Lumei dan Si Gumbot
panangga ni Sintua
Teringat akan nama anjing seorang Sintua kami dulu di kampung
Suda, namanya Gumbot. Dia besar, bulunya lebat, menjadi anjing kesayangan putri
Sintua ini dan selalu ikut Sintua kemana pun ia pergi. Putrinya bernama Lumei,
anak yang rajin sekolah minggu, masih duduk di kelas 1 SD inpres dekat rumah
mereka. Gumbot ini pemburu yang handal dan cerdas serta taat pada tuannya. Jika
dibawa ke ladang, tak jarang Gumbot mendapatkan hasil buruannya, musang, babi
hutan bahkan ular. Gumbot tidak takut berjuang menjaga tanaman dan adang
tuannya.
Pada suatu hari, dilaksanakan pesta pembangunan gereja di
kampung kami. Sudah pasti dihadiri oleh para pejabat daerah dan petinggi
gereja, diantaranya : Ephorus, Preases, Pendeta Resort, Bupati, Walikota,
Kapolres ,Pimpinan Perusahaan, Bank, Ketua OKP dan masyarakat . Tentunya,
mereka yang dianggap berduit dan berjabatan ditempatkan pada posisi istimewa,
di depan dengan fasilitas yang berbeda, lalu jemaat biasa di belakang dan kursinya
ala kadarnya dan tidak sedikit ada yang berdiri. Termasuk Sintua si pemilik
Gumbot tadi juga berada di belakang, karena mungkin ada perasaan minder karena
hanya seorang petani kecil yang tdk punya apa pun untuk dibanggakan.
Pada waktu itu, ketika keluarga Sintua ini ke Gereja dalam
rangka pesta Emas Gereja mereka, Gumbot juga tidak ketinggalan. Gumbot pergi ke
pentas depan persis di depan altar pada saat acara sedang berlangsung. Lalu
sang Pendeta Resort mengkode beberapa Majelis di sana, agar menyingkirkan
Gumbot dari sana, karena risih akan keberadaannya.
Pendeta
Resort : hus...hus........
Gumbot : Hanya menatap datar, lalu tak bergerak.
Pimpinan
Majelis : Sambil memetikkan tangan, bersiul
memperlihatkan roti.
Gumbot : menggerakkan ekornya...lalu melanjutkan
pikirannya di tempatnya.
Pimpinan
Majelis : Ah, kalau tak ada pejabat ini, kulempar anjing
itu.... tapi......????.
Gumbot : tetap diam di tempatnya.....
Ajudan
Bupati : Wah, tembak aja anjing itu.... tapi ada
Ephorus... gak enak.
Ajudan Walikota :
Panggil Dinas pertamanan.... tapi ada Ephorus... gak enak.
Ketua OKP : Sambil menunnjukkan pisau
mengancam anjing, coba mengusir.
Gumbot : menggerakkan ekornya...lalu tetap di
tempatnya.
Karena sudah
agak gaduh, maka Ephorus dan Preases bertanya kepada ketua panitia, ...
Ephorus : Ada apa yang terjadi?
Koq agak ribut ya pak Ketua?
Ketua : ada anjing di depan
itu, gak sopan pak Ephorus.
Ephorus/Preases : Biarkan saja lah, nanti juga pergi.
Atau siap pemiliknya?
Ketua : wah, gak tau juga
pak Ephorus ( karena jarang gereja)
Pimpin
Perusahaan : Pak Sakkil, tangkap anjing itu, lalu potong, ini
uangnya.
Sakkil : Ya pak, tapi di
depa orang ramai, ada pejabat lagi. Gimana?
Pimpin
Perusahaan : nah, pokoknya gimana pun,
malu kita di depan pejabat itu.
Pak Sakkil : Sambil menunjukkan pisau
dan keranjangnya ke Gumbot.
Gumbot : mengibas ibaskan
ekornya.......lalu tetap di sana.
Ephorus :
sambil menunjukkan roti bolu, melemparkan ke samping.
Gumbot : melihat roti.....dan tidak
bergerak......
Lalu karena
sudah ribut, wajah Bupati, Walikota dan Kapolres sudah tak nyaman melihat
posisi Gumbot di depan mereka, lalu mereka menyebutkan hal itu kepada panitia.
Ketua : sambil maju ke
depan, ia berusaha memaksa anjing itu menyingkir.
Gumbot : mengibas ibaskan
ekornya, hampir saja menggigit Ketua.
Situasi makin
heboh, semua bertanya....anjing siapa ini?
Salah
seorang jemaat menyebutkan anjing si “Lumei”....nama putri sang Sintua. Lumei
ini masih anak sekolah minggu, dia duduk paling belakang dan tak diperhitungkan
untuk menyelesaikan masalah ini.
Lumei : gumbot, mali cini....pulang kita.
Gumbot : guk...guk....guk....
lalu ia melompat dan menuju Lumei.
Lumei : sambil memeluk si
Gumbot, mereka menjauh dari pasta terhormat itu dan menikmati kebersamaan
mereka .
Semua orang
menyalahkan sang Sintua, yang sudah mempermalukan pesta terhormat itu... lalu
mereka dikeluarkan dari gereja itu. Lumei sangat sedih, dan bilang sama
bapanya.
Lumei : pa....aku gak mau Gumbot
dipotong atau dijual, ia baik bagi ku.....
Sintua : Tidak nak, kamu
lebih berharga bagiku.... kita bisa ke gereja lain.
Lumei : gak mau pak, aku
sekolah mingg di cana, udah banya kawan ku.
Sintua : gak apa... nanti
papa antar kamu ke sana.
Lumei : tapi Gumbot bisa
ikut kan pak?
Sintua :
...................??????
Pembelajaran
: Anjing pun setia pada tuannya....lalu bagai mana kita setia pada Tuhan kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar