Selasa, 15 Juni 2010

Komunikasi

Dua Kisah Kasih yang Kurang Komunikasi.
Jamirdong adalah seorang anak muda yang lahir di daerah pedalaman Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Dia terlahir dari keluarga sederhana yang setiap harinya sebagai petani. Sebagai anak seorang petani ia hidup seadanya dan memahami bagai mana kehidupan orang tuanya. Pada saat berusia 6 tahun dan Jamirdong duduk di kelas 2 SD, keluarga mereka pindah ke Pematang Siantar karena adanya perselisihan keluarga di kampung tersebut. Ayah Jamirdong selalu berprinsip jangan sampai bertengkar karena mencari kehidupan dan harta, lebih baik mengalah asal damai. Pola ini yang dialami dan diterima Jamirdong sejak ia kecil, maklum ayahnya mendidiknya tegas. Ketika itu Jamirdong terpaksa harus tinggal di desa itu dan keluarganya pindah ke Pematang Siantar. Belajar lah Jamirdong kecil di desa itu, tanpa dampingan ayah dan ibunya, ia tinggal bersama Oppungnya. Dia belajar dengan pasilitas seadanya, bahkan ke sekolah masih belum memakai sepatu seperti sekarang ini. Wajar saja, dimana masa itu kehidupan keluarganya sangat memprihatinkan. Jamirdong selalu belajar, sambil menggembalakan kerbai milik oppungnya. Setelah 6 bulan kemudian Jamirdong juga dipindahkan orang tuanya ke Pematang Siantar, dan ia sekolah di sana. Kondisinya jauh berbeda, setiap hari, ia menjadi olokan temannya karena ia krang faham bahasa Indonesia, maklum di desanya ia hanya mendengar bahasa Simalungun saja.
Jamirdong dapat menyesuaikan diri disekolah itu dengan kurun waktu 3- 4 bulan, hal ini terbukti setelah kelas 4 ia jadi top di sekolah itu. Ia juara kelas di sana, tidak hanya itu, ia pernah mendapat penghargaan dari Departemen Pendidikan saat itu karena juara dalam Cerdas Cermat tingkat SD. Namun pun demikian, Jamirdong dibesarkan dari lingkungan keluarga yang sederhan, selain sekolah ia juga dituntut mampu membantu orang tuanya. Pagi-pagi benar, mereka harus bangun dan menghantar ibunya ke pasar untuk berjualan hasil pertanian mereka. Siang hingga sore ia juga membantu ibunya mengumbul hasil pertanian mereka intuk dijual ke esokan harinya ke pasar. Demikian lah setia harinya, dan Tuhan adil dalam hal ini. Dalam waktu yang begit padat, Tuhan berkati Jamirdong bisa berprestasi walau pun waktu belajarnya terganggu karena himpitan ekonomi. Beberapa tahun kemudian Jamirdong masuk ke SMA swasta di kota itu. Jamirdong memang punya rejeki bagus, semester 2 Jamirdong dapat beasiswa dari sekolah itu, dan uang sekolah gratis. Jamirdong masuk ke jurusa IPA, dia pula aktif di organisasi di sekolah itu, sebab kelas 3 ia menjadi ketua OSIS di sekolah itu. Disanalah ia mengenal cinta, ia mencintai seorang siswi kelas satu yang menjadi teman adiknya sendiri yaitu Ramian.Namun karena Jamirdong dibesarkan oleh keluarga yang sederhana dan anak seorang petani desa, ia selalu teringat akan nasehat ayahnya yang menyatakan"parlobei idilat bibir ase marsahap" artinya harus hati-hati dalam berucap. Setiap hari Jamirdong hanya berani memandangi Ramian pujaan hatinya itu tanpa berani bicara. Waktu terus berlalu, hingga Jamirdong tamat sekolah itu, Jamirdong tidak ada ucapkan apa kata yang menyatakan ia mencintai Ramian. Demikian juga Ramian, secara langsung mereka tak berani bicara pasal itu. Namun sebenarnya mereka saling menyukai, hal itu terungkap setelah mereka berpisah karena studi. Jamirdong melanjutkan studinya di kota lain, dan Ramian tetap sekolah di sana. Setelah 2 tahun kemudian Ramian juga selesai kuliah, ia testing untuk masuk PTN, namun sebelum pengumuman juga Ramian sudah pergi jauh dari kota tempat mereka bertemu. Kondisi mereka terpisah oleh jarak yanh sangat jauh sekali. Mereka komunikasi dengan surat, namun hanya berlangsung hanya sekitar 1 tahun. Setelah itu Jamirdong tidak pernah lagi terima surat balasan dari Ramian, walau pun tiap tahunnya Jamirdong selalu kirimi kart Natal kepada Ramian. Komunikasi terputus, namun Jamirdong selalu menunggu Ramian kembali, hal itu terbukti dari photo Ramian yang selalu ada pada meja belajar Jamirdong. Jamirdong terkejut ketika ia tahu bahwa Ramian sudah berkeluarga dengan kondisi yang terpakse dengan pilihan keluarganya. Sebenarnya Ramian juga menunggu Jamirdong menyusulnya ke sana, dan Jamirdong juga punya pikiran Ramian akan kembali ke kota mereka, oleh sebab itu setiap tgl 31 desember dan 2 Januari, Jamirdong melintasi depan rumah Ramian dengan harapan mereka bisa ketemu. Namun usaha Jamirdong tidak penah berhasil, dan hal ini dilakukannya setiap tahun hingga pada suatu saat ia tahu, Ramian sudah menikah dengan orang lain.Pada saat itu Jamirdong kecewa sekali, dan setelah itu Jamirdong opname akibat terserang tipus. Ia seperti tidak punya harapan, dan ia lemah dan sakit. Setelah itu Jamirdong juga berupaya melupakan Ramian, namun usahanya selalu gagal. Dalam situasi pemulihan, Jamirdong bertemu dengan seorang perawat rumah sakit yang mirip dengan Ramian. Jamirdong semangat dengan hadirnya perawat itu, lalu ia tanya siapa namanya dan ternyata ia beri tahu dengan malu-malu, namaku Toho bang,,, katanya. Dalam situasi demikian, Jamirdong semakin sering komunikasi dengan Toho. Setelah beberapa lama, Jamirdong berpacaran dengan Toho. Dan singkat cerita mereka menikah. Menikah lah Jamirdong dengan latar belakang anak petani sederhana, dengan Toho yang keluarganya kalangan menengah, maklumlah orang tua Toho adalah anak dari Dokter di daerah itu. Setelah berkeluarga, Jamirdong juga tetap masing mengenang dan mengingat Ramian, ia selalu terbayang kalau Toho itu adalah Ramian. Toho juga kurang kooperatif dan kurang komunikasi kepada Jamirdong. Pada suatu hari mereka tengkar karena taman di depan rumah mereka. Toho selain seorang perawat sangat senang melihat bunga matahari, dan Jamirdong sebagai seorang anak petani ingin menanami taman mereka dengan sayur kangkung. Dari pembicaraan yang tidak resmi, mereka saling mengetahui maksud itu. Pada suatu hari Jamirdong ingin menanam bunga matahari, agar nanti Toho merasa senang kalau nanti sudah tumbuh dan berbunga. Jamirdong menanamnya di taman itu tanpa memberi tahu pada Toho, tujuannya agar ada kejutan buat istrinya. Demikian juga Toho, biar nanti Jamirdong merasa senang, ia beli bibit sayur kangkung dan menanam dilahan yang sama,dengan tanpa memberi tahu Jamirdong, ia juga mau buat suatu kejutan. Setelah 1 minggu mulai tumbuh kecambah, lalu Jamirdong mulai mencabuti kecambah kangkung, karena ia ingat tdk ada tanam di lokasi itu. Dengan waktu yang berbeda, Toho juga mencabuti kecambah bunga matahari, karena ia juga tdk ada tanam, tanaman jenis itu di taman nya itu. Demikian satu bulan, tanaman mereka tdk ada yang muncul, hingga pada suatu saat mereka membongkar lokasi mereka menanam, dan saling ketemu barulah ketahuan masalahnya, bahwa tanaman itu tidak akan pernah tumbuh lagi karena sudah mereka bunuh dengan mencabut dan menganggap itu gulma. Terjadi persoalan besar pada keluarga mereka, ditambah lagi keluarga Toho yang selalu ikut campur terlalu jauh.
Dari kisah kasih di atas, persoalannya hanya putusnya komunikasi,oleh sebab itu jalinlah komunikasi yang baik dengan orang-orang yang anda kasihi. Jangan ambil kesimpulan tanpa komunikasi dan fakta yang jelas, sebab itu akan merugikan kita seumur hidup kita. Cerita di atas adalah fiktif, tdk ada maksud untuk menyinggung pihak manapun, dan kalau ada yang mirip atau sama, hanya faktor kebetulan dan penulis mohon maaf. oleh Sy.Sarmulia Sinaga,ST,MT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar