Minggu, 31 Oktober 2010

Kesimpulan dengan Insting.

Dalam pengambilan keputusan, saya sering menggunakan insting. Ketika ada insting tentang suatu hal, biasanya saya melakukan beberapa pengamatan untuk mengambil keputusan, ternyata selama ini hasilnya mendekati akurat. Kadang kala, sebelum pembuktian dari fakta iru saya menduga hasilnya dan ternyata benar, puas sekali perasaan dengan hasil yang diperoleh dari ujian itu. Apakah ini termasuk gambling atau tidak, tapi yang pasti dalam hidup saya ini sering saya lakukan. Berbeda dengan teman saya, yang lagi kasmaran dengan kekasih hatinya. Entah faktor apa yang membuat ia demikian, sehingga ia lebih mengutamakan insting dan perasaan tanpa memperdulikan data dan pengamatan di lapangan. Hasilnya banyak yang menjadi korban perasaan akibat keputusannya itu. Mungkin ia tidak merasa bahwa begitu banyak hati yang terluka akibat pola pikirnya, ada yang kehilangan sahabat, sumber mata pencarian,,, dan lain sebagainya.
Ketika ia terpisah dengan sahabat sejatinya dan sekali gus kekasihnya, ia menunggu dan menunggu tanpa ada beritanya. Lalu ia menikah dengan wanita lain... tanpa tau jelas apakah kekasihnya itu masih menunggunya, atau masih hidup dan sejuta pertanyaan lain. Yang pasti... ketika ia merasa tuntutan menikah itu datang, baik dari keluarga, maupun orang lain.... ia dapat menikah dengan wanita lain....walaupun dengan pengakuannya ia berat menerima kenyataan ini. Ia mengatakan tidak mencintai wanita pendampingnya itu, namun ia masih ingat kekasihnya dulu yang masih menunggunya. Karena waktu, sang kekasihnya pun tahu.. bahwa ia telah menikah dengan wanita lain di tempat yang jauh. Hampir saja kekasih sahabat saya itu mengakhiri hidupnya, ia menangis, ia bersedih dan tidak punya harapan. Beberapa lama kemudian, kekasih sahabat ku itupun menikah dengan lelaki lain yang mirip dengan sahabatku penampilannya, namun karakter mereka jauh berbeda. Ternyata kedua kekasih yang terpisah ini merasa menderita dalam kehidupannya, namun nasi sudah menjadi bubur, itu jawaban ku ketika temanku itu curhat kepadaku. Mungkin tulah kesalahan mu, engkau mengambil kesimpulan tanpa data yang akurat dan jelas. Engkau melukai hatinya yang paling dalam. Akibat rasa bersalah yang di simpan oleh sahabat ku, ia mencari alamat kekasinya itu di dunia maya... berkali-kali ia mencoba, namun selalu gagal. Malah sang waktu yang berkata lain... tanpa diduga, kekasih sahabatku itu minta berteman melalui fb dunia maya itu. Singkat cerita mereka mengulang cerita lama dengan tawa canda dan air mata. Tak terasa mereka bersahabat dengan baik via dunia maya... namun hanya beberapa saat saja. Dalam waktu tak lebih dari 100hari, teman ku kembali mengulangi cara yang lama. Dengan alasan kesibukan kerja, teman ku menghindari berkomunikasi dengan kekasihnya, dan ternyata dimanfaatkan orang ke tiga. Dengan cara yang pertama sahabat saya mengulangi kesimpulannya dengan insting yang tidak didukung oleh data yang akurat.... namun itulah insting lelaki yang kurang tajam... tak setajam insting wanita. Namun mari kita ingat... insting akan mendatangkan kekecewaan dan penderitaan jika tanpa data dan fakta yang akurat. Kasus dan perasaan bisa saja mirip, identik bahkan hampir sama... namun hati-hatilah dalam menarik kesimpulan sebelum melukai diri sendidri dan orang lain......
Semoga bermanfaat bagi kita semua... dan hal ini hanya hayalan belaka demi menjelaskan gambaran kasus di atas......okk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar