Senin, 02 Agustus 2010

Meraih Sukacita.

Meraih Sukacita.


Karena tekanan ekonomi dan biaya kebutuhan pendidikan anak-anak semakin meningkat,isteriku sering mengeluarkan kata-kata penyesalan. Hal ini sering muncul saat dia mau membayar kebutuhab anak-anak kami yang sedang kuliah.Uang yang saya setor setiap bulan tidak mencukupi. Dia selalu mencatat biaya anak-anak,kemudian dia membandingkan pendapatanku."Pak,gajimu tidak cukup",Saya stress,pusing mengatur gajimu yang kecil..Rasanya aku ingin mati saja. Kalimat2 sepeti itu sering dilontarkan isteriku kepadaku sebagai tanda kekecewaan. Sudahlah ma, doakan saja agar kiriman kita diberkati Tuhan. Begitulah kata-kata jawabanku agar dia tabah menghadapi kenyataan hidup yang semakin sulit ini.

Seringkali aku kesal mendengar cara isteriku berbicara bila ada masalah.Kadang dia mengeluarkan kata kutukan kepada anaknya seperti berikut:"Biarlah mereka mampus semua,pusing aku memikirkan mereka". Emosiku langsung naik dan menyuruhku untuk membentaknya.tetap aku sadar,itu bukanlah jalan keluar yang terbaik.Aku tahan letupan emosiku dengan mengatupkan kedua bibirku,agar tidak keluar sepatah kata dari mulutku.
Aku merenung,apakah sikap begini dapat mengakibatkan stroke,lumpuh mendadak,atau meninggal tiba-tiba?

Aku ingat nasehat yang mengatakan ,jangan simpan marah didalam hati,karena bisa menimbulkan penyakit...Benarkah demikian?
Dalam permenungan demikian,sering timbul dalam pikiran saya ,apakah isteriku ini menyesal menikah dengan saya yang tidak mampu memenuhi hasratnya dengan materi yang cukup? Atau apakah dia menyesal mempunyai anak-anak yang banyak membutuhkan biaya pendidikan?

Saya juga sering sakit hati atas jawaban2nya yang ketus.Semuanya kupendam dalam hati demi ketuhan rumahtangga.saya tidak mau piring beterbangan menyambut sikapnya yang tidak hormat kepada suami.tetapi berapa lama aku kuat?

Suatu ketika saat saya pulang dari kantor,badanku sudah letih bekerja seharian.Sampai dirumah aku minta disediakan segelas teh manis.Dia malah menjawabku demikian:"Aku bukan pembantumu,buat sendiri saja minumanmu" Aku diam,dan langsung merebahkan diri di tempat tidur.Aku bertanya dalam hati:"beginikah terus saya alami dalam kehidupoan berkeluarga Tuhan? Rumah menjadi tidak nyaman bagiku karena kurang materi? Tidak ada sukacita dan kedamaian. Aku masih bekerja,sikapnya tidak menyenangkan bagiku. Bagaimana bila aku pengangguran? Bisa lebih parah lagi,atau menganggapku sampah.

Suatu hari saya mengajaknya berdiskusi memecahkan masalah yang kami hadapi.
Dia berkata:"Aku ingin mati saja" Pembicaraan langsung terputus seketika,tidak berlanjut.
Aku berdoa kepada Tuhan:"Tuhan,Engkau telah menentukan dia sebagai pasangan hidupku,tetapi saya tidak bersukacita atas perilakunya yang suka emosi dan mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaanku.Tidak ada kedamaian bersama dengan dia.Kalau ada rencana iblis untuk menghancurkan hubungan kami,biarlah rencana itu Tuhan gagalkan dari kami.Saya tahu Tuhan menginginkan perceraian dan kehancuran rumah runahtangga yang telah Engkau persatukan.Berikan kami kekuatan untuk memikul salib keluarga kami.Biarlah kehendakMu yang terjadi. Amin.

Setelah berdoa demikan,saya merasakan ketenangan batin.saya percaya Tuhan pasti ikut campur menyelesaikan persoalan kami.
Waktu itu hari minggu sore,saya melihat isteri saya ketiduran di sofa.saya perhatikan telapak kakinya kotor.lalu saya ambil handuk kecil dan saya celupkan ke air.Telapak kakinya saya bersihkan dengan handuk basah hingga bersih.Dia diam saja tidak bereaksi,kubiarkan dia tidur lelap.

Pada saat saya meninggalkan rumah menuju gereja,dia terbangun dan menyapaku dengan lembut,papa mau kemana?" Saya mau kegereja ikut kebaktian sore,sahutku. Aku ikut pa..tunggu ya..aku ganti pakaian dulu,pintanya. Aku kaget bercampur gembira..angin sorga menyapanya .terima kasih Tuhan,bisikku dalam hati.

Setelah peristiwa tersebut,kehidupan keluarga kami berobah.Suasana bahagia pada saat menikah dulu kami raih kembali.Kami luput dari perpecahan.

Ada saatnya kita jenuh melihat pasangan kita.karena kesulitan hidup yang kita alami.
Solusinya,kita hanya datang dan mengeluh kepada Tuhan saja.Dia pasti menolong kesulitan kita.Semoga kesaksian ini berguna bagi pasangan yang sedang bermasalah.
Raih kembali sukacita yang hilang yang sdh diberikan Tuhan pada saat pernikahan.jangan biarkan keluarga saudara/i hancur karena harta dunia. Tuhan Yesus memberkati.


aku terkesan.....lalu aku tuliskan dan aku muat.Maaf jika ada yang secara kebetulan mirip atau bahkan sama, tdk ada maksud untuk menyinggung.... hanya luapan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar