Minggu, 27 Juni 2010

MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF ANTARA MENANTU DENGAN MERTUA

MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF
ANTARA MENANTU DENGAN MERTUA

Oleh : Sy.Sarmulia Sinaga,ST.MT.
I. Pendahuluan
Pada saat dua hati wanita mengasihi pria yang sama berada di tempat yang sama, dan mungkin juga dalam waktu yang sama hasilnya tidaklah selalu baik. Hal ini yang mungkin terjadi pada seorang Ibu ketika anak laki-laki yang ia kasihi menempuh bahtera keluarga. Seorang ibu bisa bermasalah ketika melepas anak laki-lakinya. Dua hati yang saling merasa paling ber hak atas cinta dan kasih sayang dari seorang lelaki yang sama, walau pun motifnya berbeda, namun wujud dari keduanya sering menjadi sama yaitu menyita waktu, perhatian dan pelayanan. Sang istri merasa bahwa ia berhak atas perhatian suaminya dan dia harus diutamakan dalam apapun, sementara sang mertua merasa harus dituruti sebab ia yang membesarkan dan melahirkan sang anak, jadi ia merasa dirinya paling ber hak. Menantu perempuan harus berjuang untuk bisa menyatu dengan keluarga suaminya, demikian juga halnya sang mertua, ia juga harus berusaha dapat menerima sang pendatang yaitu menantu masuk keluarganya dan apat berbagi dengannya. Saling pengertian dan kesepakatan yang bijaksana diperlukan untuk membantu ibu mertua dan menantu perempuan untuk melebur menjadi satu dalam hubungan yang sehat.
II. Permasalahan
Dua hati yang saling merasa paling ber hak atas cinta dan kasih sayang dari seorang lelaki yang sama, walau pun motifnya berbeda, namun wujud dari keduanya sering menjadi sama yaitu menyita waktu, perhatian dan pelayanan. Sang istri merasa bahwa ia berhak atas perhatian suaminya dan dia harus diutamakan dalam apapun, sementara sang mertua merasa harus dituruti sebab ia yang membesarkan dan melahirkan sang anak, jadi ia merasa dirinya paling ber hak. Dari kedua sisi yang bisa dianggap benar ini, tak jarang keluarga menjadi retak, bahkan ada yang sampai berpisah karena campur tangan orang tua yang berlebihan. Tak jarang juga seorang anak melupakan orang tuanya akibat pengaruh buruk dari istrinya yang memonopoli kehidupan suaminya. Lalu bagai manakah solusi yang dapat dilakukan sehingga keduanya tidak terjadi? Dalam pembahasan ini, kita akan dasarkan pada pemahaman konsep Kristiani untuk memecahkan nya.
III. Pembahasan dan Solusi
Sebelum kita terlalu jauh membahasnya, maka kita terlebih dahulu membahas dasar pembentukan pada keluarga Kristen yang ditulis oleh Alkitab antara lain:
1. Kejadian 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2. Matius 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
3. Markus 10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
4. Efesus 5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5. Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
6. Ulangan 5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Dalam hal ini ada dua sisi yang harus saling memahami posisi masing-masin secara luas, dan harus dapat menerima satu sama lain. Berikut adalah sepuluh saran bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan ibu mertua atau menantu perempuan :

1. Pilihlah untuk bertindak dengan kasih.
Jangan biarkan perasaan kita menuntun dan berkuasa atas tindakan kita. Sebaliknya,
ikutilah tuntunan Tuhan. Apa pun yang kita rasakan, putuskan untuk memperlakukan ibu mertua dan menantu perempuan kita dengan kasih. Percayalah, sekali kita bertindak berdasarkan kasih, Tuhan akan memberikan penghargaan kepada kita dan mengubah hati kita perlahan-lahan. Sebab menurut ajaran kasih, kita dituntut dapat mengasihi siapapun yang ada disekitar kita. Ingat Kristus telah mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita hanya karena kasihNya.

2. Saling bersabarlah satu dengan yang lain.
Jangan mengharapkan hubungan kita bisa langsung dekat. Sebab kita butuh waktu untuk saling mengerti, menyamakan persepsi, karena ada perpaduan dua karakter keluarga yang berbeda.Berikan waktu untuk hubungan tersebut bertumbuh kea rah yang lebih baik. Dalam hal ini perlu masing-asing membuka diri dan saling memahami posisi masing-masing, saling memahami karakter dan masing-masing mau menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam ini dituntut kedewasaan iman dari masing-masingkedua belah pihak dan kesabaran yang tinggi. Pakai konsep HELM yaitu : Hilangkan Emosi Lemahkan Marah

3. Doakan ibu mertua Anda.
Cobalah untuk menerapkan saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan ibu mertua: kasihilah suami Anda, bersedialah untuk belajar, jadilah diri sendiri dan santai, kasihilah ibu mertua Anda dan katakan hal tersebut kepada beliau, bersabarlah terhadap ibu suami Anda ini ketika beliau mencoba untuk melepaskan anak laki-lakinya, berdoalah untuk ibu mertua Anda (Tuhan dapat mengubah beliau meskipun tidak seorang pun dapat melakukannya), jangan mengeluh kepada orang lain tentang suami Anda, teruslah jalin hubungan yang dekat dengan keluarga Anda sendiri (Anda membutuhkan dukungan mereka), jalinlah hubungan pribadi dengan Kristus, berikan perhatian kepada pernikahan Anda sendiri, jangan bandingkan ibu mertua Anda dengan ibu Anda sendiri (hormatilah keduanya dan perbedaan-perbedaan mereka), katakan kepada ibu mertua Anda betapa Anda sangat mengasihi anaknya dan beliau udah membesarkannya dengan sangat baik, rencanakan liburan jauh-jauh hari, berikan waktu supaya hubungan Anda dengan ibu mertua semakin dekat, dan milikilah terus selera humor.

4. Doakanlah menantu perempuan Anda
Cobalah untuk menerapkan saran-saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan menantu perempuan Anda: bersikaplah positif dan mendukung, doakan pernikahan anak Anda dan menantu perempuan Anda, hormatilah cara-cara yang berbeda yang dilakukan oleh menantu perempuan Anda, biarkan anak Anda dan istrinya memiliki kehidupan sendiri, jangan ikut campur, kirimkan kartu dan beritahukan hari-hari penting, pekalah kapan Anda bisa berbagi pikiran dan kapan harus diam, berikan nasihat hanya bila diminta, jangan terlalu banyak berharap bisa sering bertemu menantu perempuan Anda, berikan waktu dan ruang baginya, berikan kata-kata yang menguatkan setiap kali ada kesempatan (pujilah kemampuannya, selera, dan sifatnya), jadilah contoh orang Kristen yang selalu bertindak dengan kasih kepadanya, sering-seringlah memuji (perhatikan kritik yang bisa meracuni hubungan Anda), jangan bandingkan menantu perempuan Anda dengan anak perempuan Anda, dan milikilah selera humor

5. Bila Anda adalah ibu mertua, mulailah dengan melepaskan.
Sadarilah, bahwa secara alkitabiah, tanggung jawab ibu mertualah yang harus bertindak terlebih dahulu dengan melepaskan anaknya dan dengan penuh kasih melepaskan dia untuk membangun sendiri kehidupan pernikahan dan rutinitasnya. Ketahuilah, bahwa dengan melakukan hal tersebut, Anda akan membuka jalan untuk menjalin hubungan baru yang sehat dengannya dan istrinya.

6. Bila Anda adalah menantu perempuan, pilihlah untuk menghormati
Ingatlah bahwa perintah Allah untuk menghormati orang tua Anda juga harus diterapkan kepada mertua Anda. Tunjukkan hormat Anda kepada ibu mertua Anda

7. Hormatilah kekuatan kata-kata
Berhati-hatilah terhadap kekuatan besar dari kata-kata yang bisa semakin mendekatkan orang atau malah justru menghancurkannya. Kendalikan diri Anda sendiri dari keinginan untuk mengkritik menantu perempuan Anda. Pujilah dia kapan pun Anda bisa melakukannya. Berikan nasihat hanya bila diminta dan ketika Anda diminta memberi nasihat, berikan secara singkat dan baik. Bila Anda tidak diminta untuk memberi nasihat tentang sesuatu yang Anda perhatikan, berdoalah agar Tuhan memberikan informasi dan
inspirasi dari sumber lain. Berhati-hatilah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan. Sebelum memutuskan untuk berbicara, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah yang akan saya katakan ini benar? Apakah baik? Apakah perlu?"

8. Selesaikan konflik
Jangan biarkan masalah di antara menantu dan mertua tidak terselesaikan. Bila salah satu dari Anda melukai yang lainnya (seperti yang seringkali terjadi tanpa disengaja), segera
selesaikan dengan cepat dan damai. Bersikaplah rendah hati dan mau mengakui keterlibatan Anda dalam konflik tersebut. Ampunilah satu dengan yang lain sebagai dasar utama, bergantunglah pada pertolongan Tuhan supaya Anda dapat melakukannya. Gunakan humor untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa aneh dan memalukan.
Bila ibu mertua atau menantu perempuan Anda punya kebiasaan yang merusak dan menolak untuk berubah, tetaplah ramah tetapi jagalah jarak. Jangan mendebat, namun doakan dia dan cobalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan ketika bersama-sama.

9. Tetapkan batasan-batasan
Tentukan dengan jelas apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam hubungan Anda. Contoh, ibu mertua tidak bisa dititipi anak tanpa memberitahu sebelumnya, jadi teleponlah terlebih dahulu. Menantu perempuan setuju untuk tidak menganggap bahwa ibu mertuanya tidak bisa terlalu sering mengasuh cucunya,kecuali hanya pada saat tertentu yang bisa diatur. Kedua mertua dan menantu ini bisa mencegah kekakuan jadwal tertentu untuk kunjungan saat liburan, dan berikan kebebasan pada masing-masing pihak untuk melakukan rencana apa saja yang tepat bagi mereka.

10. Jembatani celah di antara Anda
Daripada saling menghakimi karena perbedaan-perbedaan yang ada, bersikaplah rendah hati dan akuilah bahwa Anda punya banyak hal yang bisa diajarkan satu dengan yang lain mengenai perbedaan-perbedaan dalam generasi, budaya dan sosial serta kelompok ekonomi. Cobalah untuk saling belajar kapan pun Anda bisa melakukannya. Mintalah pada Tuhan untuk menolong Anda supaya bisa saling menerima. Tunjukkan sikap yang saling menghargai dan tulus

11. Jangan pernah saling membandingkan di antara Anda
Yang menjadi permasalahan sering terjadi ke duanya saling membandingkan tingkat pelayanan. Sang menantu sering membandingkan dengan ibunya, atau orang lai yang ada disekitar tempat tinggal mereka, dan sebaliknya sang mertua sering membandingkan menantunya dengan anak perempuannya, dan bahkan dengan orang lain di sekitar tempat tinggal mereka. Seharusnya kita sadar bahwa tidak ada dua manusia atau lebih yang sama di dunia ini. Pasti ada selalu perbedaan, tinggal apakah kita dapat menanggap perbedaan tersbut sebagai kekayaan karya Tuhan. Kita memang dapat menjadikan orang lain sebagai bahan referensi bagi kehidupa kita, tapi tidak justru membandingkan nya, terutama tentang keburukan .

12. Berlomba saling melayani di antara Anda
Kisah kasih yang baik dan kekal, biasanya akan muncul dari sifat yang rela dan mau melayani. Orang yang mau melayani, tidak akan pernah sombong, sebab pelayanan yang kita lakukan sebenarnya bersumber dari Dia. Kita yang melakukan adalah sebagai media saja, sehingga kita harus berbahagia karena Tuhan masih mau menggunakan kita sebagai media berkatnya untuk sekitar kita dengan wujud pelayanan.

IV. Kesimpulan
1. Keluarga baru harus dibangun atas dasar kasih, dan hal itu harus disadari oleh kedua keluaraga induk.Kedua keluarga induk harus dapat membimbing keluarga baru dalam wujud kasih.
2. Jangan ada yang menganggap dirinya paling dalam keluarga, seharusnya saling melayani. Saling memberi dan menerima dan memahami setiap orang akan berbeda.
3. Berbahagialah kita jika kita masih dapat melayani orang lain, karena kita masih dipercayakan Allah menjadi mediaNya kepada orang lain. Hidup untuk melayani… bukan untuk dilayani…….semoga…….(S4MT)

V. Daftar Pustaka

1. Annie, "The Mother-in-Law Dance: Can Two Women Love the Same Man and Still Get Along?", Hay House,Inc.Original English Language Publication, 2004

2. Ben Stein, How to Ruin Your Love Live, Hay House,Inc.Original English Language Publication, 2004

3. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 2008



Tidak ada komentar:

Posting Komentar