana Cara Bertengkar/konflik Dengan Baik ?

a. Jangan lari dari pertengkaran/ konflik.

b. Pilihlah pertengkaran dengan hati-hati. Apabila hendak marah karena dalam melaksanakan pekerjaan rumah si pasangan tidak sesuai dengan keinginan kita, atau ia lupa menyambut kita pulanhg kerja, atau ia lupa akan ulang tahun kita, dll.maka pikirkan terlebih dahulu apakah marah itu perlu dilakukan atau tidak.

c. Terangkan masalah dengan jelas. Ketika merasa suasana memanas, mintalah pasangan supaya menjelaskan penyebab pertengkaran tersebut sehingga masing-masing dapat memahami masalahnya. Dan kita usahakan komunikasi dengan baik, ada yang bicara dan ada yng mendengar, sehingga permasalahan semakin jelas dan dapat difahami dengan baik.

d. Nyatakan perasaan kita secara langsung. Memberikan tanggapan kepada apa yang dilakukan pasangan jauh lebih baik daripada tidak memberikan tanggapan untuk membela diri terhadap hal yang tidak membawa kemajuan.

e. Nilai Intensitas perasaan-perasaan kita. Hal tidak seiman akan menimbulkan masalah, karena apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin kelihatan tidak penting bagi pasangan.

f. Berhenti Menghina.

Memelihara Jiwa Pernikahan

Kebutuhan dalam pernikahan bukanlah sekedar kegembiraan, daya tarik dan kegiatan yang lebih banyak, tetapi jauh dari semua itu pernikahan membutuhkan kehidupan rohani. Setidaknya disiplin kehidupan rohani akan membawa teman hidup berjalan dari kehidupan biasa saja menuju ke kedalaman ibadah, pelayanan dan doa.

a. IBADAH. Ibadah memiliki cara tertentu untuk mengubah suatu hubungan. Ibadah bersama akan menjadi suatu sarana untuk memelihara jiwa pernikahan. Pasangan suami istri yang sering melakukan ibadah bersama sepanjang hidup akhirnya akan memperbesar kemampuan untuk saling mencintai.

b. PELAYANAN. Dengan berbuat baik kepada orang lain secara bersama-sama, akan membantu menumbuhkan perasaan saling memiliki dan mensyukuri kebahagiaan yang telah dinikmati secara bersama-sama.

c. DOA. Hal penting dalam berdoa adalah "mengucap syukur". Setiap usaha yang kita buat untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa bersama akan memelihara hubungan dan jiwa pernikahan.

Sumber: Dikutip dari Majalah Ambara Kanya Sena Edisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar