Di tengah ladang yang sunyi tanpa lentera, sebuah rumah layaknya gubuk saja, engkau tabah dan sahaja bekerja tanpa manja, memasak, bekerja diladang yang bukan milikmu,
pagi benar, engkau sudah berangkat, di tengah alam pagi berkabut nan pekat. ditengah cerca mereka dan kerabat, namun tak menyerah dalam berjuang untukku, engkau selalu penuh semangat,
tarian rimbun pepohonan bersambut riang burung terbang
jejak kaki sang ibu berkelana memapah lelah menembus keremangan
menjajakan sayur, hasil ladang untuk setiap senyum bahagiaku
waktu dulu……….
aku hanya sosok lelaki kecil waktu itu
hanya tau bagaimana menjajakan keringatmu
tanpa tau seberapa banyak terjatuh peluhmu untuk itu
tanpa tau seberapa lelah setiap langkah kakimu untuk menggapai itu
tanpa tau seberapa haus dalam dahagamu dalam menghemat waktu.
aku hanya sosok kecil waktu itu
hanya berharap segenggam uang untuk makan dan pendidikanku
tanpa tau seberapa jauh langkah kakimu untuk menggapai semua itu
tanpa tau berapa kali kau harus terduduk dan berhenti
untuk kau usap peluhmu pertanda keletihan mu
untuk kau tarik nafas lelahmu dalam kerjamu
Kini, setiap kenangan itu yang membuatku sadar
lelahku ini tak seberapa dibandingkan lelah mu dulu
sakitku ini tak berbanding sakitmu dulu
semangatku ini belum mampu menandingi semangat mu dulu
dan langkah ini bukan apa-apa dibanding langkah mu dulu
karena engkau yang lebih tau rasa lelahmu diantara sabarmu untukku
ku ukir karyaku dari setiap jejak langkahmu untukku
ku buat setiap lirik hatiku dari setiap jatuh peluhmu untukku
ku buat setiap cerita hatiku dengan mengenang setiap lelahmu untukku
ibuku….….
sosokmu kini jadi nafas untuk setiap semangatku
aku hanya ingin menggantikan setiap masa yg telah ku buang dulu
aku hanya ingin menjadi sisi indah dalam setiap ukir cerita mu
aku akan buat setiap senyummu dari setiap lelahku
bagiku tak ada yang bisa menggantikan cinta kasih mu
untukku aku yakin tak ada yang sebanding dengan setiap kasihmu
maafkan aku belum mampu menggantikan lelahmu dulu
maafkan aku belum mampu menggantikan setiap tetes jatuh peluhmu
terimakasih ibuku…..kau tetap hangatkan pelukmu untukku
terimakasih ibuku…..kau tetap ucapkan doa untuk setiap jejak langkahku
terimakasih ibuku…..kau tetap setia di setiap menanti sepimu
terimakasih ibuku…..kau tetap rindu di setiap lelap mimpimu buat ku
berharap aku bisa….dan berharap aku mampu
untukmu dan untuk setiap mimpimu
untukmu dan untuk setiap asa mu terhadap ku, sebagai anak dan sekaligus bapa bagi adik-adikku.
Senin, 24 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar