Rabu, 30 Maret 2011

Rendah untuk diangkat, lemah untuk dikuatkan

Rendah untuk diangkat, lemah untuk dikuatkan

“Pak,aku mau kuliah untuk melanjutkan pendidikan setelah aku selesai dari SMA ini….”.Ini adalah ucapan seorang anak kepada orangtuanya di suatu malam semingu sebelum EBTANAS diselenggarakan. Apa yang menjadi alasanmu melanjut kesana?,Apa tidak lebih baik kamu bekerja saia… membantu mama jualan atau merantau , sebab kita tidak punya uang untuk itu. Penghasilan bapak dan mama mu tidak dapat membiayaimu ke sana nak….. Jangan kan untuk kuliah… rumah tempat tinggal saja kita tak punya nak…. Kita di sini menumpang di tanah family kita. Adik-adik mu juga buth dana…. Yang penting kalian sudah selesai hingga lanjutan atas…. Lalu kalian harus bekerja. Demikian nasihat sang ayah memberi pertimbangan dan penjelasan tenang kondisi keluarga mereka.. Tekad dan cita-cita Jimod sudah bulat pergi belajar ke Perguruan Tinggi….. ia sudah persiapkan itu sejak ia duduk di kelas 2 SMA. Setiap malam ia harus tidur jam 1 pagi… karena ia harus menjagai mesin genset untuk listrik desa yang ada di kampungnya. Memang sejak kelas 1 SMA ia terkenal pintar dan rajin, ia jadi kesayangan Kepala Sekolah dan memperoleh beasiswa dari Ketua Yayasan sekolah itu. Pada saat kelas 2 SMA, ia aktif mengajari adik-adiknya kelas 1 pada sore hari. Pekerjaannya di malam hari tidak dijadikannya beban… namun ia jadikan teman dalam mengisi waktu dalam belajar. Pelajaran di sekolah…ia ulangi kembali hingga jam 1 pagi… sebab ia baru boleh tidur setelah mesin genset listrik desa itu ia padamkan. Setelah mesin genset ia padamkan… barulah Jimod dapat tidur. Lumayan juga…. Gaji penjaga genset itu lebih dari cukup untuk biaya Jimod sekolah… bahkan kadang ia berbagi buat adiknya…. Maklumlah Jimod anak paling Sulung dari 5 bersaudara. Dalam kesehariannya Jimod dan adik-adiknya hidup dengan damai.. walau pun kehidupan mereka serba kekurangan secara materi. Dibandingkan dengan kelompok masyarakat sekitar… keluarga mereka dapat dikatakan kelompok yang kurang mampu. Ayahnya hanya buruh tani… bukan petani…tapi buruh tani…ibunya hanya pedagang kaki lima. Tak heran, kalau mereka sering jadi olokan dan bahan ejekan keluarga dan bahkan family. Sering terlontar kata-kata ”walaupun anaknya pintar…jaman sekarang ini, tanpa uang gak ada artinya”. Tapi semangat Jimod untuk kuliah sudah bulat, ia harus kuliah…apapun yang terjadi. Awalnya Jimod ingin jadi Pendeta…sekolah Theologia, namun berkat nasehat tentornya yang bermarga Purba dan Sinulingga, ia bertekat ambil Teknik Sipil di USU seperti jurusan bang Purba. Jimod pun berangkat ke Medan pada saat itu dengan serba kekurangan. Semua yang ada pada ibunya… diberikan buat Jimod…dan ayahnya pun mengantar ke Medan. Jimod tinggal di rumah keluarga, dan bersama family yang lain yang sama-sama akan UMPTN saat itu. Memang kondisi saat itu sangat jauh berbeda, Jimod dengan gaya kampungannya dengan anak-anak yang lain dengan gaya kotanya. Tapi mereka semua selalu minta diajari oleh Jimod, terutama Matematika, Fisika dan Kimia. Ditengah situasi yang demikian..dunia tidak adil….Jimod dengan kondisi dan perlakuan yang dialaminya……jauh berbeda dengan keluarganya yang lain. Bahkan ia pernah menulis buku catatan hariannya…..aku dari kasta terendah, wajar saja mereka perlakukan itu pada ku. Jimod tidak pernah menyerah… ia pergi ke Bimbingannya dengan jalan kaki dari rumah….kira-kira 8km. Ia pergi pagi-pagi setelah pekerjaan rumahnya selesai. Jimod menikmati semuanya itu…ia bersyukur mash ada keluarga yang mau ia tompangi di Medan.
UMPTN telah usai…. Jimod pulang ke kampungnya, jadilah ia kini pengangguran, karena tidak sekolah lagi. Tapi ia tidak malu…ia bantu ayah dan mama nya untuk mencukupi kebutuhan mereka. Ditambah lagi PLN juga buka jaringan ke kampong mereka, otomatis…genset juga tidak berfungsi lagi….alias pengahasilan Jimod dengan menjaga genset otomatis hilang. Runyam memang kondisinya pada saat itu, Jimod merasa semua bercampur jadi satu….rasa cemas dan kesal….mau kemana setelah ini?
Pengumuman pun telah tiba….Jimod diterima di Teknik Sipil di USU, keluarga berbahagia…namun hanya satu jam saja…..sebab jam berikutnya semua berpikir bagai mana caranya mencari dana untuk uang kuliah. Pada saat itu… Jimod dan ayahnya pergi ke rumah beberapa keluarga dekat…tak satupun yang mau member uang bantuan….. jangan kan bantuan… meminjam saja tidak ada yang mau kasi. Pada hal… pada saat itu Jimod dan ayahnya tau…bahwa mereka memiliki uang. Pada kondisi ini Jimod sedih sekali dan merasa bersalah atas kelulusannya…karena ayahnya sampai menangis karena keadaan itu. Tapi Jimod tetap semangat, memberanikan diri berangkat ke Medan…dan meminjam uang kepada keluarga tempat ia kost ketika bimbingan dulu. Ternyata kali ini berhasil…lalu Jimod mulailah proses pendaftaran hingga selesai. Jimodpun kuliah dan tinggal kembali di rumah itu. Setiap pagi ia pergi kekampus dengan berjalan kaki…kira-kira 8 km dari rumah ke kampusnya. Setelah 2 bulan kuliah..pembantu di rumah kost Jimod pun pergi….mau tidak mau…Jimod kena getahnya. Dalam situasi ini…nilai Jimod semester 1 sangat memprihatinkan…hanya IP 1,2. Jimod menangis…Jimod putus asa….lalu ia memutuskan untuk pindah…ia kost di lokasi Kampus. Awalnya ayah dan ibunya tidak setuju….tapi Jimod nekad dan pindah. Alasannya…jika diteruskan juga…pasti akan Droup Out kalau kondisi seperti selama ini.
Tinggallah kini Jimod kost di kelompok keluarga….mereka baik kepada Jimod, banyak bantuan teman kost itu pada Jimod. Lalu Jimod bekerja sore hari di door smeer bus antar kota dekat kostnya itu. Lumayan…dapat membantu…. Tapi dasar hidup….disana juga ada perlakuan yang tidak adil. Sering sekali hasil kerjanya tidak dibayar…apalag jumpa kondektur yang istilah kren saat itu “preman”…pastilah tdk dibayar. Pernah satu saat Jimod tidak punya uang lagi… sementara jadwal untuk pulang kampung masih seminggu lagi. Terpaksa Jimod puasa selama 2 hari….hanya minum air putih diwarung. Hal ini ia lakoni 2 hari lamanya…. Lalu Jimod beranikan diri pesan mie Pansit, lalu ketika mau bayar…Jimod terus terang gak punya uang dan menawarkan diri untuk bekerja di sana asal dapat makan aja, lalu disetujui pemiliknya. Dua bulan Jimod kerja di tukang mie ini…. Ujungnya dipecat karena gak mampu menghadapi preman yang ada ditempat itu, mereka makan tapi tak mau bayar. Pernah ketika Jimod minta bayaran…. Malah pisau yang ditancapkan di meja di depan Jimod…..terpaksa ia diam. Walau pun demikian…semester 2 Jimod bisa meraih IP 2,8 pada saat itu, semester 2 lulus semua.
Atas usul bang Purba….Jimod mulai mendaftarkan diri menjadi tentor pada sebuah Bimbingan Test…. Lalu diterima…. Mulailah Jimod mengajar…dan punya gaji dan bisa bayar uang kuliah…….sendiri.
Namun di suatu ketika…Jimod pernah stress dan merasa hidupnya tidak berarti, bahkan pernah ia ingin mengakhiri hidupnya di kampusnya. Tapi syukur diselamatkan orang gila pada saat itu. Orang gila tadi menggigit kaki Jimod…hingga batal niat dosa itu ia lakukan.
Tuhan,apakah Engkau ada? Engkau telah memberiku kesempatan belajar ke Perguruan tinggi .tetapi kegagalan demi kegagalan yang aku temui..Sambil marah dengan emosi yang tidak dapat dikontrol,di menaruh gambar Yesus dan Alkitabnya dibawah lemari agar dia tidak melihatNya lagi.Saya kecewa terhadapmu Tuhan,demikian Jimod berucap dalam hatinya.

Jimod merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dikamar kostnya sambil menutup kepalanya dengan bantal.Kecewa, lemas, tidak bersemangat, putus asa, bercampur menjadi satu.Lalu beberapa menit kemudian Jimod tertidur.Dalam tidurnya,dia dikejutkan dengan cahaya yang silau menerpa wajahnya.Dia kaget,dan ada suara yang mengatakan demikian:”Mengapa engkau menuruti kehendakmu saja? Akulah yang memberi kehidupan bagimu.Jimod tersadar dan dia minta ampun kepada Tuhan .”Oh..Tuhan,saya menyesal mengeluarkan kata-kataku, ampuni perbuatan saya,aku sudah berdosa.” Setelah peristiwa itu,Jimod mencoba untuk tenang menghadapi masalahnya dan berhasil. Lalu ia aktif sebagai anggota pemuda Gereja .
Kisah diatas menggambarkan kepada kita bahwa manusia selalu berusaha dengan kekuatan sendiri tanpa mengandalkan Tuhan pemilik kehidupan itu sendiri. Kasih karunia Tuhan selalu bersinar paling terang didalam gelapnya keadaan kita. Kalau kasih karunia Allah tidak cukup bagi kita,mungkin kita terlalu Fokus dengan durinya saja,sehingga tidak melihat bunga mawar yang ada dalam diri kita. Tidak akan ada damai sejahtera,kepuasan selain mempercayai kasih karunia Allah. Duri apapun yang membuat kita menderita,stress, depresi, kasih Allah sanggup menghilangkan sengatannya. Jangan membiarkan siksaan membuat kita ragu akan kasih Allah. Allah berjanji kepada Paulus dalam 2 Korintus 12;9:”Cukuplah Kasih karunia-Ku bagimu,sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.

Ketika kita berusaha meraih kemajuan,kita langsung berhadapan dengan bahaya didepan mata kita. Pada titik tertentu,kehidupan ini menghajar kita. Bentuknya dapat merupakan seperti kegagalan Jimod, penderitaan Jimod diatas,karena penghianatan seorang sahabat,karena penyakit dll.
Saat kita sangat lemah,kita menyadari betul kebutuhan akan kehadiran Allah. Semakin lemah kita,semakin banyak kita berdoa dan kekuatan Allah semakin disempurnakan dalam kehidupan kita. ………………………………..s4mt………………………………

Rabu, 09 Maret 2011

Dulu Dr. Carson Ini Anak Paling Bodoh di Kelas..

Dulu Dr. Carson Ini Anak Paling Bodoh di Kelas..

Siapa sangka kalau Ben Carson akan jadi begini di masa depannya: menjadi dokter ahli syaraf yang terkenal, dikagumi, dipuji, tempat banyak orang menaruh harapan karena terobosan-terobosannya dalam proses bedah. Siapa sangka kalau Ben Carson, bocah kulit hitam yang selalu jadi bahan ledekan di kelas, kelak jadi salah satu kepala unit prestisius di universitas terkemuka, John Hopkins University.

"Aku sangat tidak suka sekolah dan tidak merasa harus menyukainya," begitulah Ben Carson mengenang masa kecilnya. "Aku adalah anak paling bodoh di kelas. Buat apa aku perlu mempersiapkan masa depan? Anak-anak lain menertawakanku dan membuat lelucon tentangku setiap hari," kata dia.

Tapi ibu Carson tahu bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara bagi anaknya itu untuk dapat keluar dari kemiskinan dan cemooh. Dia dengan tegas mendidik anak-anaknya. Diantaranya hanya mengizinkan Carson dan saudaranya menonton televisi dua program per minggu. Sang ibu juga mengharuskan anak-anaknya membaca dua buku per Minggu dan membuat laporan tertulis tentang yang mereka baca. Dr Carson masih ingat, bagaimana ia berubah oleh aturan yang dibuat ibunya tersebut. "Aku duduk di kelas lima ketika itu dan tidak pernah menamatkan membaca satu buku pun," namun dengan dorongan dari ibunya, Ben Carson kemudian menjadi pembaca yang getol.

Setelah kelas lima itu, kelak Ben Carson tidak hanya unggul di sekolahnya, tetapi menjadi terdepan di bidang ilmu syaraf, sebagai kepala unit Pediatric Neurosurgery pada Johns Hopkins University. Carson dikenal sebagai pencetus terobosan pada prosedur bedah, dokter yang membawa harapan dan memungkinan sesuatu yang mustahil jadi kenyataan dengan gembira. Dia juga dikenal sebagai dokter yang penuh rasa kemanusiaan dan rajin keluar dari 'tembok' organisasi untuk menjangkau kehidupan anak-anak di kota-kota.

Pesannya kepada orang tua dan anak-anak benar-benar inspiratif. Pada sebuah wawancara di tahun 1997 dengan PBS, ia berbicara tentang bagaimana mengatasi rintangan dan bagaimana membuat dunia tempat kita hidup jadi lebih baik:

"Sebagai orang yang bergelut di bidang ilmu saraf, Aku memahami dan menyadari betapa besar arti dan kemampuan otak manusia. Otak dapat memproses dua juta bit informasi per detik. Ia membuat kita mengingat semua yang pernah kita lihat, semua yang kita pernah dengar, dan dengan otak seperti ini, kita benar-benar tidak boleh terlalu banyak bicara tentang apa yang tidak mungkin kita lakukan; kita harus terus mencoba menciptakan atmosfir yang membantu orang muda untuk menyadari bahwa apapun yang mereka bisa mimpikan, dapat mereka capai. "

Dr Carson telah menulis sebuah buku tentang hidupnya, Gifted Hands: A True Story of Healing and Inspiration. Masih sulit membayangkan, ketika Carson memulai perjalanan hidupnya itu, ia berada dalam kubangan kemiskinan, memiliki emosi patologis, miskin harga diri dan nilai sekolah yang buruk. Sekarang orang yang sama telah diprofilkan di acara 20/20 ABC News, terdaftar di Who's Who di Amerika, dan menerima American Black Achievement Award.
Dibalik kisah seorang papa
Aku tuliskan… ketika semua bicara tentang gender
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa? Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu? Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian? Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu... Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA. Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang" Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.Ketika kamu sudah beranjak remaja....Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa Ketika kamu menjadi gadis dewasa....Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...Papa harus melepasmu di bandara.Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu.....Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.Dan akhirnya....Saat Papa melihatmu duduk di Panggung laminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....Papa telah menyelesaikan tugasnya....Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal………..S4mt

MENGAPA KITA PINGIN YANG INSTANT

MENGAPA KITA PINGIN YANG INSTANT
Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller". (www.idearesort.com/trainers/T01.p) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:
1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
2. Bagi org Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.
3. Bagi org Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.
4. Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dlm Olympiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada org Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yg berbasis inovasi dan kreativitas.
6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibat- nya sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
7. Bagi keanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.
8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.
Dlm bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi sbb:
1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan karena kekayaannya. Percuma bangga naik haji atau membangun mesjid atau pesantren tapi duitnya dari hasil korupsi
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya
3. Jangan jejali murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
5. Dasar kreativitas adlh rasa penasaran & berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
6. Guru adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dgn bangga kl KT TDK TAU!
7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan..sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.
Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi ……………………………………..S4MT