Alat Canggih dan Akibatnya
Suatu hari Minggu, Ny.Rhyiap mamanya Dassya pagi-pagi jam 6 sudah berteriak kesal. Anaknya Dassya telat bangun. "Ayo Dassya, sudah jam 6...cepetan kita masuk gereja jam 7!". Mendengar teriakan Sang Ibu, dengan wajah kuyu Dassya ke kamar mandi. Hanya dalam 15 menit dia siap berangkat. Tapi..... Mamanya terperangah lihat baju anak putrinya yang memang masuk usia pubertas. Minim. Mamanya yang terbilang berkeyakinan fundamentalis dan memegang ketat sopan santun berteriak spontan: "aih baya Dassya, kamu mau ke kolam renang atau ke gereja.. Ganti sana!!!". Dassya dg wajah kesal, masuk kamar dan segera ganti baju yg lebih sopan. Dalam 10 menit selesai, sambil menyambar BlackBerry (BB) -nya Dassya masuk ke mobil. Karena gereja hanya berjarak 10 menit dg mobil, mereka tiba sebelum jam kebaktian. Ny.Rhyiap melihat Dassya tidak membawa Alkitab. Tapi dia biarkan saja, karena pikirnya Alkitab Elektronik toh ada di BBnya Dassya. Mulai kotbah, Dassya awalnya baca Alkitab. Biasanya membaca dengan cara bergantian, Pendeta dulu baru jemaat, demikian seterusnya. Namun setelah itu mata Dassya melirik BBM nya, dan…. wah ada 7 tanda BBM. Dia mulai buka...eh...kemudian ada tanda SMS masuk, krn lampu merah menyala. Kali ini SMSnya 17. Dia penasaran, siapa nih pagi-pagi udah heboh sms-in dia. Rupanya teman-teman SMA-nya yang mau ajak Dassya ulang tahun Thyrgash salah satu cowok yang paling ganteng dan pintar di sekolah mereka. Baru selesai baca sms teman-temannya, ternyata inbox emailnya ada 13....uh...siapa nih... Dassya terus memperhatikan BB-nya. Sementara mamanya melirik sang putri dan bangga, mengira si anak membaca terus ayat bacaan Alkitab. (Sebab jika mamanya melirik, si Dassya langsung ubah ke Bible). Setelah usai baca bbm, sms dan email, kotbahpun selesai. Jadi sepanjang kotbah Dassya hanya memperhatikan BBnya, hatinya jauh dari ibadah dan sama sekali tidak perhatikan kotbah. Sang ibu juga terlalu lugu dan percaya .Semoga pengalaman Ny.Rhyiap tidak menimpa kita. Sarana teknologi komunikasi, apapun itu, sangat baik dan sangat membantu jika digunakan dengan baik dan tepat guna. Namun jika sarana itu membuat kita kehilangan tujuan-tujuan hidup kita, maka itu menjadi bahaya besar. Jangan pula kita menjadi teladan buruk bagi anak-anak dalam menggunakan sarana komunikasi yang makin beragam di rumah kita.
Mari kita ingat : Apa saja yang membuat kita menjadi jauh dari Tuhan itu sudah menjadi BERHALA bagi kita……
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar