Rabu, 30 Juni 2010

Prestasi seorang Anak yang Terlupakan.

Prestasi seorang Anak yang Terlupakan.
I. Pendahuluan
Simon dan Ruth adalah pasangan keluarga miskin yang hidup di pinggiran sungai di suatu kota besar di Indonesia. Kehidupan mereka tinggal di pinggiran sungai, bukan karena mencari suasana yang artistic, tetapi karena nasib yang berkata lain. Mereka terlahir dari keluarga yang kurang beruntung dalam menikmati roti kemerdekaan di republik ini. Mereka tinggal di pingiran sungai tersebut, karena di sanalah mereka dapat mendirikan gubuk sekedar berlindung dari panas teriknya sinar matahari dan berlindung dari derasnya hujan. Dalam kondisi demikian, seperti layaknya keluarga…. Mereka pun kelahiran seorang anak laki-laki, namun malang bagi Simon. Akibat kekurangan dana dan kurang teraturnya makanan sang istri waktu mengandung, pada saat melahirkan sang istri pun pergi menghadap Khaliknya. Simon sangat terpukul dan sedih sekali, ia menangis dan menjerit tetapi itu tidak bisa menghidupkan Ruth sang istrinya. Karena tidak memiliki dana, maka istrinya pun dikuburkan dengan seadanya, setelah itu ia kembali pulang ke kampung halamannya demi menghilangkan kesedihan hatinya. Namun hal itu tidak banyak membantu, terbukti setelah beberapa lama di kampung kelahirannya, ia terserang penyakit typus akibat tidak teratur makan, dalam perawatan seadanya oleh bidan desa itu, ia juga meninggal dunia. Tinggal lah Siru anak Simon yang berumur 8 bulan bersama dengan abang Simon di kampung itu. Terjadi juga persoalan di keluarga itu, karena Siru sering sakit-sakitan. Pada usia 15 bulan, Siru mereka titipkan di sebuah panti asuhan karena mereka tidak sanggup mengurusnya, maklumlah anak mereka ada 8 orang. Siru tinggal di panti asuhan milik salah satu gereja, dan ia dirawat oleh seorang suster.

II. Usia Balita
Dengan perawatan yang demikian baik oleh suster tersebut, Siru tumbuh dengan baik, dan dia mulai tampak sehat. Pada usia 3 tahun, keluarga almarhum Simon meminta kembali agar hak mengasuh anak itu diberikan kepada mereka, karena mereka belum memiliki anak. Satu tahun pertama Siru merasakan kasih sayang dari pasangan itu layaknya seperti dari ayah dan ibu kandungnya. Siru tumbuh dengan baik, dan setelah berusia 4 tahun, ibu asuh Siru pun mengandung alias hamil, mulailah rasa kasih sayang dari kedua pasangan itu berkurang padanya. Siru dapat merasakan namun ia tidak tahu apa penyebabnya, setiap hari ia menerima bentakan dan pukulan, ia menangis sedih dan merasa dirinya dilupakan oleh kedua orang tua asuhnya itu. Hari berlanjut terus dan ibu asuh Siru pun melahirkan seorang anak laki-laki. Hal inilah yang menyebabkan masalah baru bagi keluarga itu, sang Bapak keberatan akan keberadaan Siru, karena ia tidak mau punya putra sulung yang bukan darah dagingnya. Secara tradisi dan adat di daerah itu, jika anak laki-laki paling besar menjadi pewaris segalanya yang dimiliki oleh keluarga itu. Siru pun diserahkan kembali kepada abang dari almarhum Simon. Disana ia mulai masuk sekolah pada usia 5 tahun. Siru sekolah di sekolah dasar di kampung mereka. Karena sepupunya telah mengetahui keberadaan Siru, maka setiap harinya perlakuan kurang adil pun terjadi. Siru boleh makan, kalau semua yang ada di rumah itu sudah selesai makan. Tak jarang Siru hanya makan nasi dan kuah seadanya. Dalam kondisi yang demikian, prestasi Siru di sekolah tidak tertinggal, bahkan setelah kelas 2 ia menjadi juara kelas di sekolahnya. Setiap hari tugas Siru adalah memasak dan mengangkat air dari sungai untuk kebutuhan keluarga. Siru mengerjakannya dengan baik karena ia tahu, bahwa ia tidak memiliki ayah dan ibu lagi. Dan hal itu dia ketahui sejak usia 4 tahun. Siru tidak kenal wajah Ayah dan Ibunya, namun ia tahu ayahnya dan ibunya telah meninggalkannya untuk selamanya.

III. Sekolah Dasar
Dalam perjalanan hidupnya, Siru harus pindah ke kota akibat pertentangan keluarga yang tiak mau lagi menerima dia di sana. Pada usia 7 tahun, Siru berangkat ke kota. Dia di bawa oleh keluarga Ado yang memiliki 2 orang anak yaitu Piko umur 10 tahun dan Nini berumur 7 tahun . Piko kelas 4 SD dan Nini kelas 2SD. Lalu Ado memasukkan Siru sekolah di SD Negeri dekat tempat tinggal mereka. Siru diterima di kelas 2 waktu itu karena kemampuannya yang baik. Setiap hari Ado memberi tugas buat Siru untuk mencuci dan menyetrika pakaian disamping membantu Noni istri Ado memasak di dapur. Siru merasa dia dapat menerima itu semua, ia dapat belajar,sekolah, dan tentunya ia tidak lupa ke gereja. Siru selalu menjadi terbaik di sekolahnya. Pada saat penyelesaian Ujian akhir SD, Siru memperoleh nilai terbai se Kotamadya. Ado dipanggil oleh Walikota untuk menerima penghargaan Siru dan hal itu bukannya berdampak baik bagi Siru. Noni merasa cemburu karena Siru yang memperoleh penghargaan tersebut, mengapa bukan Piko atau Nini. Akibatnya, Noni menambah tugas buat Siru, untuk mengajari Nini setiap hari, dan PR Nini terlebih dahulu dikerjakan, baru Siru boleh belajar. Hal itu dilakukan Siru dengan baik dan ternyata kadang Noni tidak belajar karena PR nya pasti beres dikerjakan Siru.

IV. Sekolah Menengah Pertama
Penerimaan Siswa Baru untuk SMP Negeri 1 di kota itu pun dilakukan dengan ujian, maklumlah sekolah ini merupakan sekolah pavorit dan sudah berstandart Internasional. Pada seleksi tersebut diikuti oleh Siru dan Noni, namun Noni tidak lulus. Siru kembali memperoleh hasil yang spektakuler, dia memperoleh nilai tertinggi pada seleksi tersebut. Oleh karena itu, Walikota berjanji akan membiayai Siru hingga tammat SMP itu. Kembali kekecewaan timbul dihati keluarga Ado dan Noni. Siru berusaha tetap bertahan, walaupun tugasnya semakin berat di rumahnya. Di samping di sekolah kegiatan padat sekali, terkadang ia pulang sekolah jam 6 sore. Noni sering marah, karena kerjaan di rumah belum beres. Tak jarang Siru harus tidur pagi, karena pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan. Lain lagi PR dari sekolah. Demikianlah SMP dia lalui dandia tetap yang terbaik di sekolahnya. Pada saat ujian akhir SMP, ia juga meperoleh Nilai terbaik se Kota tersebut, sehingga dia diwawancarai oleh masmedia, baik media cetak maupun elektronik. Dalam wawancara itu ada yang sanngat istimewa, karena Siru angkat sebuah kesaksian. Siru berkata: Ketika saya menangis, ketika saya bersedih, ketika saya merasa terlupakan… sambil menyela air matanya yang jatuh ke pipinya….. ketika saya ingat mama…….aku tidak kenal dia….. tapi aku tahu….. aku punya mama yang menyayangi aku…..ketika aku ingat papaku…… walaupun aku tdk kenal mereka…..aku tahu mereka sayang saya. Dalam kondisi itu…. Aku baca alkitabku dan aku lihat di Zefanya 3:17-18 katanya : TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela” . Aku ingat janji Tuhan itu padaku sehingga aku selalu semangat, aku kuat dalam segala hal. Trima kasih mama….. terima kasih papa……. Aku sangat merindukan mu. Meskipun aku sering merasa terlupakan oleh kehidupan disekitarku, aku merasa Engkau ada dalam diriku, Engkau ada dalam hatiku. Engakau Bapaku yang sejati, katanya sambil terisak dan mengakhiri konfrensi persnya.
Terima kasih om Ado, tante Noni, bang Piko dan Nini, kalian juga sangan membantu saya dalam kehidupan saya.
V. Sekolah Menengah Atas.
Sama halnya sewaktu SMP, untuk masuk SMA juga dilakukan tes untuk mencari kelas unggulan, lagi-lagi Siru menjadi yang terbaik. Nini juga diterima disekolah itu. Diam-diam Nini menaruh perasaan kepada Siru, karena kepintarannya. Karena demikian suatu hari, Nini masuk ke kamar Siru untuk menyatakan perasaannya, namun Siru menganggap Nini adalah saudaranya sendiri. Nini marah dan menfitnah Siru . Ia menjerit di kamar Siru layaknya hendak diperkosa oleh Siru. Ia gugup sekali, karana tak pernah terbayangkannya hal itu akan terjadi. Ado datang dan memeluk putrinya, dan dengan emosi memukul dan menampar Siru hingga mulut dan hidung Siru mengeluarkan darah segar. Siru terjatuh ke lantai dan hari itu juga ia diusir dari rumah itu, dan tidak boleh bawa apapun, kecuali pakaian yang melekat di badannya. Lalu Siru pergi dan ia memberanikan diri menemui Kepala Sekolahnya dan menjelaskan duduk persoalannya. Lalu Siru diperbolehkan tinggal di komplek sekolah dengan posisi ia menggantikan pegawai kebersihan sekolah itu. Pada kelas 1 Siru tetap jadi yang terbaik, ia dipromosikan kepala sekolah penerima beasiswa. Siru tdk perlu bayar uang sekolah, bahkan ia dapat uang bulanan dari sekolah tersebut. Guru-guru juga banyak yang menaruh simpati padanya, selain Siru pintar ia juga baik dan rendah hati. Namun karena pengalaman hidupnya yang begitu pahit, ia sering minder dan rendah diri pada teman-temannya yang lain. Disamping ia sering diejek oleh siswa nakal sebagai parasit sekolah.
Setelah kelas III, Siru terpilih jadi Ketua OSIS di sekolah itu, ia pintar, baik tentu disukai oleh teman-temanya. Pada saat inilah Siru mulai mengenal Cinta…. Ia jatuh cinta pada seorang siswi kelas I bernama Imel. Namur rasa minder dan rendah dirinya membuat ia tidak berani menyatakannya Siru sering mengajari Imel, baik pelajaran maupun saat latihan baris-berbaris saat Pramuka maupun PKS sekolah itu. Akibat sering ketemu… Imel juga merasakan hal yang sama. Hal itu berlanjut, ketika ada persami Pramuka dari sekolah itu. Pada saat itu, perkemahan dilakukan di luar komplek sekolah. Pada malam itu, hujan deras pun turun, Imel mengaku sakit, dan dimasukkan ke tenda. Karena takut akan kegelapan, lalu disepakati ia ditemani oleh Tuti dan Siru di tenda itu. Karena sesuatu hal, Tuti pu keluar dari tenda, pada saat itu yang ada hanya Siru dan Imel. Imel dengan manjanya menyatakan bahwa ia pening,,, lalu Siru memijat kening Imel. Imel mencabut bulu kaki Siru pada saat itu sekedar iseng, dan keduanya se akan saling mengerti akan makna pertemuan itu dan menyimpanya dalam hati masing-masing. Jam malam pun tiba, waktunya untuk tidur dan istrahat. Imel memberikan sarung miliknya untuk dipakai oleh Siru, dan dengan senang hati Siru menerimanya. Demikianlah seterusnya, mereka saling melirik, pandang…. Namun tidak bicara dan Siru tidak berani mengungkapkan isi hatinya karena merasa minder dan rendah diri, karena perasaannya dalam hidupnya ia tidak punya apa-apa, ia merasa dirinya adalah orang yang terlupakan dalam segala hal.

VI. Mahasiswa
Setelah tamat SMA, Siru diterima di PTN terkemuka di kota lain yang jaraknya 200 km dari kota mereka bertemu dengan Imel. Imel tetap sekolah di SMA Negeri 1, dan Siru menjadi mahasiswa, dan sebelum berangakat ke kota kampus tersebut, dengan keberanian luar biasa Siru meminta photo Imel, lalu dengan malu-malu Imel memberinya. Setelah itu Siru berangkat ke kota kampus yang akan ditujunya, dengan perasaan bahwa Imel selalu mendampinginya dalam belajarnya. Siru berjanji dalam hati, bahwa ia akan selalu setia pada Imel, dalam hatinya selama hidupnya ia menjadi orang yang tidak diperhatikan, ia selalu dilupakan, namun dalam hal berteman dengan Imel, ia merasa berarti. Ketika berada di tenda camping pramuka itu,hidup Siru merasa berarti dan dicintai. Inilah pertama sekali ia merasakan cinta yang tulus dari orang lain, yang dirasakan nya selama hidupnya hanya kekerasan dan tekanan. Dalam kebersamaan dengan Imel ia bangkit dengan semangat yang baru. Setiap bulannya mereka ketemu di sekolah mereka, Siru melepas rindu ke pada Imel, walaupun hanya saling pandang di sekolah. Tak terasa Imel pun selesai darisekolah itu, namun tak di duga, Imel harus diberangkatkan ke kota yang jauh dari kota mereka bertemu denga Siru. Setelah selesai UMPTN pada saat itu, Imel dan Siru ketemu di kampusya yang kebetulan menjadi tempat Imel ujian. Imel dan Siru bercerita di sana, dan pilhannya sudah ditujukan ke kota sana, dan Imel katakana, lusa ia sudah harus berangkat ke kota tersebut bersama dengan kakak dan abangnya. Siru tercengang dan tidak menyangka akan terjadi demikian. Siru merasa, baru beberapa saat rasanya ia memiliki tautan hati, sumber semangat dan sekaligus tempat curahan hatinya. Sekarang ia merasa bahwa ia harus sendiri lagi, ia merasa tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa ia harapkan. Namun mereka berjanjiakan ketemu kembali kelak, saling berjanji untuk saling kirim surat. Setelah berbicara dan becerita di kampus itu, lalu Imel di antar oleh Siru ke rumah keluarganya di kota itu. Lalu Siru berkenalan dengan ibu Roma di sana. Ibu Roma baik sekali kepada Siru, maklumlah ia tidak memiliki anak, ia seorang pelayan Tuhan. Tanpa terasa sudah satu tahun Imel di kota yang jauh, komunikasi mereka berjalan dengan baik, dan Siru juga hapir setiap sabtu ke rumah ibu Roma. Mereka saling bercerita, maklumlah Siru tidak punya keluarga yang bisa ia kunjungi. Setiap libur pasti Siru ke rumah ibu Roma, dan dia sudah seperti keluarga dari ibu Roma. Ibu Roma juga merasa Siru sudah seperti anaknya sendiri. Pada waktu Natal Siru tinggal di rumah ibu Roma, dan mereka merayakan Natal dan Tahun Baru bersama di sana. Setelah 6 bulan berikutnya, surat Siru tidak pernah dib alas oleh Imel , tapi Siru terus mengirimi Imel surat hingga 6 bulan berikutnya, namun tidak pernah terbalas. Natal selanjutnya Siru ke rumah bu Roma, namun ibu Roma dalam keadaan sakit, dan setelah itu ia diopname. Pada tanggal 23 Desember ibu Roma meninggal dunia, dan Siru kehilangan orang tua yang mengasihinya, ia menangis sebisanya. Siru merasa dirinya ditinggalkan lagi, baru saja ia merasakan ada ibu yang mengisi hatinya dan Siru merasa bahwa ia disayangi oleh ibu Roma. Setelah itu, Siru pulang ke rumah kostnya, dan malam itu ia sedih sekali. Godaan jahat merasuk hatinya, ia ingin mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan dirinya di satu pohon di lokasi kampus. Tetapi rencana itu gagal kerena pada saat ia ingin melakukan itu dihalangi orang gila yang ada dilokasi itu. Pada saat itu, orang gila itu menggigit kakinya hingga berdarah, Siru menjerit sehingga mengundang perhatian SATPAM kampus, lalu Siru dibawa ke posko SATPAM. Setelah di introgasi, Siru dipulangkan ke kamar kostnya. Satu minggu lebih Siru tidak pergi ke kampus, lalu teman –temannya datang ke kamar kostnya. Siru merasa dirinya tidak berarti apa-apa, dia frustasi sekali. Pada semesteritu IP nya jatuh sekali, Siru tidak konsentrasi dalam perkuliahannya.

VII. Penantian Tiada Batas
Setelah kejadian itu, Siru mulai menyadari bahwa selama hidupnya ia menjadi orang yang selalu dilupakan, hidupnya merasa selalu terlupakan. Siru berprinsip, ia akan jadi yang terbaik, namun demikian ia tetap menantikanImel dalam hidupnya. Tetapi dalam perjalanannya ia bertemu dengan teman-teman yang lain, di gereja, dikampus dan di tempat ia bekerja. Banyak wanita yang menggodanya, maklumlah Siru lelaki yang baik dan pintar, selalu senyum dalam setiap bertemu dengan orang lain. Namun ia sedikit pendiam, dan kurang berani mengemukakan pendapat, itu semua karena perasaan rendah diri dan minder akibat kenyataan hidup yang dia alami. Banyak teman lelaki yang kurang senang berteman dengan Siru, karena pandangannya yang selalu takut dancemas dalam suatu keutusan. Siru mereka cap denganperkataan bencong, kurang berani dan tidak jantan. Disamping penampilan dan perekonomian yang serba kekurangan, Siru bergaul dengan apa adanya,sehingga sering menjadi olokan teman-temannya. Apalagi di awal semester, ia sering kewalahan untuk bayar uang kuliah dan sewa kamar kostnya. Untung saja pimpinan tempat ia bekerja mau meminjamkan uang untuknya untuk bayar uang kuliah dan bayar kamar kost, tentunya itu dibayar dengan potong gaji. Satu-satunya ia mengurangi makan dan pengeluaran yang lain agar ia bisa menutupi utangnya tersebut. Di akhir bulan, Siru sering menjadi tamu gelap alias tamu tak diundang pada pesta-pesta di wisma sekitar kampus, dan biasanya mereka beramai-ramai ke sana, layaknya undangan resmi. Dengan situasi yang demikian, penuh dengan tantangan dan kemelut, tak terasa perkuliahan Siru telah selesai, tinggal melakukan penulisan Tugas akhir. Setelah selesai, Siru wisuda 2 tahun kemudian, Siru pergi bekerja ke luar kota lebih dari 1,5 tahun, dengan alas an Siru bertekat ia akan wisuda jika sudah bertemu dengan Imel. Siru bertekat bahwa Imel lah yang akan mendampinginya di wisudanya itu. Namun hal itu buyar semua setelah dari teman Siru mengetahui bahwa Imel sudah menikah di kota yang jauh di sana. Siru memastikan kebenarannya, ternyata dari pihak keluarga Imel juga menyatakan demikian, bahwa ia telah menikah dengan orang lain. Siru stress berat, ia shok dank e esokan harinya ia opname di kota tempat mereka bertemu. Siru diantar tukang beca ke rumah sakit, dan opname dengan jaminan dari seorang perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut. Tiga minggu Siru dirawat di sana oleh Tia sang perawat angjuga merupakan teman Siru di pemuda gereja tempat mereka kuliah dulu. Tia langsung bekerja di rumah sakit itu setelah tamat akademi perawat, maklumlah ayahnya dokter dan sekaligus kepala rumah sakit tersebu, Siru dirawat di ruangan VIP, akibat rekomendasi dari Tia dan ayahnya. Siru merasa berhutang budi, dan setelah sembuh juga, Tia mengajak Siru tinggal dirumahnya, karena Vapiliun mereka di belakang kosong, lalu Siru tinggal di sana. Tia begitu perhatian pada Siru, tiap hari ia dirawat dengan baik, hamper 4 bulan Siru di sana untuk pemulihannya. Maklum penyakitnya sudah parah waktu itu. Dalam penantian itu, Tia menggantikan Imel dimata Siru, ia melihat Tia itu adalah Imel. Seelah sembuh total, Siru minta ijin pada Tia untuk mengurus kuliahnya untuk wisuda, dengan senang hati Tia menawarkan akan mengantarnya dengan mobilnya ke kampus. Siru tak kuasa menolak, ia telah banyak berhutang budi kepada keluarga Tia. Tampaknya juga keluarga Tia senang ke pada Siru. Singkat cerita, Siru menyatakan hatinya kepada Tia, namun ia tidak berani berterus terang. Wisuda pun tiba, Tia mendampingi Siru di acara itu, dan keluarga Tia buat acara syukuran. Setelah itu, Siru diterima jadi Dosen di kampus itu, dan setelah selesai prajabatan, ayah Tia bilang agar mereka menikah saja. Pada saat ini timbul masalah kecil, Siru mengatakan ia tidak memiliki keluarga, ia tidak kenal ayah dan ibunya. Keluarga ayahnya ada, namun tidak pernah komunikasi sudah lebih 10 tahun. Namun keluarga Tia menjadikan adik perempuan ayah Tia menjadi orang tua angkat Siru. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan secara besar-besaran, maklum lah ayah Tia pejabat yang berpengaruh di kota itu. Waktu berjalan terus, namun Siru tetap saja teringat akan Imel, dan sering memanggil Tia juga dengan Imel. Tia kesal sekali, dan ia Tanya siapa itu Imel. Tia mulai merasa dirinya dibohongi oleh Siru, namunSiru terus terang, ia butuh waktu. Waktu berlangsung hingga 5 tahun setelah pernikahan mereka, belum juga dikaruniai anak. Setelah itu mereka dianjurkan oleh ayah Tia periksa, dan dilakuka diagnose dan analisa laboratorium, hasilnya baik, tidak ada masalah. Dalam kuun waktu 5 tahun berikutnya, Tia melahirka 2 oranganak laki-laki, Tia ingin perempuan, namun lahirlah yang ke tiga perempuan. Dalam perjalanannya, Tia mulai merasa bahwa ia sudah punya senjata ampuh untuk bertindak. Terjadi perubahan drastic, ia merasa lebih dari suaminya. Maklum lah mereka memang tinggal se ruamah dengan orang tua Tia. Semua-semua Tia dan keluarganya yang mengatur hingga perjalanan Siru. Siru merasa dirinya di kekang, dan harus lapor jika mau kemana, mau belia apa dan seterusnya. Siru harus selalu bisa antar keluarga kemana pun, tak perduli jam kerja maupun tidak. Jika tidak dilakukan Tia marah dan menngomel dan berkata” Kamu sudah saya angkat dari lumpur ditepi jalan sana”. Mendengar itu Siru sedih, ia ingat akan ayah dan ibunya, ia sering menangis, dan minta ayah dan ibunya untuk menjemputnya. Ia tidak berani menjawab, Siru tdak berani membantah, ia hanya merasa hidupnya tidak pantas, minder dan rendah diri, sehingga haknya sebagai suami sering tidak terpenuhi. Waktu berlangsung terus, dan suatu saat ia ketemu dengan Imel di ibu kota Negara itu, ketika ada tugas. Ternyata Imel juga doen di salah satu perguruan tinggi di kotannya, dan mereka bercerita. Ternyata Imel juga menurut pengakuannya tidak bahagia dengan suaminya yang sekarang. Pada tempat itu, Siru menunjukkan photo Imel yang ia tempatkan di agendanya, demikian juga Imel tunjukkan sarung batik yang pernah dipakai oleh Siru 19 tahun yang lalu. Mereka berpelukan sambil saling menangis, saling melepaskan perasaan mereka. Setelah 2 minggu di kota itu mereka bersama, mereka harus kembali ke kota masing-masing. Hampir setiap hari mereka bercerita lewat telephon, dan tak bosan-bosannya mereka berhubungan via telephon. Siru berubah penampilan, yang biasanya murung dan pendiam, kini tampil dengan penuh semangat. Ketika diatur oelh tia dan keluarganya, Siru bagai tak perduli, ia kerjakan semampunya, namun ia tetap gembira dan bersenang. Setiap ada kesempatan, ia menghubungi Imel, dan melepas kerinduannya walaupun hanya dengan komunikasi saja. Namun entah apa penyebabnya, setelah 3 bulan pertemuan mereka, tiba-tiba Imel tidak balas lagi panggilan maupun SMS Siru. Siru kehilangan lagi yang kedua kalinya atas Imel. Namun Siru sudah berprinsip,melayani orang lain adalah bagian dari hidupnya. Toh ia sudah di selamatkan oleh Tuhan melalui keluarga Tia. Ia bertekad akan mengabdikan hidupnya kepada keluarga Tia, meskipun ia diperlakukan sebagai supir pribadi di rmah itu. Siru berpikiran, hidupnya adalah untuk mengabdi pada orang yang menyelamatkan dia saat ia sakit dan membantu ia saat itu, meskipun rasa cintanya kadang tidak sempurna. Seandainya Tia memperlakukan Siru sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, mungkin Siru dapat sedikit melupakan Imel. Namun sekarang ini, Siru tidak punya siapa-siapa lagi, kecuali Tuhan yang selalu bersamanya. Ia memang mencitai Imel, namun hingga kini beritanya tidak jelas lagi, dan ia sudah menjadi istri orang lain. Istrinya sendiri yaitu Tia, menganggap ia lebih dari segalanya atas Siru, sehingga sering melukai hati Siru. Kini Siru aktif menjadi pelayan disebuah persekutuan, dan ia takperdulikan lagi semua yang terjadi. Denga bergabung dengan orang-orang pelayanan di kampusnya, ia merasa hidupnya berarti. Ia menggantikan waktu untuk memikirkan Imel dan Tia dengan membuat pelayanan di kampus. Dalam tulisannya selalu Siru menyebutkan nasib orang-orang yang terlupakan di dunia, tidak akan dilupakan Allah, jika ia berserah ke padaNya.Beberapa tahun kemudian Siru, mendapat beasiswa belajar ke Harvard untuk melanjutkan studinya ke jenjang S3. Siru berangakat dan permisi pada keluarga dan anak-anaknya. Lalu Siru berangkat ke sana dengan perasaan yang hampa dalam percintaan dan kebahgiaan keluarga. Siru mengingat tulisan dari renungannya yaitu:Yeremia 33:3 Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui. Namu demikian, Siru tetap merasa dirinya adalah orang yang terlupakan, baik dari keluarga, maupun dalam asmara. Hanya satu harapan yang menghibur dirinya, ia berharap Bapa di Sorga janag sampai melupakannya.
VIII. Penutup dan Pesan
Demikian lah kisah ini ditulis, tentang orang yang merasa dirinya dilupakan keluarga, teman dan saudara. Memang secara pendidikan ia berhasil, namun kebahagiaan keluarga sepertinya ia selalu terpaksa dan tidak punya pilihan. Tapi ia ingat teks ketika pelayanan di kampusnya : Yeremia 31: 3-14 :
31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.
31:4 Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu kembali dengan rebana dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria.
31:5 Engkau akan membuat kebun anggur kembali di gunung-gunung Samaria; ya, orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.
31:6 Sungguh, akan datang harinya bahwa para penjaga akan berseru di gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, kepada TUHAN, Allah kita!
31:7 Sebab beginilah firman TUHAN: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: TUHAN telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!
31:8 Sesungguhnya, Aku akan membawa mereka dari tanah utara dan akan mengumpulkan mereka dari ujung bumi; di antara mereka ada orang buta dan lumpuh, ada perempuan yang mengandung bersama-sama dengan perhimpunan yang melahirkan; dalam kumpulan besar mereka akan kembali ke mari!
31:9 Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.
31:10 Dengarlah firman TUHAN, hai bangsa-bangsa, beritahukanlah itu di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan mengumpulkannya kembali, dan menjaganya seperti gembala terhadap kawanan dombanya!
31:11 Sebab TUHAN telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya.
31:12 Mereka akan datang bersorak-sorak di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan TUHAN, karena gandum, anggur dan minyak, karena anak-anak kambing domba dan lembu sapi; hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.
31:13 Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang-orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur mereka dan menyukakan mereka sesudah kedukaan mereka.
31:14 Aku akan memuaskan jiwa para imam dengan kelimpahan, dan umat-Ku akan menjadi kenyang dengan kebajikan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

Didunia mungkin kita tidak diperhitungkan, tidak terpandang, bahkan sering terlupakan, hal itu tidak masalah, sebab Allah yang layak di sembah dan dimulia kan, kita dapat melayani sesama terlebih melayani Tuhan, karena Dia sudah sipaka masa depan yang baik bagi kita.

Nama dan tempat yang bersamaan di tulisan ini hanya kebetulan saja, tidak ada unsure kesengajaan, bila ada yang kurang tepat, penulis mohon maaf. Kritik dan saran saya harapkan dari pembaca yang sifatnya membangun, demi kesemprnaan tulisan di kemudian hari. Selamat melayani…… Tuhan dipermuliakan. Semoga……………………(S4MT)

Minggu, 27 Juni 2010

Sosok Wanita yang Berhati Misi dan Berjiwa Pemimpin

Sosok Wanita yang Berhati Misi dan Berjiwa Pemimpin
Helen dibesarkan dalam keluarga Baptis di Rochester, New York. Ia sangat mengagumi ayahnya, Adoniram Judson Barrett. Di dalam buku riwayat hidupnya, ia mengaku bahwa ayahnya seperti Tuhan baginya, dan kepatuhannya pada ayahnya menjadi landasan penyerahan dirinya kepada kehendak Allah. Dari ayahnya ia mewarisi keinginan kuat untuk
meraih gelar sarjana. Ayahnya bekerja keras menyelesaikan pendidikannya di Universitas Rochester; setelah itu ia menjadi profesor bahasa Latin dan Yunani dan menjadi kepala sekolah sebuah akademi di Lowville, New York. Masa kecil Helen penuh dengan kebahagiaan, ayahnya pun telah menyusun rencana untuk pendidikannya, yang kemudian berbuah kepada kecintaan Helen terhadap bahasa Latin dan Yunani dan penerjemahan teks Perjanjian Baru bahasa Yunani yang dilakukannya. Helen mengambil studi lanjutan di Perguruan Tinggi Wellesley (1880-84) dan mendapat gelar master dari Universitas Brown. Ia dianugerahi tiga gelar doktor kehormatan dari Wellesley, Universitas Denison, dan Perguruan Tinggi Franklin.

Pernikahannya pada tahun 1887 dengan pengusaha sukses, William A. Montgomery, seorang duda yang tujuh tahun lebih tua dari Helen, memberinya kesempatan bertemu dengan para pemimpin yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita. Helen dan suaminya mengabdikan hidup mereka untuk pekerjaan Tuhan, seperti isi suratnya untuk adik
perempuannya, "[kami] berjanji mengerjakan tugas ini sebagai prioritas utama kami dan memohon agar kekuatan-Nya senantiasa menjaga kami sehingga kami tidak dinodai oleh dunia." Setelah pernikahannya, Helen mengirim hadiah uang sebesar 25 dolar untuk
adiknya dan berpesan, "Bukankah bagus jika Will berpikir seperti ini? Adikku, satu-satunya cara untuk menyimpan uang, atau tanah, atau talenta, atau kebahagiaan -- adalah dengan membagi-bagikannya. Jikalau setiap orang mempelajari perhitungan surgawi ini, bayangkan akan menjadi seperti apa dunia ini." Helen dan William menggunakan
perhitungan surgawi ini dalam pemberian untuk gereja mereka termasuk ketika suatu kali mereka mengalami masalah keuangan yang besar yang menempatkan mereka pada posisi yang sulit.

Tahun 1892, Helen menerima surat izin untuk berkhotbah dan sering melayani sebagai pendeta pengganti di gereja ayahnya. William sangat bangga dengan kemampuan istrinya, dan ia menyeimbangi antusiasme istrinya dengan keputusannya yang bijak. Helen memiliki bakat dan kemampuan untuk menduduki posisi-posisi yang penting. Ia menjadi presiden pertama Serikat Pekerja Industri dan Pendidik Kaum Wanita, yang berkampanye untuk mereformasi kondisi pemerintahan, pendidikan, dan sosial. Ia juga menjadi pemimpin pelayanan misi ke luar negeri, dengan bepergian dan bekerja sama dengan Lucy Peabody, penyelenggara pelayanan misi yang sangat dihormati. Helen dan Lucy menjadi rekan
sekerja, berkhotbah, bepergian, menyelenggarakan KKR, menulis, dan menggalang dana bersama -- selalu bekerja bersama-sama untuk kepentingan misi. Mereka berdua dan putri-putri mereka, setelah menghadiri Konsili Gereja-Gereja Internasional di Belanda, melakukan tur ke Eropa, Mesir, India, Tiongkok, dan Jepang untuk melihat
secara langsung kondisi misi di seluruh dunia. Perjalanan ini bukan sekadar membawa mereka berkeliling dunia tetapi membawa mereka masuk ke dalam hati dan kehidupan orang Asia. Mereka mulai menggalang dana untuk mendirikan Tujuh Perguruan Tinggi untuk Wanita-Wanita Asia, dengan motto "Diterangi untuk Menerangi". Dengan menggunakan lampu India sebagai simbol, Helen dan Lucy menantang wanita-wanita Amerika Serikat untuk membantu pengadaan perguruan tinggi-perguruan tinggi
untuk wanita di Jepang, Tiongkok, dan India.

Helen menjadi presiden Perkumpulan Misi Baptis Asing Wanita Amerika Serikat (1914), presiden Federasi Nasional Dewan Pengurus Misi Asing Wanita (1917-18), dan presiden Konvensi Baptis Utara (1910) (sekarang Gereja-Gereja Baptis Amerika Serikat), dengan demikian ia menjadi wanita AS pertama yang memimpin sebuah denominasi besar.
Helen dan suaminya merupakan anggota Gereja Baptis Lake Avenue di Rochester, New York, tempat mereka berdua mengajar kelas Alkitab selama lebih dari 40 tahun. Tidak jarang 200-an wanita mengikuti kelas Helen setiap hari Minggu.

Kematian William pada tahun 1930 menyisakan rasa kehilangan yang dalam bagi Helen, dan kesehatannya sendiri mulai menurun setelah kematian suaminya. Ia berkata kepada sahabatnya bahwa ada perasaan aneh dalam dirinya, ketika ia ingin bercerita banyak hal kepada Will namun kemudian ia menyadari bahwa suaminya sudah tidak bersamanya
lagi. Namun demikian, teman-temannya melihat bahwa imannya tetap menyala-nyala seperti lampu di tempat yang gelap, meskipun ia dalam kesendirian, dukacita, dan kelemahan.

Helen Barrett Montgomery meninggal tanggal 18 Oktober 1934. Sebuah artikel bertajuk "Wanita Kristen Terhormat Tutup Usia" dalam sebuah media The Christian Century mengatakan, "Dengan kematiannya maka berakhir pulalah karier seorang yang paling menarik dan paling berpengaruh dalam catatan sejarah gereja Amerika dewasa ini. Yang
menarik, pelayanannya berkembang dari kesetiaannya secara organisasi dan pelayanan untuk jemaat lokal. Dasar kepentingan rohaninya dalam hidupnya tidak pernah meninggalkan kepentingan jemaat [gereja lokal] tersebut." (7 November 1934) Ia mencapai hal ini sekaligus menduduki jabatan-jabatan presiden di organisasi nasional maupun
internasional, mengunjungi berbagai belahan dunia, dan mendapat pengakuan nasional sebagai sarjana karena terjemahannya untuk kitab Perjanjian Baru.
Kontribusi Terbesar Helen Barrett Montgomery untuk Gereja

Kontribusi terbesar Helen Barrett Montgomery untuk gereja adalah penerjemahan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Inggris. Ia adalah satu-satunya wanita yang membuat dan menerbitkan terjemahan semacam itu. Pertama kali diterbitkan tahun 1924 karyanya disebut sebagai "Centenary Translation" (Terjemahan 100 Tahun), yang menandai perayaan hari jadi ke-100 Perkumpulan Publikasi Baptis Amerika. Dia bermaksud menawarkan terjemahan yang menggunakan bahasa sehari-hari yang paling mendekati terjemahan yang sudah dikenal umum dan diinginkan. Dia menyebut proyek penerjemahan itu sebagai "pekerjaan menyenangkan," dan dengan "penuh kerendahan hati serta harapan besar" ia ingin terjemahannya dapat "memunculkan pemikiran
baru terhadap kebenaran dan kekuatan catatan luar biasa dari kehidupan Pribadi yang Sempurna yang pernah hidup di dunia." Terjemahan yang ia buat tersebut dikenang sebagai terjemahan yang "jelas, halus, dan menggugah".
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the 20th Century
Judul artikel: Helen Barrett Montgomery (1861-1934)
Penulis: Helen Kooiman Hosier
Penerbit: Fleming H. Revell, Grand Rapids 2000 Halaman: 324 - 326

PEREMPUAN DAN NILAI-NILAI KEBENARANNYA

PEREMPUAN DAN NILAI-NILAI KEBENARANNYA
1. Pendahuluan.

Menurut Alkitab, kedudukan laki-laki dan perempuan sama.
Pada Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. Dihadapan Allah,kita sama, semua satu di dalam Yesus Kristus. Dengan baptisan yang mempersatukan kita bersama Yesus, kita semua telah mengenakanKristus pada tubuh kita. "Dalam hal ini, tidak ada lagi batasan suku, asal negara atau defenisi lain yang diciptakan manusia, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus." Pernyataan yang agung ini dibuat sejak gereja berdiri, sebagaimana dibaca dalam kitab Galatia 3:28. Laki-laki tidak lebih baik daripada perempuan. Laki-laki tidak lebih disukai Allah daripada perempuan. Di hadapan Tuhan, kita semua merupakan sesama makhluk ciptaan. Tetapi, darah Anak Domba-Nya menjadikan kita berharga. Oleh sebab itu, suami dan istri merupakan sesama ahli waris kasih karunia Tuhan (1 Petrus 3:7).

Perempuan bukan hanya sederajat dengan laki-laki, ia juga menjadikan hidup seorang laki-laki lengkap. Perempuan memenuhi sesuatu yang tidak dapat dilakukan laki-laki.Dalam Kejadian 2:20, “Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia”. Dari ayat ini jelas terlihat bahwa ciptaan lain tidak dapat dijadikan sebagai pengganti perempuan dalam kehidupan seorang lelaki, hal itu sudah terjadi sejak manusia diciptakan oleh Tuhan Allah kita. Oleh sebab itu pada Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Ayat ini menyatakan pada kita bahwa perempuan itu adalah penolong yang sepadan bagi sorang laki-laki. Bahkan kecendrungan penolong itu biasanya lebih kuat dari orang yang ditolong. Mungkin dalam kekuatan fisik lelaki jauh lebih kuat disbanding perempuan, namun dalam hal cinta dan kasih serta spirit dan dorongan perempuan itu jauh lebih kuat. Kita bisa baca pada: Amsal 12:4 Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya. dan Amsal 19:14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN.
Di dalam cinta kasih yang benar, yang bersumber dari Alah, maka perempuan akan jauh lebih kuat berkarya dalam keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga. Ia akan merawat dan mengurus seluruh warga dari rumahnya. Perempuan yang tulus akan cinta kasih yang benar, akan dapat membangkitkan semangat bagi suaminya untuk dapat berkarya lebih didalam kehidupan dan pelayanan bagi Tuhan.
Peranan perempuan yang sederajat dan melengkapi ini tampak lebih nyata dalam peristiwa penciptaan, ketika Tuhan menciptakan perempuan dari tulang rusuk laki-laki. Perempuan diciptakan bukan untuk ditaklukkan ataupun ditinggikan. Ia bagaikan tulang rusuk, yang diciptakan Tuhan untuk berada di sisi laki-laki.Diambil dari tulang rusuk yang dekat dengan hati, sehingga perempuan itu disayang dan dekat kepada hati seorang laki-laki. Sehingga sebenarnya, pernyataan emansipasi wanita sebenarnya kurang tepat untuk diperdebatkan apalagi masuk ke wilayah gereja, karena tanpa wacana emansipasi juga, Allah telah mengaturnya dan hal itu telah Ia tetapkansejak manusia pertama. Peranan perempuan secara nyata dala kehidupan laki-laki antara lain:

2. Perempuan Sebagai Seorang Istri

Amsal 31:10-31 menggambarkan tentang seorang istri yang baik. "Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang
kepada pedagang. Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!"
Jika Perjanjian Lama menekankan kewajiban, Perjanjian Baru justru mengajarkan ketundukan sebagai karakter penting pada seorang perempuan yang benar. "Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah istri kepada suami dalam segala sesuatu." (Efesus 5:22-24)

"Demikian juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya, sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman." (1 Petrus 3:1-6)

3. Sebagai Seorang Ibu

Seorang ibu Kristen haruslah mengusahakan agar anak-anaknya menikah di dalam Tuhan. Kejadian 27-28 menceritakan kisah Ribka dan kedua anaknya, Esau dan Yakub. Esau menikah dengan perempuan-perempuan Het yang bernama Yudit dan Basmat. Pernikahan itu sangat memedihkan hati Ishak dan Ribka.
"Kemudian Ribka berkata kepada Ishak: 'Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang istri dari antara perempuan negeri ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?' Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: 'Janganlah mengambil istri dari perempuan Kanaan. Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ seorang istri dari anak-anak Laban, saudara ibumu. Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.'" (Kejadian 27:46-28:1-3)

4. Sebagai Pekerja Gereja
"Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah
tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang." (Titus 2:3-5)
Perempuan memiliki banyak peran di gereja. Dengan talenta yang diberikan Tuhan, seorang perempuan antara lain dapat menjadi nabi (Lukas 2:36- 38), melayani hamba Tuhan (Matius 8:14-15; Roma 16:1-2), mengajar orang muda (2 Timotius 3:15), atau memberi sedekah kepada yang membutuhkan (Kisah Para Rasul 9:36).

5. Aplikasi.
Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, banyak kejadian yang justru terbalik, dimana dalam mencari nafkah dan perekonomian perempuan yang justru lebih menonjol. Banyak keluarga yang justru penghasilan istri jauh lebih besar dari sang suami, atau bahkan suami hidup dengan pekerjaan yang kurang jelas. Hal inilah yang menjadi ujian bagi sang istri, apakah ia mengimani isi alkitab dengan baik atau tidak. Anak-anak Tuhan, walaupun kondisi demikian, ia akan tetap bersyukur dan berusaha untuk melengkapi atau bahkan menyempurnakan kekurangan suaminya dengan perasaan cinta dan kasih. Suami tidak merasa kehilangan haknya sebagai suami, dan istri juga tidak merasa ia dieksploitasi dalam hidupnya. Dalam cinta kasih yang benar yang bersumber dari Allah Bapa di surga, hal itu akan mendatangkan kebahagiaan bagi keluarga tersebut.

(…. Aku tuliskan ….ketika aku akan melakukan saat teduh setelah pekerjaan selesai,… aku buka Alkitab ku di Laptop ku aku baca Amsal 31 : 10 - 31….. eh terpikir hal ini ketika aku baru mengucap syukur atas ulang tahunku………Kamis… 24 Juni 2010 pkl 1.00 WIB)

MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF ANTARA MENANTU DENGAN MERTUA

MEMBANGUN HUBUNGAN YANG POSITIF
ANTARA MENANTU DENGAN MERTUA

Oleh : Sy.Sarmulia Sinaga,ST.MT.
I. Pendahuluan
Pada saat dua hati wanita mengasihi pria yang sama berada di tempat yang sama, dan mungkin juga dalam waktu yang sama hasilnya tidaklah selalu baik. Hal ini yang mungkin terjadi pada seorang Ibu ketika anak laki-laki yang ia kasihi menempuh bahtera keluarga. Seorang ibu bisa bermasalah ketika melepas anak laki-lakinya. Dua hati yang saling merasa paling ber hak atas cinta dan kasih sayang dari seorang lelaki yang sama, walau pun motifnya berbeda, namun wujud dari keduanya sering menjadi sama yaitu menyita waktu, perhatian dan pelayanan. Sang istri merasa bahwa ia berhak atas perhatian suaminya dan dia harus diutamakan dalam apapun, sementara sang mertua merasa harus dituruti sebab ia yang membesarkan dan melahirkan sang anak, jadi ia merasa dirinya paling ber hak. Menantu perempuan harus berjuang untuk bisa menyatu dengan keluarga suaminya, demikian juga halnya sang mertua, ia juga harus berusaha dapat menerima sang pendatang yaitu menantu masuk keluarganya dan apat berbagi dengannya. Saling pengertian dan kesepakatan yang bijaksana diperlukan untuk membantu ibu mertua dan menantu perempuan untuk melebur menjadi satu dalam hubungan yang sehat.
II. Permasalahan
Dua hati yang saling merasa paling ber hak atas cinta dan kasih sayang dari seorang lelaki yang sama, walau pun motifnya berbeda, namun wujud dari keduanya sering menjadi sama yaitu menyita waktu, perhatian dan pelayanan. Sang istri merasa bahwa ia berhak atas perhatian suaminya dan dia harus diutamakan dalam apapun, sementara sang mertua merasa harus dituruti sebab ia yang membesarkan dan melahirkan sang anak, jadi ia merasa dirinya paling ber hak. Dari kedua sisi yang bisa dianggap benar ini, tak jarang keluarga menjadi retak, bahkan ada yang sampai berpisah karena campur tangan orang tua yang berlebihan. Tak jarang juga seorang anak melupakan orang tuanya akibat pengaruh buruk dari istrinya yang memonopoli kehidupan suaminya. Lalu bagai manakah solusi yang dapat dilakukan sehingga keduanya tidak terjadi? Dalam pembahasan ini, kita akan dasarkan pada pemahaman konsep Kristiani untuk memecahkan nya.
III. Pembahasan dan Solusi
Sebelum kita terlalu jauh membahasnya, maka kita terlebih dahulu membahas dasar pembentukan pada keluarga Kristen yang ditulis oleh Alkitab antara lain:
1. Kejadian 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2. Matius 19:5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
3. Markus 10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
4. Efesus 5:31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
5. Keluaran 20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
6. Ulangan 5:16 Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Dalam hal ini ada dua sisi yang harus saling memahami posisi masing-masin secara luas, dan harus dapat menerima satu sama lain. Berikut adalah sepuluh saran bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan ibu mertua atau menantu perempuan :

1. Pilihlah untuk bertindak dengan kasih.
Jangan biarkan perasaan kita menuntun dan berkuasa atas tindakan kita. Sebaliknya,
ikutilah tuntunan Tuhan. Apa pun yang kita rasakan, putuskan untuk memperlakukan ibu mertua dan menantu perempuan kita dengan kasih. Percayalah, sekali kita bertindak berdasarkan kasih, Tuhan akan memberikan penghargaan kepada kita dan mengubah hati kita perlahan-lahan. Sebab menurut ajaran kasih, kita dituntut dapat mengasihi siapapun yang ada disekitar kita. Ingat Kristus telah mengorbankan diriNya untuk keselamatan kita hanya karena kasihNya.

2. Saling bersabarlah satu dengan yang lain.
Jangan mengharapkan hubungan kita bisa langsung dekat. Sebab kita butuh waktu untuk saling mengerti, menyamakan persepsi, karena ada perpaduan dua karakter keluarga yang berbeda.Berikan waktu untuk hubungan tersebut bertumbuh kea rah yang lebih baik. Dalam hal ini perlu masing-asing membuka diri dan saling memahami posisi masing-masing, saling memahami karakter dan masing-masing mau menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam ini dituntut kedewasaan iman dari masing-masingkedua belah pihak dan kesabaran yang tinggi. Pakai konsep HELM yaitu : Hilangkan Emosi Lemahkan Marah

3. Doakan ibu mertua Anda.
Cobalah untuk menerapkan saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan ibu mertua: kasihilah suami Anda, bersedialah untuk belajar, jadilah diri sendiri dan santai, kasihilah ibu mertua Anda dan katakan hal tersebut kepada beliau, bersabarlah terhadap ibu suami Anda ini ketika beliau mencoba untuk melepaskan anak laki-lakinya, berdoalah untuk ibu mertua Anda (Tuhan dapat mengubah beliau meskipun tidak seorang pun dapat melakukannya), jangan mengeluh kepada orang lain tentang suami Anda, teruslah jalin hubungan yang dekat dengan keluarga Anda sendiri (Anda membutuhkan dukungan mereka), jalinlah hubungan pribadi dengan Kristus, berikan perhatian kepada pernikahan Anda sendiri, jangan bandingkan ibu mertua Anda dengan ibu Anda sendiri (hormatilah keduanya dan perbedaan-perbedaan mereka), katakan kepada ibu mertua Anda betapa Anda sangat mengasihi anaknya dan beliau udah membesarkannya dengan sangat baik, rencanakan liburan jauh-jauh hari, berikan waktu supaya hubungan Anda dengan ibu mertua semakin dekat, dan milikilah terus selera humor.

4. Doakanlah menantu perempuan Anda
Cobalah untuk menerapkan saran-saran berikut ini dalam hubungan Anda dengan menantu perempuan Anda: bersikaplah positif dan mendukung, doakan pernikahan anak Anda dan menantu perempuan Anda, hormatilah cara-cara yang berbeda yang dilakukan oleh menantu perempuan Anda, biarkan anak Anda dan istrinya memiliki kehidupan sendiri, jangan ikut campur, kirimkan kartu dan beritahukan hari-hari penting, pekalah kapan Anda bisa berbagi pikiran dan kapan harus diam, berikan nasihat hanya bila diminta, jangan terlalu banyak berharap bisa sering bertemu menantu perempuan Anda, berikan waktu dan ruang baginya, berikan kata-kata yang menguatkan setiap kali ada kesempatan (pujilah kemampuannya, selera, dan sifatnya), jadilah contoh orang Kristen yang selalu bertindak dengan kasih kepadanya, sering-seringlah memuji (perhatikan kritik yang bisa meracuni hubungan Anda), jangan bandingkan menantu perempuan Anda dengan anak perempuan Anda, dan milikilah selera humor

5. Bila Anda adalah ibu mertua, mulailah dengan melepaskan.
Sadarilah, bahwa secara alkitabiah, tanggung jawab ibu mertualah yang harus bertindak terlebih dahulu dengan melepaskan anaknya dan dengan penuh kasih melepaskan dia untuk membangun sendiri kehidupan pernikahan dan rutinitasnya. Ketahuilah, bahwa dengan melakukan hal tersebut, Anda akan membuka jalan untuk menjalin hubungan baru yang sehat dengannya dan istrinya.

6. Bila Anda adalah menantu perempuan, pilihlah untuk menghormati
Ingatlah bahwa perintah Allah untuk menghormati orang tua Anda juga harus diterapkan kepada mertua Anda. Tunjukkan hormat Anda kepada ibu mertua Anda

7. Hormatilah kekuatan kata-kata
Berhati-hatilah terhadap kekuatan besar dari kata-kata yang bisa semakin mendekatkan orang atau malah justru menghancurkannya. Kendalikan diri Anda sendiri dari keinginan untuk mengkritik menantu perempuan Anda. Pujilah dia kapan pun Anda bisa melakukannya. Berikan nasihat hanya bila diminta dan ketika Anda diminta memberi nasihat, berikan secara singkat dan baik. Bila Anda tidak diminta untuk memberi nasihat tentang sesuatu yang Anda perhatikan, berdoalah agar Tuhan memberikan informasi dan
inspirasi dari sumber lain. Berhati-hatilah untuk tidak mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan. Sebelum memutuskan untuk berbicara, tanyakan pada diri sendiri, "Apakah yang akan saya katakan ini benar? Apakah baik? Apakah perlu?"

8. Selesaikan konflik
Jangan biarkan masalah di antara menantu dan mertua tidak terselesaikan. Bila salah satu dari Anda melukai yang lainnya (seperti yang seringkali terjadi tanpa disengaja), segera
selesaikan dengan cepat dan damai. Bersikaplah rendah hati dan mau mengakui keterlibatan Anda dalam konflik tersebut. Ampunilah satu dengan yang lain sebagai dasar utama, bergantunglah pada pertolongan Tuhan supaya Anda dapat melakukannya. Gunakan humor untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa aneh dan memalukan.
Bila ibu mertua atau menantu perempuan Anda punya kebiasaan yang merusak dan menolak untuk berubah, tetaplah ramah tetapi jagalah jarak. Jangan mendebat, namun doakan dia dan cobalah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan ketika bersama-sama.

9. Tetapkan batasan-batasan
Tentukan dengan jelas apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam hubungan Anda. Contoh, ibu mertua tidak bisa dititipi anak tanpa memberitahu sebelumnya, jadi teleponlah terlebih dahulu. Menantu perempuan setuju untuk tidak menganggap bahwa ibu mertuanya tidak bisa terlalu sering mengasuh cucunya,kecuali hanya pada saat tertentu yang bisa diatur. Kedua mertua dan menantu ini bisa mencegah kekakuan jadwal tertentu untuk kunjungan saat liburan, dan berikan kebebasan pada masing-masing pihak untuk melakukan rencana apa saja yang tepat bagi mereka.

10. Jembatani celah di antara Anda
Daripada saling menghakimi karena perbedaan-perbedaan yang ada, bersikaplah rendah hati dan akuilah bahwa Anda punya banyak hal yang bisa diajarkan satu dengan yang lain mengenai perbedaan-perbedaan dalam generasi, budaya dan sosial serta kelompok ekonomi. Cobalah untuk saling belajar kapan pun Anda bisa melakukannya. Mintalah pada Tuhan untuk menolong Anda supaya bisa saling menerima. Tunjukkan sikap yang saling menghargai dan tulus

11. Jangan pernah saling membandingkan di antara Anda
Yang menjadi permasalahan sering terjadi ke duanya saling membandingkan tingkat pelayanan. Sang menantu sering membandingkan dengan ibunya, atau orang lai yang ada disekitar tempat tinggal mereka, dan sebaliknya sang mertua sering membandingkan menantunya dengan anak perempuannya, dan bahkan dengan orang lain di sekitar tempat tinggal mereka. Seharusnya kita sadar bahwa tidak ada dua manusia atau lebih yang sama di dunia ini. Pasti ada selalu perbedaan, tinggal apakah kita dapat menanggap perbedaan tersbut sebagai kekayaan karya Tuhan. Kita memang dapat menjadikan orang lain sebagai bahan referensi bagi kehidupa kita, tapi tidak justru membandingkan nya, terutama tentang keburukan .

12. Berlomba saling melayani di antara Anda
Kisah kasih yang baik dan kekal, biasanya akan muncul dari sifat yang rela dan mau melayani. Orang yang mau melayani, tidak akan pernah sombong, sebab pelayanan yang kita lakukan sebenarnya bersumber dari Dia. Kita yang melakukan adalah sebagai media saja, sehingga kita harus berbahagia karena Tuhan masih mau menggunakan kita sebagai media berkatnya untuk sekitar kita dengan wujud pelayanan.

IV. Kesimpulan
1. Keluarga baru harus dibangun atas dasar kasih, dan hal itu harus disadari oleh kedua keluaraga induk.Kedua keluarga induk harus dapat membimbing keluarga baru dalam wujud kasih.
2. Jangan ada yang menganggap dirinya paling dalam keluarga, seharusnya saling melayani. Saling memberi dan menerima dan memahami setiap orang akan berbeda.
3. Berbahagialah kita jika kita masih dapat melayani orang lain, karena kita masih dipercayakan Allah menjadi mediaNya kepada orang lain. Hidup untuk melayani… bukan untuk dilayani…….semoga…….(S4MT)

V. Daftar Pustaka

1. Annie, "The Mother-in-Law Dance: Can Two Women Love the Same Man and Still Get Along?", Hay House,Inc.Original English Language Publication, 2004

2. Ben Stein, How to Ruin Your Love Live, Hay House,Inc.Original English Language Publication, 2004

3. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 2008



MENGAJAR ANAK UNTUK MEMBERI

MENGAJAR ANAK UNTUK MEMBERI
(Aku tuliskan buat boru Sinagaku : Agnes S P, Ade R M,dan Aini Natalin)
Jika kita baca pada Markus 12:41-44, yaitu: Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." Dari teks di atas, jika kita ceritakan ulang adalah : "Pada suatu kali, Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memerhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu, datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.'" Dari kondisi yang terjadi di lapangan, pada acara-acara seremonial dari masyarakat sering mengabaikan hak-hak orang kecil yang tidak mampu dan anak-anak.Dalam acara yang didominasi keduniawan ini, manusia cendrung mencari nama dan menanamkan pengaruhnya pada suatu komunitas tertentu. Hal ini disebabkan ia ingin dihormati dan dihargai.
Anak-anak telah menyimpan uang mereka di kaleng tabungan/celengan mereka sepanjang bulan, dan hari ini adalah saatnya untuk membawa kaleng tersebut. Sebagian besar anak-anak meletakkan kaleng mereka di atas lemari dapur selama sebulan supaya setiap kali ayah dan ibu mereka punya uang receh, mereka bisa memasukkannya ke kaleng itu. Kadang-kadang, anak itu sendiri yang memasukkan uang ekstra mereka, mungkin seperempatnya. Setelah sebulan, jumlah uang di dalam kaleng itu akan bertambah, dan menjadi lebih banyak. Serng sekali di beberapa anak , akan menggunakan uangnya untuk jajan.

Sementara itu, Johny, yang datang ke gereja dengan tetangga seberang jalannya, telah meletakkan kaleng misinya di lemari dapur. Johny tinggal dengan neneknya dan uang yang di kalengnya benar-benar ringan. Johny tidak pernah menerima uang saku. Sehingga sebagai seorang anak yang tidak menerima uang saku, dan ia belum mendapat penghasilan, maka jelaslah Johny tidak bisa menabung. Ia sudah beruntung jika ia bisa mendapatkan pakaian dari Goodwill yang tidak berlubang atau bernoda. Pada hari Minggu, Johny mengajak tetangga-tetangganya ke gereja. Dia tidak membawa kalengnya karena kaleng itu kosong. Neneknya tidak bisa memberi uang sepeser pun ke kaleng itu. Ketika Johnny dalam perjalanan, dia melihat benda bersinar di sisi jalan, tepat di pinggir jalan. Johny adalah seorang anak yang sangat ingin tahu, jadi tentu saja, dia mencari tahu tentang benda yang bersinar tersebut, apakah itu sebenarnya, sehingga ia mendapatkannya serta mempelajarinya.

Dia terkejut dan gembira. Dua keping uang logam. Dia benar-benar terkejut! Dia tahu apa yang harus dia lakukan terhadap uang itu. Biasanya, saat dia dan teman-temannya pergi ke toko makanan di dekat rumahnya, Johny harus menunggu di luar sedangkan teman-temannya membeli permen dan minuman. Kemudian, dia akan duduk dan melihat mereka memakan makanan mereka. Di kemudian hari, dia akan pergi ketoko makanan itu dengan teman-temannya, tetapi akan ada yang
berbeda. Dia akan bisa mengantri di kasir dengan teman-temannya, makan permen bersama mereka. Dia mengambil uang itu, memasukkannya ke kantongnya dan segera ke rumah tetangganya untuk mengajaknya ke gereja. Gereja anak sudah dimulai, dan anak-anak segera membawa kaleng uang mereka dan memberikannya kepada pendeta mereka. Bethani memberi 15
ribu. Semua anak bersorak senang. Christhoper memberi 30 ribu. Semua anak bersorak senang lagi. Mereka bersorak senang lagi saat Amanda memberi 60 ribu dan Agnesia memberi 100 ribu. Tentu saja dia akan menjadi pemenang dalam kontes ini.

Ketika Johny melihat itu semua, dia memikirkan dua keping uang yang ada di sakunya. Uang itu jarang dia punyai, dengan uang itu juga dia bisa ke toko makanan dan membeli makanan kesukaannya. Namun, ketika dia melihat gambar-gambar anak-anak di seluruh dunia yang tinggal di gubuk-gubuk kecil tanpa makanan, dia menjadi tergerak. Dia tahu apa yang benar. Johny berdiri dan memberikan dua keping uangnya kepada anak-anak pendetanya. Tak seorang pun yang gembira. Tidak ada
penghargaan yang diberikan kepadanya. Anak pendeta itu berkata, "Terima kasih sekali, Johny," saat Johny kembali ke kursinya. Tidak seorang pun mengatakan apa-apa tentang pemberian Johny, kecuali Yesus. Karena Yesus berkata, "Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam
peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." Tragisnya, hal ini sering terjadi. Siapa yang memberi persembahan paling banyak? Anak-anak perempuan atau anak-anak laki-laki? Siapa yang memberi paling banyak di kaleng misi itu? Siapa yang akan mendapatkan hadiah? Sayangnya, kita tidak pernah berhenti mengingat bahwa Tuhan tidak menghitung uang layaknya kita menghitung uang. Dua sen yang diberikan dengan hati yang tulus dan penuh syukur adalah lebih, lebih dari 10 ribu yang diberikan oleh orang yang berlebihan (mereka dapat dengan mudah menghasilkan uang). Bila Anda tertarik untuk mengajar anak-anak supaya menjadi pemberi, ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan. Apa yang Tidak Boleh Dilakukan
1. Jangan melupakan inti dari apa yang Anda ajarkan.
Mengajar anak supaya membawa uang ke gereja adalah tidak sama dengan mengajar mereka supaya memberi. Tujuannya bukanlah untuk membawa uang, tetapi untuk mengajar anak-anak supaya menjadi pemberi.
2. Jangan menyuap.
Dalam usaha mengajar anak supaya menjadi pemberi, banyak orang yang secara tidak sengaja mengajar anak untuk menjadi pembeli. Tanpa keseimbangan dan pengajaran yang tepat, penghargaan atas pemberian bisa mengurangi kemurahan hati menjadi penukaran materi dan pelayanan.
3. Jangan menggunakan angka untuk mengukur keberhasilan Anda
4. Hanya karena pemberian tahun ini meningkat daripada tahun lalu, itu tidak berarti anak-anak Anda menjadi pemberi. Apakah Anda masih menggunakan hadiah? Mengapa mereka memberi uang yang lebih banyak? Cobalah hal ini: Jangan berikan hadiah saat mereka memberi dan lihatlah apakah uang itu masih terus mengalir. Bila tidak, Anda perlu memikirkan kembali strategi Anda.
Apa yang Harus Dilakukan
1. Pimpinlah melalui contoh
Apakah Anda seorang pemberi? Saya tidak bertanya apakah Anda seorang pemberi perpuluhan yang taat, saya bertanya apakah Anda seorang pemberi. Apakah Anda murah hati terhadap waktu dan materi yang Anda miliki? Bila Anda melihat orang yang kekurangan,apakah Anda melakukan sesuatu? Seberapa sering Anda berbagi?
2. Ajarkan untuk memberi secara rutin.
Ajarkan tentang perpuluhan dan persembahan. Diskusikan tentang memberi kepada orang lain. Ajarkan berbagai ayat Alkitab tentang memberi (Amsal 14:21; 19:17; 21:13; 22:9).
3. Bersabarlah.
Jangan frustasi bila apa yang Anda ajarkan ini tidak berjalan dengan baik. Anak-anak kita tumbuh di dunia yang egois.
Membutuhkan waktu untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk.
4. Berikan kesempatan secara rutin bagi anak-anak Anda untuk memberi.
Berikut beberapa tips yang perlu diingat ketika Anda menciptakan peluang untuk anak-anak dapat memberi.
a. Ajarkan sesuai dengan dunia mereka. Anak-anak senang memberi kepada anak-anak lain karena mereka memahami kondisi mereka yang lebih baik.
b. Terapkan sikap peka kepada anak secara alami. Meskipun mereka kadang-kadang mementingkan diri mereka sendiri, anak-anak bisa menjadi peka saat muncul kebutuhan dan luka yang sebenarnya yang dapat mereka pahami. Mintalah kepada mereka untuk membayangkan secara rinci bagaimana bila mereka yang menjadi anak yang terluka itu.
c. Pastikan anak-anak benar-benar memberi. Kita tidak mengajarkan apa saja kepada mereka dengan menyuruh mereka memberi uang kepada orang lain. Memberi membutuhkan pengorbanan. Berharaplah agar anak-anak dapat menjadi orang yang mau berkorban.
d. Pastikan pemberian itu adalah pilihan anak. Pemberian bukanlah memberi bila dilakukan dengan paksaan (2 Korintus 9:7).
e. Jadilah kreatif. Anak-anak bisa memberi lebih dari uang.Mereka bisa memberi pakaian, mainan, pelayanan, dll..
5. Jadikan kepuasan melihat orang lain diberkati menjadi penghargaan
Anak-anak akan merasa gembira saat mereka melihat kebahagiaan penerima hadiah dari mereka. Jadikan kegembiraan itu sebagai penghargaan
6. Selalu berikan pujian setelah selesai mengerjakan tugas dengan baik.
Sama seperti Tuhan yang memuji kita, kita pun dapat memuji anak-anak saat mereka selesai melakukan sesuatu dengan baik

Beberapa Ide
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kelompok anak yang Anda bimbing. Meski demikian, masih banyak hal lain yang mungkin dapat dilakukan.
1. Dukunglah secara berkelompok seorang anak yang membutuhkan.
2. Secara berkelompok, dukunglah seorang misionaris yang melayanianak-anak dan yang beberapa kali dalam setahun dapat mengirimkan informasi kepada Anda tentang apa yang dia lakukan.
3. Mintalah anak-anak membersihkan halaman orang yang sudah tua atau menanam bunga bagi mereka.
4. Carilah kesempatan untuk pelayanan komunitas.
5. Buatlah kartu atau kerajinan tangan yang ukurannya besar untuk penjaga gereja.
6. Berikan tanggapan saat Anda mendengar ada keluarga beserta anak-anaknya yang sedang mengalami krisis (kecelakaan, dll.).
7. Saat Natal, mintalah anak-anak mengambil salah satu mainan mereka yang benar-benar mereka sukai dan yang masih bagus untuk diberikan kepada anak yang membutuhkan di lingkungan sekitar Anda.
8. Biarkan anak-anak berpartisipasi di proyek-proyek misi gereja.
Misalnya, bila gereja Anda sedang mengadakan perjalanan misi untuk membangun gereja di suatu tempat, mintalah anak-anak untuk mengumpulkan uang guna membeli batu bata. Fotolah semua batu bata yang telah dibeli itu sehingga anak-anak bisa melihat apa yang telah selesai mereka kerjakan
9. Jadilah kreatif. Dengarkan apa yang sedang terjadi di lingkungansekitar Anda dan di dunia sehingga kelompok anak Anda dapat membantu.
Untuk mengumpulkannya, tetaplah fokus pada inti dari memberi, bukan pada pemberian itu sendiri. Kita harus mengajarkan kepada anak-anak untuk hidup dengan kasih yang sesungguhnya seperti yang Kristus tunjukkan kepada kita.

"Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35).

(Minggu, 27 Juni 2010, Perpustakaan GKPS Simalingkar....Pkll 7.30 – 9.30... ketika aku menunggu ketiga Putriku Sekolah Minggu, aku lanjutin Tulisan ini hingga selesai..... aku terinspirasi dari tulisan yang ada di Sabda )

Kisah Elang

Kisah Elang
Berdasarkan pengamatan dan penelitian, elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras mencari tempat yang aman, dia harus terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!
Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.
Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita. Mintalah kekuatan pada Sang Pencipta agar kita kuat mengalami transformasi kehidupan ini, kita kuat menghadapi rasa sakit yang kita rasakan pada saat transformasi pendewasaan iman terjadi.
Kita adalah elang-elang itu, yang pada waktunya kita harus mengambil keputusan, berubah atau akan mati secara fisik maupun rohani. Tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini kecuali perubahan.
Perubahan pasti terjadi. Maka itu, kita harus berubah!
God Bless You ! Horas…. Horas….Horas………. (S4MT) (………Jumat…..25 Juni 2010…pkl 16.00 di Perpustakaan GKPS Simalingkar ketika menjelang Sermon….dari pada melamun dan bercerita tdk benar…. Baca dulu ah……. Eh malah nulis)

Katak dalam Sumur

Katak dalam Sumur
Ditengah penyakit yang saya derita, dan menjelang usia saya paruh baya,, saya merasakan dorongan yang kuat untuk berdoa lebih sering dari biasanya. Saya merasa dengan kondisi saya sekarang ini, tidak ada yang bisa mengerti, tidak ada yang tau bagaimana situasinya. Saya menceritakan itu kepadanya, dan aku harap dapat dukungan moril darinya. Sementara itu saya peroleh, semangat untuk menjadi yang terbaik, untuk menjadi lebih sehat muncul olehnya.Oleh perasaan itu, saya pasrah sekali pada kehidupan ini atas tuntunanNya, sehingga memicu saya agar lebih dekat padaNya. Setiap kali berdoa, saya selalu mendoakan semua keluarga, teman-teman dan sahabat dan orang-orang yang ada di dalam lingkungan kehidupan saya. Entah mengapa, ketika saya mulai mendoakan seorang sahabat yang saya maksud di atas, padahal saya baru menyebutkan namanya, saya sudah menangis sedih sekali. Saya tidak tahu mengapa saya bisa sesedih itu. Tapi saya melanjutkan berdoa baginya. Saya berdoa atas dukungan dia pada saya. Saya minta agar bisa bertemu dia.
Kemarin saya bertemu dengan seorang sahabat sewaktu sekolah di SMA dan seperti biasa kami saling sharing dan ternyata dia mengatakan pada saya bahwa hatinya sedang sedih sekali. Ada pengalaman yang sangat membuatnya takut dan sedih. Dia tidak mengerti mengapa harus mengalami hal seperti itu. Saya mendengarkan dia dengan sungguh-sungguh dari awal hingga akhir kisahnya. Roh Kudus ingatkan saya untuk berdoa baginya. Hal-hal yang sahabat saya bagikan adalah pokok doa yang akan saya panjatkan pada Tuhan.
Jujur saja, saya kurang senang mendengar kisah sedih orang lain. Saya berpikir bahwa saya sudah cukup dengan kisah sedih yang saya alami sendiri, mulai dari ketika saya kanak-kanak yang selalu sakit-sakitan, sekolah yang selalu dipinggirkan oleh orang lain. Maklumlah, ketika pada masa itu saya masih sangat berkekurangan, hingga kuliah, saya masih merasa dipinggirkan oleh orang lain. Saya bekerja demi kelanjutan kuliah saya, tak jarang harus ditipu oleh para penguasa di perusahan tersebut. Alasan lainnya adalah apa yang saya dengar dari teman atau sahabat, seringkali mau tidak mau menjadi beban pikiran saya juga. Terkadang memang orang yang datang berbagi kisahnya tidak selalu harus dibantu oleh kita. Duduk di samping dan menjadi pendengar yang baik saja sebenarnya sudah cukup membantu dan sangat berarti baginya. Atau jika posisi berjauhan, dapat juga dilakukan dengan bantuan internet dengan email atau facebook, atau dengan SMS maupun via telephone.
Kalau saya renungkan lagi, ternyata Tuhan sedang mengajarkan saya untuk sanggup melihat ( dengan mata iman ) jalan keluar dari kesukaran yang saya alami sendiri. Dengan mendengarkan orang lain, saya diajarkan oleh-Nya untuk belajar memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kesulitan yang sedang saya hadapi . Ternyata selama ini kalau saya bertemu persoalan, kesulitan, tantangan atau sedang dalam masa kesukaran, saya sama seperti mereka, orang-orang yang berbagi kisahnya dengan saya. Semua yang ada dipikiran hanya saya, masalah saya dan kesulitan saya.
Saya tidak mengatakan bahwa berbagi pengalaman pribadi ( baca : curhat ) ke teman atau sahabat itu salah. Yang saya mau bahas disini adalah pelajaran berharga yang bisa kita petik dari situasi yang tidak menyenangkan dan menyulitkan hidup kita. Tindakan apa yang menjadi bagian kita yang seharusnya dilakukan . (Tentunya tindakan kita adalah hasil dari cara berpikir kita dan tidak terlepas dari anugerah Tuhan Yesus).
Terlalu memikirkan diri sendiri dan hanya fokus ke masalah saja membuat kita semakin tidak berdaya, boro-boro memikirkan jalan keluar. Persis seperti katak yang ada di bawah sumur. Ketika katak ini memandang ke atas sumur, dia melihat langit yang selebar mulut sumur dan langsung berpikir bahwa hanya selebar itulah langit. Katak ini tidak tahu kebenaran bahwa langit itu sangat luas dan lebar, jauh melebihi lebarnya mulut sumur .
Seringkali kita berpikir seperti katak tersebut. Masalah yang ada dihadapan menghalangi kita untuk bisa melihat jalan keluar yang terbentang luas. Bukannya berusaha mencari jalan keluar, yang kita lakukan malah sebaliknya. Terlalu sibuk bersedih, merasa diri tidak berguna, tidak layak, marah, kesal, kecewa karena tidak ada seorangpun yang bisa menolong atau memberi jalan keluar atau malah menyalahkan Tuhan sekalian.
Setiap kita yang percaya kepada Tuhan Yesus pasti tahu bahwa firman-Nya adalah kebenaran. Yang sering kita tidak tahu bahwa firman-Nya itu sungguh dapat menolong kita. Di dalam segala keadaan, baik dalam masa kesukaran atau pun kelimpahan, firman-Nya adalah pelita dan terang bagi jalan kita.
Sahabat saya, Josaring pernah mengatakan, ” sekalipun kita dalam kesusahan, tetaplah lakukan hal yang benar sesuai dengan firman-Nya. “ Saya setuju sekali dengan nasihatnya. Tidak seorangpun dari kita yang tahu jalan keluar seperti apa yang akan Tuhan berikan kelak. Tidak perlu kita memikirkan apa-apa, pokoknya lakukan saja apa yang Tuhan firmankan dengan taat, setia dan rendah hati. Kalau sudah kita sama-sama melakukannya, jangan lupa mengucap syukur ketika pertolongan-Nya hadir bagi kita.
...........Sabtu, 26 Juni 2010...pkl 10.30 WIB.... ketika aku merenungkan perjalanan hidupku, dan pertemuan serta pembicaraan dengan teman semasa SMAku dulu... aku terinspirasi atas masalahnya dan masalahku....ketika kami setelah sama-sama menjadi seorang bapa dari anak-anak)

Selamatkan Pernikahan Sebelum Dimulai

Selamatkan Pernikahan Sebelum Dimulai
"Hingga kematian memisahkan kita" suatu ungkapan yang sering diucapkan oleh sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Tetapi bagi sebagian pasangan setelah menikah, ungkapan tersebut berubah menjadi "hingga perceraian memisahkan kita"

Bagaimana kita dapat membangun suatu pernikahan yang sukses? Terkadang pasangan lebih memikirkan persiapan pesta pernikahan yang sempurna daripada rencana kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan itu. Padahal yang paling utama adalah kelangsungan hidup pernikahan itu sendiri karena hidup pernikahan memiliki kesulitan tersendiri. Ada banyak pasangan mengalami perpecahan karena tidak menyadari titik rawan pernikahan. Titik rawan itu biasanya timbul dari komunikasi yang buruk, hal-hal yang berkenaan dengan jenis kelamin dan rohani yang tidak sehat. Namun kebahagiaan dapat diraih apabila pernikahan itu memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap kehidupan, memiliki konsep yang realistis tentang cinta, mampu mengkomunikasikan perasaan-perasaan, mengerti dan menerima perbedaan jenis kelamin, mampu mengambil keputusan dan menyelesaikan perselisihan serta memiliki suatu landasan rohani dan tujuan yang sama. Bagaimana cinta dapat
memperkuat suatu hubungan pernikahan?

Anatomi Cinta

Apakah cinta itu? Cinta tidak mudah dimengerti. Dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Robert Stenleg, seorang psikologi dari Yale University telah mengembangkan suatu model segitiga cinta, yaitu salah satu pandangan yang paling terkemuka yaitu "Cinta bagaikan sebuah segitiga yang memiliki tiga sisi; gairah, keintiman dan komitmen."

a. GAIRAH. Sebagai sisi pendorong perasaan untuk bercinta. Gairah bersifat sensual dan seksual, ditandai oleh rangsangan biologis dan suatu keinginan yang besar akan kasih sayang yang dinyatakan secara fisik.

b. KEINTIMAN. Sebagai sisi emosional. Keintiman merupakan isi kerinduan hati yang terdalam akan kedekatan dan penerimaan. Apabila dua orang tidak saling mengenal secara mendalam, mereka tidak dapat menyatu dan dipersatukan. Sebab timbulnya cinta tergantung kepada kedekatan, komunikasi dan saling berbagi. Sehingga tanpa keintiman, pasangan akan tetap merasa sendiri, walaupun mereka sudah hidup dalam satu atap.

c. KOMITMEN. Sebagai sisi Kognitif dan kemauan. Komitmen memandang ke masa depan yang tidak kelihatan dan berjanji akan berada di sana hingga akhir hayat. Komitmen menjanjikan kepastian dan menjaga cinta terhadap pasangan, saat gairah menjadi redup.

Tahap-tahap Cinta

Cinta yang menggairahkan pada awal pernikahan tidak dapat menjamin langgengnya suatu pernikahan. Resepsi yang mewah, bulan madu yang serba wah,,, tidak menjamin langgengnya suatu bahtera rumah tangga. Harta benda dan kemewahan serta warisan yang banyak juga tidak menjadi jaminan dalam untuk dapat saling membahagiakan dua hati yang tergabung dalam satu rumah tangga. Namun perlu diperhatikan sejauh mana perasaan cinta kasih antara kedua belah pihak, sejauh mana tingkat kedewasaan mereka dalam menghadapi gelombang kehidupan dalam mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan riak dan gelombang kehidupan. Jangan pernah bermimpi lautan kehidupan untuk tidak bergelombang, jangan pernah meminta kepada Tuhan agar lautan kehidupan untuk tidak bergelombang, namun berdoalah agar bahtera rumah tangga kita dapat berlayar dengan selamat hingga sampa ke dermaga tujuan. Tetapi kemampuan untuk menerima sifat cinta yang berubah-ubah akan membuat pasangan rileks saat menghadapi tekanan yang menguji daya tahan setiap pasangan.
Pernikahan merupakan sebuah perjalanan atau tahap-tahap cinta yang dapat diperkirakan sebelumnya. Setiap tahap dibangun di atas tahap yang lain, kemudian dibawa ke dalam cinta yang utuh.

a. ROMANTIS. Merupakan tahap awal dimana pasangan-pasangan melupakan individu dan identitas masing-masing dan berusaha saling menyukai satu dengan lainnya serta menikmati keindahan, kebahagiaan dan rasa memiliki. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya perasaan saling melayani dan rasa ingin membahagiakan pasangan.

b. KEKUATAN PERGUMULAN. Tahap yang penuh dengan ketegangan dimulai dari munculnya ketidakserasian dan perbedaan-perbedaan yang makin nyata. Akibat dari kondisi ini biasanya kedua insan akan saling intropeksi diri, mereka saling menilai bagai mana cara mereka mengayuh biduk kebahagiaan itu ketika gelombang permasalahan dan pergumulan tiba. Dalam hal ini akan terlihat cara pandang masin-masing atas pergumuan tersebut, sehingga mereka akan mengevaluasi hubungan mereka, apakah dapat dipertahankan atau dilanjutkan, atau cari alternative lain. Disisni dituntut kedewasaan berfikir masing-masing dengan berfikir arif dan memahami bahwa kehidupan berkeluarga bukan untuk sesaat, tetapi untuk selamanya. Menurut iman Kristiani “ Yang telah dipersatukan Allah,tidak dapat dipisahkan oleh manusia, kecuali oleh kematian”.

c. KERJA SAMA. Pasangan-pasangan pada tahap ini menyadari bahwa cinta lah yang terutama. Bukan melihat luar tetapi melihat ke dalam pada diri masing-masing pihak dan memilkul tanggung jawab atas masalah-masalah pribadi mereka. Bagai mana cara mereka memecahkan masalah secara bersama-sama akan kelihatan jelas pada saat waktu masih berpacaran. Hal ini sering dibutakan oleh perasaan yang sering dianggap sebagai perasaan cinta, namun sebenarnya itu adalah perasaan nafsu dan kepentingan.

d. KEBERSAMAAN
. Inilah tahap dimana ada rasa saling menyatu dan saling memiliki sehingga mendatangkan rasa aman. Orang-orang yang saling mencintai akan berfikir dan berhitung, berapa lama mereka berpisah…. Bukan berapa lama mereka bersama. Semakin dalam saya mencintai istri /kekasih hati saya, semakin banyak waktu yang ingin saya habiskan bersamanya”. Bila kita sedang jatuh cinta kepada seseorang, kita tidak akan menghitung menit-menit yang kita lalui bersama orang tersebut, namun sebaliknya menghitung menit-menit ketika kita tidak bersamanya.

e. KREATIVITAS BERSAMA. Pada tahap ini irama keintiman tiba pada pengembangannya. Masing-masing pasangan berkreativitas bersama-sama mengembangkan suatu jaringan hubungan yang bermakna untuk mendukung pernikahan dan memperdalam kebahagiaannya.

Membuat Cinta Bertahan Seumur Hidup Cinta yang abadi tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dipelajari, dipratekkan dan diasah. Pernikahan yang sukses adalah hasil dari dua orang yang bekerja sama dan trampil untuk mengembangkan cinta mereka. Perbuatan, perlakuan dengan pasangan kita, merupakan luapan hati yang paling dalam, dan perasaan cinta kasih yang tulus. Perasaan itu tidak akan dapat dibendung oleh apa dan siapapun di dalam kehidupan ini. Ia akan selalu mengalir, dan jika dibendung, sebentar akan terhenti, namun suatu saat ia akan mengalir kembali dan mungkin dengan debid dan volume yang jauh lebih besar. Jika tidak demikian, maka perlu kita pertimbangkan apakah perasaan yang kita miliki itu rasa cinta yang tulus atau hanya pelarian dan nafsu duniawi belaka yang penuh dengan kepentingan kotor dan mengerikan.

Berikut ini ada beberapa petunjuk untuk mengembangkan pernikahan:
Dalam mempertahankan dan membangun hubungan yang harmonis, sehingga ikatan cinta kasih dapat bertahan dengan baik perlu diperhatikan :
a. Memelihara Gairah
Beberapa strategi untuk memelihara gairah :
1. Lakukan sentuhan yang bermakna dengan penuh rasa kasih sayang.
2. Rencanakan pengalaman-pengalaman yang saling membahagiakan .
3. Berikan pujian kepada pasangan kita dan hindari ejekan dan saling melemahkan.

b. Memelihara Keintiman
Beberapa hal yang harus diingat untuk memelihara keintiman.
1. Luangkan waktu bersama, bercerita, saling berbagi perasaan, saling menegtahui permasalahan, sehingga timbul pemahaman dan saling mengerti. Jika anda terpisah oleh jarak akibat pekerjaan, lakukan komunikasi yang efektif setiap hari, saling mengingatkan akan kesehatan, waktu makan, waktu tidur dan sebagainya. Hal itu akan membantu kita untuk selalu merasa bersama dan dekat dalam menjalani hidup.
2. Dengarkan dengan telinga ke tiga, artinya perlu ada klarifikasi informasi yang kurang jelas. Jangan kita langsung percaya, apalagi ambil kesimpulan sebelum fakta dan data yang kita miliki tentang kasus tersebut jelas dan real.
3. Praktekkan penerimaan tanpa syarat, ketika kita sudah memilih, maka kita harus menerima dia apa adanya , dan mari kita berusaha saling mengingatkan agar kondisi ideal menurut kita tercapai.


c. Memelihara Komitmen

Untuk memelihara unsur komitmen yang penting dalam pernikahan, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai referensi, yaitu :
1. Hargailah tingginya nilai komitmen
2. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan pasangan anda
3. Jadikan komitmen sebagai bagian dari keberadaan anda

Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik dibangun atas dasar "siapa kita" baru kemudian "apa yang kita lakukan". Untuk menikmati komunikasi yang baik dalam pernikahan, ada tiga sifat pribadi yang harus dimiliki, yaitu kehangatan, ketulusan dan empaty.

a. KEHANGATAN. Pasangan datang kepada kita dengan sekumpulan kelemahan dan kekurangan yang tidak dapat diterima, beberapa di antaranya sudah diketahui dan masih banyak yang belum ketahuan. Abaikanlah kekurang tersebut demi keindahan yang ada di balik itu. Kunci kehangatan adalah penerimaan. Daripada hanya menilai dan menuntut, lebih baik kita menerima perasaan dan tindakan orang yang kita cintai. Kehangatan memperkuat rasa percaya diri dan menahan dia agar tidak mengubah kepribadiannya dan berpikir seperti yang kita inginkan.

b. KETULUSAN. Ketulusan diekspresikan bukan dengan kata-kata, tetapi dalam nada suara danperilaku non verbal, mata dan sikap tubuh kita. Seseorang dapat menghujani pasangan dengan cinta tetapi bila tidak ada ketulusan cinta itu akan hampa.

c. EMPATI. Contoh ilustrasi, "Cara terbaik untuk mencegah agar kita tidak menginjak kaki pasangan kita adalah dengan meletakkan diri kita di dalam sepatunya" ilustrasi ini menggambarkan bahwa, Empati adalah melihat dunia dari pandangan pasangan kita.

Perusak Pernikahan

Jika hendak menumbuhkan kebahagiaan dengan pasangan kita, kita perlu menghindari racun dalam pernikahan sebagai berikut :

a. Mengasihi diri sendiri
b. Mempersalahkan orang lain. Ketidakbahagiaan dapat disebabkan oleh kebiasaan yang cenderung selalu menyalahkan pasangan (salah satu pasangan menjadi kambing hitam). Perlu diingat bahwa ketidakbahagiaan tidak pernah disebabkan oleh satu orang, artinya bukan mencari "siapa yang salah" tetapi "apa yang salah".
c. Dendam. Bila kita terus memikirkan kekecewaan, sakit hati dan kemarahan, kemudian mengingat-ingat perlakuan yang tidak adil terhadap diri kita, akan menambah emosi dan menghancurkan semangat untuk menumbuhkan kebahagiaan.

Apa yang Perlu Diketahui Setiap Suami Mengenai Istrinya

Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan adalah untuk dicintai, dimengerti dan dihargai.

a. DICINTAI
. Apa yang dapat dilakukan seorang suami untuk menunjukkan cintanya kepada istrinya ? Pikirkan ungkapan "Aku Mencintaimu". Bagi beberapa pria merasa tidak perlu untuk mengucapkan kata tersebut, tetapi bagi seorang istri butuh (ingin mendengar) ungkapan tersebut dari suaminya.

b. DIMENGERTI. Bagi wanita dimengerti berarti menerima perasaan-perasaannya, misalnya mendengarkan, memahami dan merepleksikan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh pasangan.

c. DIHARGAI. Menghargai istri berarti menghargai dan mendukung keputusan-keputusan dalam memenuhi impiannya. Untuk memulainya, jangan berusaha untuk mengubah atau memanipulasinya. Tetapi hormati kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai serta haknya. Akibat sikap menghargai ini, seorang istri akan lebih bersikap santai dan terbuka.

Apa yang Harus Diketahui Istri Mengenai Suaminya

Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan adalah dikagumi, memiliki otonomi dan menikmati kegiatan bersama.

a. DIKAGUMI. Suami mengukur harga dirinya melalui apa yang sudah dicapai, besar atau kecil hasil yang dicapai membutuhkan pengakuan dari istrinya. Pengaguman adalah bahan bakar yang dibutuhkan pria untuk lebih maju karena memberikan kekuatan. Tetapi perlu diingat, jangan pernah berpura-pura mengagumi dengan kata-kata pujian. Sebaiknya agar pengaguman istri benar-benar memiliki nilai, pujian itu harus tulus tercermin dalam perasaan yang sesungguhnya.

b. PERLU OTONOMI
. Sebagian kebutuhan otonomi adalah memberi ruang untuk suami (kebutuhan untuk menyendiri). Ada istri mengeluh karena suami mereka tidak segera menceritakan hal-hal yang dialami suaminya apabila sampai di rumah sepulang dari kantor. Tanpa menyadari suami ingin membaca koran atau menyiram tanaman atau apapun yang dilakukan lebih dahulu untuk menyegarkan pikiran mereka sebelum memulai bercakap-cakap.

c. KEGIATAN BERSAMA. Seorang pria membangun keintiman dengan cara yang berbeda. Ia membina hubungan dengan melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Misalnya bekerja di kebun, melakukan pekerjaan rumah, pergi nonton bersama istrinya. Suami menjadikan istri sebagai teman. Hal ini sangat baik apabila istri ikut dalam kegiatan bersama tersebut.

Kesalahan yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri

a. MENGKRITIK
. Mengeluh itu baik, mengungkapkan keluhan jauh lebih daripada mendendam di dalam hati. Sepintas tampaknya tidak ada perbedaan antara mengeluh dan mengkritik. Tetapi perbedaannya sangat besar. Artinya, mengkritik lebih merupakan tindakan yang menyerang kepribadian seseorang, misalnya menyalahkan dan membuat sebuah serangan pribadi atau tuduhan. Sementara mengeluh adalah suatu komentar mengenai sesuatu yang tidak diinginkan. Menerima sebuah kritikan jauh lebih buruk daripada menerima suatu keluhan.

b. MENGHINA. Penghinaan adalah racun bagi hubungan. Ketika penghinaan muncul, perasaan positif terhadap pasangan akan lenyap.

c. MEMBELA DIRI
. Pembelaan diri dengan cara yang tidak benar adalah hal kurang baik. Apalagi sampai mencari alas an yang tidak masik akal dan menyalahkan orang lain, itu sesuatu yang kurang baik. Bersikaplah ksatria, mengakui kesalahan dan mintalah maaf atas kekurangan kita. Hal itu lebih terhormat dan bermartabat.

d. MEMBISU. Membisu seringkali dianggap sebagai usaha agar tidak membuat persoalan semakin buruk. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa membisu adalah tindakan yang sangat berpengaruh. Tindakan tersebut menyatakan suatu penghinaan, sikap dingin dan keangkuhan yang bisa membuat pernikahan menjadi rapuh. Kejanggalan akan terjadi jika omunikasi tidak ada.

BERTENGKAR DENGAN BAIK

Tidak adanya konflik (konflik yang wajar) dalam rumah tangga bukanlah tanda yang baik bagi pernikahan. Pasangan yang menolak menerima konflik sebagai bagian dari pernikahan akan kehilangan kesempatan untuk secara kreatif menantang dan ditantang. Jadi konflik adalah wajar dan tidak lagi selalu menggambarkan suatu krisis, melainkan sebuah kesempatan untuk berkembang. Karena konflik merupakan saringan dari perasaan cinta kasih, dengan konflik yang benar kita akan masing-masing intropeksi diri dan menuju kea rah yang lebih baik dan sempurna. Konflik yang benar adalah proses pemurnian rasa cinta kasih yang ada dalam hati kita. Hindari orang ke tiga atau ke empat dalam konflik keluarga kita, jangan samapai keluar pintu rumah itu persoalan, karena akan berakibat fatal terhadap keutuhan cinta anda.

Bagaimana Cara Bertengkar/konflik Dengan Baik ?

a. Jangan lari dari pertengkaran/ konflik.

b. Pilihlah pertengkaran dengan hati-hati. Apabila hendak marah karena dalam melaksanakan pekerjaan rumah si pasangan tidak sesuai dengan keinginan kita, atau ia lupa menyambut kita pulanhg kerja, atau ia lupa akan ulang tahun kita, dll.maka pikirkan terlebih dahulu apakah marah itu perlu dilakukan atau tidak.

c. Terangkan masalah dengan jelas. Ketika merasa suasana memanas, mintalah pasangan supaya menjelaskan penyebab pertengkaran tersebut sehingga masing-masing dapat memahami masalahnya. Dan kita usahakan komunikasi dengan baik, ada yang bicara dan ada yng mendengar, sehingga permasalahan semakin jelas dan dapat difahami dengan baik.

d. Nyatakan perasaan kita secara langsung. Memberikan tanggapan kepada apa yang dilakukan pasangan jauh lebih baik daripada tidak memberikan tanggapan untuk membela diri terhadap hal yang tidak membawa kemajuan.

e. Nilai Intensitas perasaan-perasaan kita. Hal tidak seiman akan menimbulkan masalah, karena apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin kelihatan tidak penting bagi pasangan.

f. Berhenti Menghina.

Memelihara Jiwa Pernikahan

Kebutuhan dalam pernikahan bukanlah sekedar kegembiraan, daya tarik dan kegiatan yang lebih banyak, tetapi jauh dari semua itu pernikahan membutuhkan kehidupan rohani. Setidaknya disiplin kehidupan rohani akan membawa teman hidup berjalan dari kehidupan biasa saja menuju ke kedalaman ibadah, pelayanan dan doa.

a. IBADAH. Ibadah memiliki cara tertentu untuk mengubah suatu hubungan. Ibadah bersama akan menjadi suatu sarana untuk memelihara jiwa pernikahan. Pasangan suami istri yang sering melakukan ibadah bersama sepanjang hidup akhirnya akan memperbesar kemampuan untuk saling mencintai.

b. PELAYANAN. Dengan berbuat baik kepada orang lain secara bersama-sama, akan membantu menumbuhkan perasaan saling memiliki dan mensyukuri kebahagiaan yang telah dinikmati secara bersama-sama.

c. DOA. Hal penting dalam berdoa adalah "mengucap syukur". Setiap usaha yang kita buat untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa bersama akan memelihara hubungan dan jiwa pernikahan.

Sumber: Dikutip dari Majalah Ambara Kanya Sena Edisi

Senin, 21 Juni 2010

PEMENANG ATAU PECUNDANG

PEMENANG ATAU PECUNDANG
Seorang pemenang selalu melihat adanya kesempatan dalam setiap tantangan. Seorang pecundang selalu melihat masalah atau tantangan dalam setiap kesempatan.

“You don’t see what you actually see, but you see what you wanna see. If you’re a winner, you always see chances because that’s all you wanna see.”
Kita tidak melihat yang sebenarnya terlihat oleh mata jasmani kita, tetapi kita melihat apa yang ingin kita lihat. Jika kita seorang pemenang, kita akan selalu melihat kesempatan demi kesempatan karena memang itulah yang kita ingin lihat. Sebaliknya, jika kita seorang pecundang, maka yang selalu kita lihat adalah kendala, penghalang, tantangan dan mencari alas an demi pembenaran diri sendiri. Biasanya alas an yang dipilih adalah demi menutupi kelemahan kita sendiri sulit untuk mengakuinya.

Seorang leader pernah berkata, “Kalau Anda ingin maju, jangan pernah punya alasan. Kalau Anda punya segudang alasan Anda tidak akan pernah maju.”

Ada lima D yang perlu kita miliki untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan.

D - Desire (Keinginan)
Apakah Kita punya keinginan untuk mengalami kemajuan? Apakah kita cukup puas dengan keadaan kita selama ini? Alkitab mengajarkan untuk mengucap syukur dalam segala keadaan, tetapi Alkitab juga mengajarkan untuk meminta apa yang kita inginkan dari Tuhan (Yohanes 16:24). Sebelum Tuhan Yesus menyembuhkan Bartimeus yang buta, Ia bertanya “Apa yang kamu inginkan supaya Aku perbuat bagimu?” Apakah kita punya keinginan?

D - Decision (Keputusan)
Salah satu kesulitan yang sering dihadapi banyak orang adalah masalah pengambilan keputusan. Sering kita takut akan resiko dari keputusan yang kita ambil.Sesungguhnya, banyak orang yang tidak berani mengambil keputusan karena tidak bersedia memikul tanggung jawab atau akibat yang mungkin timbul akibat keputusan yang diambilnya. Mereka yang maju adalah mereka yang berani mengambil keputusan, mengambil langkah awal dan keluar dari zona kenyamanan. Ketika Petrus menyatakan keinginannya untuk berjalan di atas air kepada Yesus, maka ia harus mengambil keputusan untuk mengayunkan langkah pertamanya di atas air ketika Yesus mengundangnya. Setiap keputusan selalu ada resiko, tetapi keberanian menghadapi resiko tersebut yang membuat seseorang menjadi lebih dewasa.

D - Drive (Dorongan)
Keputusan yang telah kita ambil harus diikuti dengan langkah-langkah realisasi. Jika tidak ada, tidak lebih dari sekedar berjalan di tempat. Apakah kita sudah menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan keputusan kita ? Apakah setiap hari kita melangkah ke arah yang sudah kita putuskan sebelumnya? Apakah setiap kegiatan kita sudah sejalan dengan cita-cita, keinginan, atau mimpi kita? Jika belum, jangan putus asa, kita harus membangun dorongan dalam diri kita, bahwa “hari esok pasti lebih baik dari hari ini”.

D - Determination (Tekad)
Setelah kita melangkah, biasanya akan timbul tantangan. Akan ada arus yang melawan arah perjalanan kita. Saat-saat seperti itu dibutuhkan tekad yang bulat untuk tetap berjalan. Mereka yang berhasil adalah mereka yang memiliki tekad baja untuk tetap melangkah sekalipun ada badai yang menghadang. Seperti layaknya sedang mengemudi sepeda motor, seketika kita melajukan kendaraan, tantangan pertama adalah gerakan angin yang berlawanan arah enga laju kita, semakin kencang kendaraan kita dipacu, semakin kuat pula terpaan angin yang terjadi. Ibrani 10:36 mengatakan bahwa kita “... memerlukan ketekunan....” Tekad yang kuat akan menolong kita untuk tetap tekun.

D - Discipline (Disiplin)
Selanjutnya, diperlukan disiplin untuk tetap melakukan hal-hal tertentu sekalipun daging kita menolaknya. Sebuah definisi yang bagus tentang disiplin adalah melakukan sesuatu yang perlu pada saat kita tidak ingin melakukannya. Seorang pengusaha terkenal mengatakan bahwa salah satu kunci sukses dalam usahanya adalah disiplin.