Aku mampu karena mengenangmu (Bapa)
redup hangat pagi membawa setiap rinduku padamu
langkah kaki ini ringan dengan mengenang setiap hangat pelukmu
aku masih disini mendekap setiap tawa ketika engkau masih bersama
aku ikhlas untuk mengenangmu
aku merelakanmu untuk setiap mimpimu
jejak-jejak langkah yang engkau tinggalkan masih erat bersama jiwaku
setiap senyum dalam benakku menghangatkan kesepianku, amarah mu menyemangatiku
lelahku bukan apa-apa ketika kuingat setiap jatuh peluhmu dalam mempejuangkan aku
setiap cerita indah tentangmu ku coretkan dalam tinta hatiku
menjadi sebuah rasa dan karya….
menjadi inspirasi dalam setiap tapak jejak kakiku..
aku masih kuat berdiri untukmu Bapaku
untuk mengingat setiap lelahmu, untukku anak mu
untuk memapah setiap harapmu padaku buat mama da adik-adikku
untuk menjadi tiang diantara mimpi-mimpimu dan harapan mu
mimpi yang kau tinggal bersama raga kakumu
dan terpasung di indah salibmu
Bapa…mengenangmu membuatku lebih kuat darimu
karena aku sekarang adalah pengganti sosokmu, buat mama da adik-adikku
karena aku sekarang adalah jiwa barumu, buat mama da adik-adikku
raga dan jiwaku telah satu dalam setiap doa dan restumu
istirahatlah bersama setiap lelahmu di pangkuan Tuhan mu
dan kini…ijinkan aku!!
menjadi sosok baru buat mama dan adik-adikku
dengan harap dan setiap doamu bantu aku dalam mlakukannya
dengan setiap kenangmu dan senyummu
lihat aku dan berikan restumu dari surgamu
Aku bangga pernah memilikimu
dan aku kuat karena mengenangmu
tetes setiap perjuanganmu dan setiap semangatmu kuteguk jadi satu bersama setiap lelahmu dalam setiap langkah kakiku…. …!!!!
Senin, 24 Oktober 2011
JEJAK LANGKAH SANG IBU
Di tengah ladang yang sunyi tanpa lentera, sebuah rumah layaknya gubuk saja, engkau tabah dan sahaja bekerja tanpa manja, memasak, bekerja diladang yang bukan milikmu,
pagi benar, engkau sudah berangkat, di tengah alam pagi berkabut nan pekat. ditengah cerca mereka dan kerabat, namun tak menyerah dalam berjuang untukku, engkau selalu penuh semangat,
tarian rimbun pepohonan bersambut riang burung terbang
jejak kaki sang ibu berkelana memapah lelah menembus keremangan
menjajakan sayur, hasil ladang untuk setiap senyum bahagiaku
waktu dulu……….
aku hanya sosok lelaki kecil waktu itu
hanya tau bagaimana menjajakan keringatmu
tanpa tau seberapa banyak terjatuh peluhmu untuk itu
tanpa tau seberapa lelah setiap langkah kakimu untuk menggapai itu
tanpa tau seberapa haus dalam dahagamu dalam menghemat waktu.
aku hanya sosok kecil waktu itu
hanya berharap segenggam uang untuk makan dan pendidikanku
tanpa tau seberapa jauh langkah kakimu untuk menggapai semua itu
tanpa tau berapa kali kau harus terduduk dan berhenti
untuk kau usap peluhmu pertanda keletihan mu
untuk kau tarik nafas lelahmu dalam kerjamu
Kini, setiap kenangan itu yang membuatku sadar
lelahku ini tak seberapa dibandingkan lelah mu dulu
sakitku ini tak berbanding sakitmu dulu
semangatku ini belum mampu menandingi semangat mu dulu
dan langkah ini bukan apa-apa dibanding langkah mu dulu
karena engkau yang lebih tau rasa lelahmu diantara sabarmu untukku
ku ukir karyaku dari setiap jejak langkahmu untukku
ku buat setiap lirik hatiku dari setiap jatuh peluhmu untukku
ku buat setiap cerita hatiku dengan mengenang setiap lelahmu untukku
ibuku….….
sosokmu kini jadi nafas untuk setiap semangatku
aku hanya ingin menggantikan setiap masa yg telah ku buang dulu
aku hanya ingin menjadi sisi indah dalam setiap ukir cerita mu
aku akan buat setiap senyummu dari setiap lelahku
bagiku tak ada yang bisa menggantikan cinta kasih mu
untukku aku yakin tak ada yang sebanding dengan setiap kasihmu
maafkan aku belum mampu menggantikan lelahmu dulu
maafkan aku belum mampu menggantikan setiap tetes jatuh peluhmu
terimakasih ibuku…..kau tetap hangatkan pelukmu untukku
terimakasih ibuku…..kau tetap ucapkan doa untuk setiap jejak langkahku
terimakasih ibuku…..kau tetap setia di setiap menanti sepimu
terimakasih ibuku…..kau tetap rindu di setiap lelap mimpimu buat ku
berharap aku bisa….dan berharap aku mampu
untukmu dan untuk setiap mimpimu
untukmu dan untuk setiap asa mu terhadap ku, sebagai anak dan sekaligus bapa bagi adik-adikku.
pagi benar, engkau sudah berangkat, di tengah alam pagi berkabut nan pekat. ditengah cerca mereka dan kerabat, namun tak menyerah dalam berjuang untukku, engkau selalu penuh semangat,
tarian rimbun pepohonan bersambut riang burung terbang
jejak kaki sang ibu berkelana memapah lelah menembus keremangan
menjajakan sayur, hasil ladang untuk setiap senyum bahagiaku
waktu dulu……….
aku hanya sosok lelaki kecil waktu itu
hanya tau bagaimana menjajakan keringatmu
tanpa tau seberapa banyak terjatuh peluhmu untuk itu
tanpa tau seberapa lelah setiap langkah kakimu untuk menggapai itu
tanpa tau seberapa haus dalam dahagamu dalam menghemat waktu.
aku hanya sosok kecil waktu itu
hanya berharap segenggam uang untuk makan dan pendidikanku
tanpa tau seberapa jauh langkah kakimu untuk menggapai semua itu
tanpa tau berapa kali kau harus terduduk dan berhenti
untuk kau usap peluhmu pertanda keletihan mu
untuk kau tarik nafas lelahmu dalam kerjamu
Kini, setiap kenangan itu yang membuatku sadar
lelahku ini tak seberapa dibandingkan lelah mu dulu
sakitku ini tak berbanding sakitmu dulu
semangatku ini belum mampu menandingi semangat mu dulu
dan langkah ini bukan apa-apa dibanding langkah mu dulu
karena engkau yang lebih tau rasa lelahmu diantara sabarmu untukku
ku ukir karyaku dari setiap jejak langkahmu untukku
ku buat setiap lirik hatiku dari setiap jatuh peluhmu untukku
ku buat setiap cerita hatiku dengan mengenang setiap lelahmu untukku
ibuku….….
sosokmu kini jadi nafas untuk setiap semangatku
aku hanya ingin menggantikan setiap masa yg telah ku buang dulu
aku hanya ingin menjadi sisi indah dalam setiap ukir cerita mu
aku akan buat setiap senyummu dari setiap lelahku
bagiku tak ada yang bisa menggantikan cinta kasih mu
untukku aku yakin tak ada yang sebanding dengan setiap kasihmu
maafkan aku belum mampu menggantikan lelahmu dulu
maafkan aku belum mampu menggantikan setiap tetes jatuh peluhmu
terimakasih ibuku…..kau tetap hangatkan pelukmu untukku
terimakasih ibuku…..kau tetap ucapkan doa untuk setiap jejak langkahku
terimakasih ibuku…..kau tetap setia di setiap menanti sepimu
terimakasih ibuku…..kau tetap rindu di setiap lelap mimpimu buat ku
berharap aku bisa….dan berharap aku mampu
untukmu dan untuk setiap mimpimu
untukmu dan untuk setiap asa mu terhadap ku, sebagai anak dan sekaligus bapa bagi adik-adikku.
Minggu, 09 Oktober 2011
Biarkan dia yang mengotori baju kita memiliki baju itu,
Mungki dia membutuhkannya kelak, sedangkan kita tidak.
Aku tidak punya lawan, ya Tuhan,
Namun ….. jika terpaksa ada lawan,
Biarkan kami seimbang dalam kekuatan,
Agar hanya kebenaran yang menang.
Pabila aku berkidung merdu,
Orang yang lapar akan mendengarkannya dengan perutnya…..
Mungki dia membutuhkannya kelak, sedangkan kita tidak.
Aku tidak punya lawan, ya Tuhan,
Namun ….. jika terpaksa ada lawan,
Biarkan kami seimbang dalam kekuatan,
Agar hanya kebenaran yang menang.
Pabila aku berkidung merdu,
Orang yang lapar akan mendengarkannya dengan perutnya…..
Catatan dar Seorang Sahabat
.Catatan dari Seorang Sababat……….
Aku telah menemukan kesenangan dan ketentraman dalam sakitku,
Kesenangan ini dengan segala pengaruhnya,
Berbeda dari segala kesenangan yang ada.
Aku telah menemukan sebuah ketentraman hingga aku mensyukuri sakitku,
Orang sakit itu selamat dari persaingan manusia yang merasa penguasa,
para penikmat kencan, dan janji, pembicaraan kosong laksana mimpi,
pembicaraan telephon, handphone yang sering ngelantur bermakna dusta.
Aku telah menemukan, menemukan kenikmatan hidup, walau menurut mereka aku bodoh,
Lewat sakitku telah ku temukan makna yang tak pernah bisa ku nilai.
Aku menikmati hidupku dalam hal abstrak yang membawaku hidup laksana merdeka,
merdeka dari tuntutan dunia yang semua mengukur dengan harta….
Manakala aku meletakkan kepala di atas bantal dan memejamkan mata……
Sesaat lamanya melupakan hal duniawi yang sering membuat kita tdk bersaudara,
Ketika itu aku merasa diriku terban melayang bagai seekor rajawali,
Terbang menjelajahi lembah, danrimba yang tenteram, yang terbungkus dengan selubung lembut.
Aku dapatkan diriku akrab dengan mereka yang kucintai…..seraya
Menyeru dan bercakap dengan mereka, tetapi tanpa rasa marah.
Aku telah menemukan kesenangan dan ketentraman dalam sakitku,
Kesenangan ini dengan segala pengaruhnya,
Berbeda dari segala kesenangan yang ada.
Aku telah menemukan sebuah ketentraman hingga aku mensyukuri sakitku,
Orang sakit itu selamat dari persaingan manusia yang merasa penguasa,
para penikmat kencan, dan janji, pembicaraan kosong laksana mimpi,
pembicaraan telephon, handphone yang sering ngelantur bermakna dusta.
Aku telah menemukan, menemukan kenikmatan hidup, walau menurut mereka aku bodoh,
Lewat sakitku telah ku temukan makna yang tak pernah bisa ku nilai.
Aku menikmati hidupku dalam hal abstrak yang membawaku hidup laksana merdeka,
merdeka dari tuntutan dunia yang semua mengukur dengan harta….
Manakala aku meletakkan kepala di atas bantal dan memejamkan mata……
Sesaat lamanya melupakan hal duniawi yang sering membuat kita tdk bersaudara,
Ketika itu aku merasa diriku terban melayang bagai seekor rajawali,
Terbang menjelajahi lembah, danrimba yang tenteram, yang terbungkus dengan selubung lembut.
Aku dapatkan diriku akrab dengan mereka yang kucintai…..seraya
Menyeru dan bercakap dengan mereka, tetapi tanpa rasa marah.
Langganan:
Postingan (Atom)