Syndrome Narcisizme Personality (Narcissistic Personality Disorder (NPD))
Narcisizme Personality adalah keadaan kejiwaan seseorang yang dipengaruhi oleh keadaan serta sikap emosional seseorang terhadap keadaan atau orang lain di sekitarnya yang cenderung dilebih-lebihkan atau di dramatisir untuk menutupi kekurangan diri. Orang yang terkena sindrom ini lebih sering menonjolkan diri dengan kesan dipaksakan sehingga makin jauh dari rasa malu. Ketika orang melakukan sesuatu dengan berlebihan, ini cenderung memalukan. Namun bagi si pelaku tidak terasa, itulah sebabnya sindrom ini berbahaya. Jangan jangan kita sudah berada pada tingkat narsis ini. Maka marilah kita mengenalnya lebih jauh. Mereka yang terkena sindrom ini memiliki ciri ciri sebagai berikut:1. Mencari simpati orang lain dengan menceritakan hal-hal yang kadang di luar nalar atau seperti pemimpi.2. Dia sering menceritakan prestasinya sendiri dimasa lalu tanpa diminta oleh orang lain yang sedang di ajak bicara. Bahkan terkadang prestasi yang dia ceritakan tidak ada sangkut pautnya dengan bahan perbincangan saat itu.3. Apa yang dia lakukan bagi dia hal biasa,tapi bagi orang lain memalukan 4. Rasa malunya berkurang 5. Cenderung meninggikan diri dengan merendahkan orang lain.6. Meng-explode kelebihan yang ada pada dirinya.7. Mendramatisir masalah untuk mencari perhatian /sensasi dengan cara mengorbankan orang lain. 8. Bersikap egois dan selalu mengambil keuntungan dari setiap kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.9. Percaya bahwa dirinya sangat spesial dan hanya bisa bergabung atau bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki status tinggi.10. Memerlukan pujian yang berlebih ketika melakukan sesuatu Narsis itu artinya berlebihan dengan istilah gaul sekarang “lebay” dan apapun yang berlebihan itu sebenarnya tidak bagus. Apalagi berlebihan dalam pencitraan diri di hadapan orang lain. Kata narsis sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut orang yang ‘gila foto’ dan membanggakan diri sendiri. Padahal, narsis merupakan penyakit mental yang si penderitanya lebih mungkin memiliki bakat untuk berbuat curang. Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi. Narsis termasuk salah satu dari tipe penyakit kepribadian. Seseorang yang terkena penyakit narsis biasanya diiringi juga dengan pribadi yang emosional, lebih banyak berpura-pura, antisosial dan terlalu mendramatisir sesuatu. Hasil studi menunjukkan bahwa orang narsis termotivasi untuk menipu dan berbuat curang karena sifatnya yang selalu ingin pamer kepada orang lain. Orang narsis juga tidak pernah merasa bersalah dengan tindakannya. “Orang narsis benar-benar ingin dikagumi oleh orang lain. Saat menjadi pelajar, ia selalu ingin mendapat nilai bagus dengan cara apapun termasuk berbuat curang dengan menyontek,” kata Amy Brunell, penulis studi dan asisten profesor psikologi di Ohio State University di Newark, dilansir Medindia. Menurut Brunell, orang narsis cenderung lebih egois, melebih-lebihkan bakat dan kemampuannya serta kurangnya rasa empati kepada orang lain. “Narsisis (sebutan untuk orang narsis) merasa perlu untuk mempertahankan citra diri yang positif dan mereka kadang-kadang akan menyisihkan kekhawatiran etis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan,” jelas Brunell lebih lanjut. Studi yang dilakukan tim Brunell melibatkan 199 mahasiswa. Pada studi ini, peneliti mengukur tingkat narsisme dengan memilih pernyataan yang paling menggambarkan sifat partisipan. Misalnya, partisipan dapat memilih antara ‘saya tidak lebih baik atau tidak lebih buruk daripada kebanyakan orang’ atau ‘saya berpikir saya orang yang spesial’. Peneliti juga mengukur tingkat ‘harga diri’ partisipan dan menanyakan seberapa sering partisipan berbuat curang dengan menyontek pada saat mengerjakan tugas atau ujian sekolah selama satu tahun terakhir. “Kami menemukan bahwa salah satu bagian yang lebih berbahaya dari narsisisme-eksibisionisme (keinginan untuk pamer dan menjadi pusat perhatian) adalah terkait dengan kecurangan, dalam hal ini kecurangan akademik,” jelas Brunell. Brunell mengatakan, keinginan untuk memamerkan diri benar-benar membuat orang dengan karakter narsisme lebih mungkin untuk melakukan tindakan curang. Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online di jurnal Personality and Individual Differences.. (Cermin kita: Filipi 2:1-11, 2Korintus 3:1-5, I Korintus 4:5 Galatia 5 : 13-26…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar