PEMENANG ATAU PECUNDANG
Seorang pemenang selalu melihat adanya kesempatan dalam setiap tantangan. Seorang pecundang selalu melihat masalah atau tantangan dalam setiap kesempatan.
“You don’t see what you actually see, but you see what you wanna see. If you’re a winner, you always see chances because that’s all you wanna see.”
Kita tidak melihat yang sebenarnya terlihat oleh mata jasmani kita, tetapi kita melihat apa yang ingin kita lihat. Jika kita seorang pemenang, kita akan selalu melihat kesempatan demi kesempatan karena memang itulah yang kita ingin lihat. Sebaliknya, jika kita seorang pecundang, maka yang selalu kita lihat adalah kendala, penghalang, tantangan dan mencari alas an demi pembenaran diri sendiri. Biasanya alas an yang dipilih adalah demi menutupi kelemahan kita sendiri sulit untuk mengakuinya.
Seorang leader pernah berkata, “Kalau Anda ingin maju, jangan pernah punya alasan. Kalau Anda punya segudang alasan Anda tidak akan pernah maju.”
Ada lima D yang perlu kita miliki untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan.
D - Desire (Keinginan)
Apakah Kita punya keinginan untuk mengalami kemajuan? Apakah kita cukup puas dengan keadaan kita selama ini? Alkitab mengajarkan untuk mengucap syukur dalam segala keadaan, tetapi Alkitab juga mengajarkan untuk meminta apa yang kita inginkan dari Tuhan (Yohanes 16:24). Sebelum Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta, Ia bertanya “Apa yang kamu inginkan supaya Aku perbuat bagimu?” Apakah kita punya keinginan?
D - Decision (Keputusan)
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi banyak orang adalah masalah pengambilan keputusan. Sering kita takut akan resiko dari keputusan yang kita ambil.Sesungguhnya, banyak orang yang tidak berani mengambil keputusan karena tidak bersedia memikul tanggung jawab atau akibat yang mungkin timbul akibat keputusan yang diambilnya. Mereka yang maju adalah mereka yang berani mengambil keputusan, mengambil langkah awal dan keluar dari zona kenyamanan. Ketika Petrus menyatakan keinginannya untuk berjalan di atas air kepada Yesus, maka ia harus mengambil keputusan untuk mengayunkan langkah pertamanya di atas air ketika Yesus mengundangnya. Setiap keputusan selalu ada resiko, tetapi keberanian menghadapi resiko tersebut yang membuat seseorang menjadi lebih dewasa.
D - Drive (Dorongan)
Keputusan yang telah kita ambil harus diikuti dengan langkah-langkah realisasi. Jika tidak ada, tidak lebih dari sekedar berjalan di tempat. Apakah kita sudah menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan keputusan kita ? Apakah setiap hari kita melangkah ke arah yang sudah kita putuskan sebelumnya? Apakah setiap kegiatan kita sudah sejalan dengan cita-cita, keinginan, atau mimpi kita? Jika belum, jangan putus asa, kita harus membangun dorongan dalam diri kita, bahwa “hari esok pasti lebih baik dari hari ini”.
D - Determination (Tekad)
Setelah kita melangkah, biasanya akan timbul tantangan. Akan ada arus yang melawan arah perjalanan kita. Saat-saat seperti itu dibutuhkan tekad yang bulat untuk tetap berjalan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang memiliki tekad baja untuk tetap melangkah sekalipun ada badai yang menghadang. Seperti layaknya sedang mengemudi sepeda motor, seketika kita melajukan kendaraan, tantangan pertama adalah gerakan angin yang berlawanan arah enga laju kita, semakin kencang kendaraan kita dipacu, semakin kuat pula terpaan angin yang terjadi. Ibrani 10:36 mengatakan bahwa kita “... memerlukan ketekunan....” Tekad yang kuat akan menolong kita untuk tetap tekun.
D - Discipline (Disiplin)
Selanjutnya, diperlukan disiplin untuk tetap melakukan hal-hal tertentu sekalipun daging kita menolaknya. Sebuah definisi yang bagus tentang disiplin adalah melakukan sesuatu yang perlu pada saat kita tidak ingin melakukannya. Seorang pengusaha terkenal mengatakan bahwa salah satu kunci sukses dalam usahanya adalah disiplin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar