Kamis, 06 Desember 2012
MENOLONG ANAK YANG DAYA ATENSINYA LEMAH
MENOLONG ANAK YANG DAYA ATENSINYA LEMAH
Salah satu faktor yang memengaruhi seorang anak lamban berpikir adalah atensi yang kurang. Besar kecilnya atensi seseorang memengaruhi proses belajar, perilaku, dan hubungan dengan orang lain. Ketika kontrol atensi disesuaikan dengan baik, cara pandang anak terhadap dirinya dan orang tuanya bisa menjadi lebih baik dan benar. Menerima keberadaan anak yang cerdas, namun tidak produktif memang tidak mudah. Orang tua harus sabar dan bijaksana memperlakukan anak yang terus-menerus melakukan kesalahan dan merasa kecewa setelah melakukannya. Kita perlu memberi dukungan sehat kepada anak, sehingga dia tidak selalu merasa gagal. Anak yang merasa diri tidak mampu dan paling bodoh di kelas, adalah anak yang merasa gagal dan rasa percaya dirinya hancur lebur. Anak kita mungkin bersikap biasa saja, tetapi secara psikis mungkin merasa tertekan dan membutuhkan pertolongan. Sebagai orang tua, kita wajib menolong anak-anak yang memiliki kontrol atensi lemah. Itu bukan kerusakan otak, hanya saja kelebihan anak kita akan terlihat kelak. Kita harus tanamkan rasa optimis dan membuat anak merasa dihargai.
Kontrol atensi sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Kontrol atensi harus beroperasi dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tahapan usia yang berbeda-beda. Kontrol energi mental berkembang pesat pada masa bayi, itulah sebabnya bayi yang sulit tidur pada malam hari cenderung mengalami masalah dalam mengembangkan atensi saat mencapai usia sekolah. Sejak kecil mereka tidak terprogram dengan keseimbangan optimal antara tidur dan terjaga.
Saat menginjak bangku sekolah untuk pertama kalinya, beberapa anak dapat merasa bosan karena harus duduk dalam jangka waktu yang lama. Mereka terkadang memilih berjalan-jalan. Pada tahun berikutnya, umumnya usaha mental mereka sudah terkontrol dengan baik, sehingga anak dapat belajar mengontrol diri dan mau mengerjakan apa yang tidak mereka sukai, tetapi wajib mereka lakukan. Seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan seorang anak, kontrol atensinya semakin kuat. Perhatian anak kelas satu dan anak taman kanak-kanak cenderung mudah teralihkan oleh suasana di luar kelas yang berisik atau tingkah laku teman sebangkunya. Namun, di kelas pertengahan hingga akhir SD, kontrol terhadap arus masuk informasi diharapkan sudah lebih berkembang. Anak kelas enam lebih dapat memberi perhatian kepada guru dan pelajaran dalam jangka waktu yang cukup lama, ketimbang anak yang masih kecil. Anak kecil biasanya hanya akan menyimak hingga setengah cerita, setelah itu mereka akan menaruh perhatian pada hal lain, terutama jika jalan cerita tidak menarik baginya.
Sementara itu, kontrol output semakin matang selama masa puber. Secara virtual, seluruh fungsi organ tubuh seharusnya berkembang seiring bertambahnya usia. Namun, semakin anak menjadi besar, fungsi kontrol output semakin pelan. Oleh karena itu, agar kontrol output berjalan dengan baik, kita tidak boleh mendesak anak untuk berpikir secara cepat agar mereka bisa lebih reflektif ketimbang impulsif, memikirkan dahulu sebelum bertindak, dan tidak melakukan hal yang pertama kali terlintas dalam pikiran. Hal ini bertentangan dengan sistem pengajaran anak sekolah menengah, yang menuntut anak melakukan tugas secepat mungkin (menulis cepat, berpikir cepat, mengingat seketika, dsb.). Untuk itu, kita perlu menghargai remaja yang mengerjakan tugas secara perlahan-lahan, sehingga bisa memberikan hasil yang baik.
Orang tua harus memonitor sejauh mana remaja dapat memperlambat pikirannya, meninjau, memikirkan alternatif yang ada, dan memanfaatkan pengalaman masa lalu sebagai pertimbangan untuk output masa kini.
Pertimbangan Praktis
Jika Anda memiliki anak yang lamban berpikir karena mengalami kesulitan untuk memberikan perhatian pada subjek yang dibicarakan, berikut ini langkah praktis yang bisa Anda lakukan.
- Ketahuilah bahwa seluruh kontrol atensi merupakan dasar untuk mengatur apa yang dilakukan atau dikatakan anak, sehingga pendidik dan orang tua harus memahami bagaimana, kapan, dan di mana fungsinya. Jika orang tua memahami kontrol atensi dan menyadari bahwa kadang-kadang hal tersebut tidak berfungsi, hanya akan ada sedikit anak yang disalahartikan.
- Ajak anak untuk mempelajari seluruh kontrol atensi dan fungsinya. Dalam hal ini, orang tua bisa bekerja sama dengan guru dan meminta guru untuk memberi tahu kontrol atensi spesifik mana yang diperlukan untuk menyelesaikan soal matematika, mengamati patung, atau belajar untuk ulangan geografi. Jika kontrol-kontrol tersebut diterangkan, diajarkan, dan diberi penanaman secara lebih eksplisit, ini akan lebih membantu murid agar lebih bisa berkonsentrasi dan berpikir sebelum mengerjakan sesuatu. Jika kontrol atensi tersebut kita pikirkan secara sadar, maka pikiran dan pekerjaan lebih terstruktur, dan anak memerlukan struktur seperti itu untuk dapat berprestasi di sekolah.
- Ingat dan terimalah bahwa tidak semua anak sama. Mereka yang mengalami masalah kontrol atensi tergolong heterogen. Ada yang overaktif, ada juga yang tidak. Sebagian mengalami masalah perilaku, sebagian lagi hanya sulit berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas. Ada yang sulit tidur, ada juga yang tidak mengalami kesulitan itu. Seorang anak bisa mengalami kombinasi kelemahan atensi. Untuk kasus ini, guru dan orang tua perlu memerhatikan masing-masing anak dan mengidentifikasi kontrol tertentu, baik yang berfungsi maupun tidak. Kontrol anak dapat berfungsi dengan baik dalam situasi tertentu, namun tidak pada situasi lain. Memahami di mana dan kapan atensi berfungsi dengan baik dapat membantu orang tua memprogram waktu yang tepat, saat anak sudah lebih dapat mengontrol sikap dan proses belajar mereka. Jika anak berkonsentrasi baik saat bermain "video game", mendengarkan musik, atau kegiatan menarik lainnya, ini berakibat baik bagi kesehatan mental dan intelektualnya -- dengan batas-batas tertentu.
- Perhatikan perilaku anak. Jika anak tidak mampu mengendalikan perilakunya, kemungkinan ada kontrol atensi yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan melihat perilaku sebagai masalah kontrol dan menemukan kontrol mana yang perlu ditingkatkan, kita dapat membantu anak untuk mengatasi masalahnya.
- Sadarilah bahwa lawan dari sikap impulsif [KBBI: bersifat cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati -- Red.] sangat berguna untuk pemecahan masalah. Karena itu, pendekatan sistematis untuk menghadapi tantangan dan kemunduran harus diajarkan dan secara aktif dipraktikkan pada semua anak, khususnya yang malas merencanakan output dan pengambilan keputusan. Anak-anak yang mengalami kelemahan kontrol atensi kronis mungkin bisa dibantu dengan obat perangsang.
- Orang tua dan guru harus bekerja sama dan semakin jeli dalam melihat hal-hal baik yang menyertai gangguan atensi. Banyak anak yang mengalami gangguan kontrol atensi memiliki kelebihan dalam hal kreativitas, sifat penyayang, dan kecerdasan. Banyak dari mereka yang berbakat dan sangat mandiri.
- Arahkan anak yang mengalami disfungsi atensi pada hal-hal konstruktif. Misalnya, jika anak kita tidak pernah puas dengan materi, arahkan dia untuk menjadi kolektor yang baik. Perhatian yang mudah teralihkan berhubungan erat dengan kreativitas, dan ide yang berganti-ganti bisa mengarah pada karya seni yang penuh fantasi dan unik, yang bisa menjadi suatu penemuan dan karya fiksi yang hebat.
- Perhatikan disfungsi lain yang menyertai. Kontrol atensi yang lemah biasanya merupakan bagian dari suatu disfungsi. Jadi, jika orang tua melihat ada masalah kontrol atensi pada si anak, cobalah mencari tahu apakah ada masalah yang lain yang dialaminya. Seorang anak bisa menunjukkan kesenjangan atensi plus defisit bahasa atau atensi plus memori, atau atensi plus bahasa plus pemikiran sosial. Jika hanya problem atensi saja yang diatasi dan masalah yang lain tidak, maka tidak akan ada banyak kemajuan yang dicapai.
- Mengertilah bahwa atensi itu rapuh dan rumit. Anak bisa menghadapi masalah kontrol atensi kapan saja, dan faktor-faktor yang memengaruhinya pun sangat banyak. Jika anak Anda sulit menangkap pelajaran, kemungkinan atensinya menurun. Jika anak Anda mencemaskan sesuatu, kecemasan itu memeras atensi mereka. Berbagai penyakit fisik dan kondisi mental berpengaruh secara negatif pada kontrol atensi. Pengamatan kontrol atensi merupakan cara penting untuk mengontrol kondisi anak secara keseluruhan. Tidak adanya atensi merupakan sinyal adanya masalah, menandakan adanya persoalan dalam diri anak, atau antara dia dan lingkungannya.
- Beri anak kebebasan untuk melakukan apa yang ia mau. Anak sering kali disalahkan karena mengalami gangguan atensi. Cobalah untuk tidak menyalahkan anak, tetapi katakan kepadanya bahwa dia hanyalah korban dari jaringan otak, maka matanya akan berbinar.
Lemahnya kontrol atensi sering dianggap sebagai kemalasan, sikap negatif, dan nakal. Padahal mereka termasuk anak yang berusaha keras untuk berhasil, untuk menyenangkan diri sendiri, dan untuk mendapatkan pujian dari orang tua. Kita harus bersimpati dan memberi dorongan kepada mereka untuk mengatasi masalah kontrol atensi. Hasilnya, mereka akan bangkit dan menunjukkan perbaikan yang nyata. Jadi, mari tunjukkan kepada mereka bahwa kita bukanlah lawan, tetapi kawan mereka.
Diringkas dari:
Judul asli buku: A Mind at a Time
Judul buku terjemahan: Menemukan Bakat Istimewa Anak
Judul bab: Berpikir -- Sistem Kontrol Atensi
Judul asli artikel: Dampak Kontrol Atensi
Penulis: Mel Levine, M.D.
Penerjemah: Lina Jusuf
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2001
Halaman: 91 -- 100
JENIS-JENIS KONFLIK
Jenis konflik yang paling umum berhubungan dengan isu-isu pribadi (konflik kepribadian; pergumulan kekuasaan; rasa tidak aman, kurangnya pengakuan); isu-isu yang bersifat material (perselisihan atas kepemilikan harta benda); perbedaan-perbedaan ideologi dan teologi (perbedaan kepercayaan). Konflik pribadi sering merupakan peperangan emosional; konflik ideologi secara tipikal merupakan konflik intelektual dalam permulaannya (sekalipun sering berkembang menjadi pergumulan emosional). Apa pun konteks jenis kepemimpinan yang Anda layani, kemungkinan besar akan menghadapi setiap variasi konflik.
Untuk memelihara keseimbangan dan momentum, seorang pemimpin harus menyadari kapan konflik biasanya timbul dan mengambil langkah untuk mengatasinya. Resolusi sering muncul melalui teknik seperti negosiasi, dialog, dan pemberdayaan. Ketidakberhasilan untuk mengatasi konflik dengan tepat dapat melumpuhkan atau menimbulkan kerusakan serius pada kesehatan, kemajuan, dan potensi organisasi.
Terlepas dari kendala-kendala yang biasanya terjadi sebagai akibat konflik, pengenalan pada konflik yang terkendali dan terencana oleh pemimpin, dapat menjadi dorongan yang berharga bagi gerakan yang positif dan tentulah sebuah alat kepemimpinan yang kurang dimanfaatkan secara maksimal.
Konflik yang disebabkan secara sengaja oleh pemimpin, baik dengan mempromosikan visi yang menantang atau dengan melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan visi yang dirancang secara khusus, untuk menghasilkan konfrontasi yang produktif. Untuk membedakannya dari tekanan dan gejolak yang terjadi di dalam alur kehidupan organisasi yang normal, marilah kita menyebutkan konflik yang dibuat oleh pemimpin sebagai konflik strategis.
Memulai Konflik Strategis
Meskipun biasanya kita menganggap konflik sebagai istilah yang negatif -- sebagai kendala atau hambatan -- sebenarnya konflik, terutama konflik strategis, menggambarkan suatu kesempatan. Ternyata, para pemimpin menggunakan konflik untuk menolong orang-orang bertumbuh. Konflik adalah salah satu alat yang dimiliki para pemimpin untuk membuat hal-hal baik terjadi. Bila konflik digagas, dimulai, dan dikelola dengan tepat, maka konflik akan menjadi komponen yang dapat digunakan untuk melakukan pendekatan dalam mengatasi masalah.
Setiap organisasi yang sehat memunyai seorang pemimpin kunci yang mengerti nilai dan perlunya konflik, dan menggunakannya sebagai alat untuk memajukan organisasi. Jangan berasumsi bahwa mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan dan pembuat keonaran; sering kali, para pemimpin itu adalah orang-orang yang pintar bergaul, yang hanya sekadar menyadari bahwa konflik adalah pilihan yang terbaik untuk memungkinkan segala sesuatu maju.
Memberi Respons dengan Kecakapan
Namun demikian, tampaknya kesediaan Anda untuk mengintegrasikan konflik tergantung pada beberapa faktor, seperti: kepribadian, kestabilan emosi, kedewasaan rohani, dan kecakapan untuk memimpin.
Kecakapan Anda untuk memimpin merupakan gambaran yang cukup tepat mengenai bagaimana Anda akan menghadapi konflik. Untuk mengoptimalkan konflik sebagai alat, kenalilah kecenderungan Anda dan masukkan kecenderungan tersebut ke dalam rencana Anda. Ada empat kecakapan memimpin: pemimpin pengarah, pemimpin strategis, pemimpin pembangun tim, dan pemimpin operasional. Marilah kita pelajari, bagaimana setiap jenis kepemimpinan itu menangani konflik, sebagai alat pertumbuhan, secara normal.
Pemimpin Pengarah
Dari empat jenis, pemimpin pengarah adalah yang paling cenderung menciptakan tekanan-tekanan dengan tujuan mendorong kelompok untuk maju. Sebagai pemenang visi yang dominan dalam tim kepemimpinan, pemimpin pengarah memiliki peluang-peluang yang paling banyak untuk memancing konflik.
Sebagai tambahan, jenis kepribadian dari kebanyakan pemimpin pengarah memberi kemungkinan untuk perilaku yang mengandung risiko besar -- seperti mendorong orang-orang yang dipimpinnya dengan sengaja untuk melewati batas-batas mereka. Walaupun pemimpin yang baik tidak akan menyalahgunakan taktik ini; pemimpin pengarah cenderung menikmati tenaga, intensitas emosi, dan perubahan langkah yang dapat dinaikkan oleh tekanan ini. Waspadalah: Setelah para pemimpin memulai suatu konflik dan menikmati keuntungan utama dari konflik itu, mereka sering mendelegasikan proses resolusinya kepada orang lain.
Pemimpin Strategis
Kebanyakan pemimpin strategis merasakan pengembangan konflik sebagai suatu taktik yang membangkitkan minat dan yang membuahkan hasil-hasil yang menyenangkan untuk dipelajari. Para pemimpin strategis yang hebat terbuka terhadap alat apa pun, untuk memelihara integrasi organisasi dan memacu kemajuan untuk mencapai visi. Namun demikian, memperkenalkan konflik eksternal di dalam kelompok akan menimbulkan konflik internal bagi pemimpin strategis. Pada umumnya, mereka merasa kurang senang dengan spekulasi yang berisiko tinggi, dan mereka menyadari konflik yang terkendali pun tidak dapat diperhitungkan sepenuhnya.
Mereka mungkin mengalami jenis kontradiksi internal lainnya juga. Sebagai orang-orang yang tidak emosional, mereka tidak terlalu memerhatikan penderitaan orang sebagai akibat konflik. Namun demikian, mereka memunyai pengertian secara intelektual adanya harga yang mungkin dibutuhkan taktik seperti ini dari orang-orang yang dipimpin. Akhirnya, hal paling menarik bagi mereka adalah menguji berbagai macam kemungkinan, mengamati hasilnya, dan menarik kesimpulan yang mungkin menolong organisasinya untuk mencapai visinya pada situasi saat ini atau di kemudian hari. Mereka jarang campur tangan di dalam proses yang sedang berkembang; mereka cukup hanya mengumpulkan data yang berkaitan dan menginterpretasikan maksud data tersebut.
Pemimpin Pembangun Tim
Sekalipun di bawah kondisi yang terbaik, para pemimpin pembangun tim merasakan penderitaan orang-orang yang dipimpinnya. Karena terdorong oleh perasaannya, maka para pemimpin ini sukar menerima perlunya konflik, dan karena mereka mengerti emosi orang-orang tersebut, mereka mengerti manfaat konflik.
Para pemimpin pembangun tim, biasanya menghasilkan konflik yang sama sekali berbeda dari konflik yang dibuat oleh pemimpin pengarah: Mereka sering mengecap pilihan-pilihan orang-orang yang mereka pimpin itu, sebagai perusak tujuan yang disepakati atau memperlemah kemampuan orang lain untuk mencapai sasaran mereka. Mereka mungkin mendorong orang-orang yang menyakiti hati sesamanya untuk mematuhi prinsip Matius 18:15, menjumpai orang yang mereka sakiti dan meminta maaf. Bila perasaan sakit hati menghalangi kemajuan terhadap visi mereka, maka interaksi yang diakibatkannya tidak biasa, namun biasanya produktif.
Pemimpin Operasional
Para pemimpin operasional tidak menyukai konflik karena dua hal. Pertama, mereka sering diminta oleh pemimpin pengarah untuk menyelesaikan isu-isu konflik. Kedua, karena mereka sangat tertarik untuk mempertahankan momentum, maka konflik dipandang seolah-olah memperlambat gerakan untuk maju, tanpa jaminan bahwa mereka akan dapat menguasai kembali letupan konflik itu. Konsekuensinya, pemimpin operasional biasanya menginginkan konflik secepatnya berakhir sebersih mungkin dari perjalanan mereka. Pada kesempatan tertentu, mereka mungkin memperkenalkan konflik yang merupakan kemauan mereka sendiri, tetapi itu bukan taktik dagang yang biasa mereka kerahkan.
Sering kali, mereka tidak sampai pada akar masalah; mereka mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat, membuat suatu tinjauan persoalan yang sangat bersifat bisnis, dan mengeluarkan resolusi yang direkomendasikan. Begitu orang-orang yang terlihat menerima rekomendasi tersebut, para ahli operasional ini memusatkan kembali perhatian mereka pada tugas-tugas yang sudah menunggu.
Konflik pada Tim
Salah satu ironi yang lebih menarik adalah bahwa tim-tim kepemimpinan sering memunyai konflik yang terpendam di dalam tim mereka masing-masing, yang timbul hanya karena perbedaan-perbedaan emosional dan intelektual yang dibawa oleh pemimpinnya masing-masing ke meja kerja. Cara mereka yang berbeda untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, menilai dan berinteraksi dengan orang-orang, menggambarkan dan menerapkan kesimpulan, dan berkomunikasi dengan orang-orang biasanya meningkatkan tekanan. Unsur-unsur yang menolong tim untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaannya adalah kesepakatan bersama untuk menerima visi sebagai pusat perhatian mereka dan pencapaiannya secara efisien sebagai sasaran mereka.
Diambil dari:
Judul buku: A Fish Out of Water
Judul bab: Konflik: Senjata Rahasia Pemimpin
Penulis: George Barna
Penerjemah: Sri Wandaningsih
Penerbit: Immanuel, Jakarta 2006
Halaman: 149 – 153
"LELAKI LEBIH SAYANG ANAK DARI PADA ISTRI"
Untuk mereka yang berusia > 19 thn........hanya sekedar lelucon.
♥ 99% lelaki yang beristri lebih sayang kepada anak daripada kepada istrinya. Hal ini dibuktikan, jika celana anaknya melorot pasti dibenerin, tapi celana istri yang sudah bener malah dipelorotin...:p
-
♥ 99% lelaki beristri yang sudah punya anak, kalo liat anak orang lain pasti ingat anak sendiri. Tapi kalo liat istri Orang, lupa istri sendiri.....=))
♥ Hampir 99% lelaki lebih sayang anak daripada istri. Karena anak adalah "Darah Daging", sedangkan istri hanyalah "Penjepit Daging"...=D
♥ Hampir 99% lelaki yang beristri lebih sayang anak. Dibuktikan ketika malam hari, anak sedang asyik main dirayu-rayu untuk tidur. Kalo istri yang sudah asyik tidur, eh malah diajak "main".
BATAM ( Bila Anda Tiba Anda Menyesal)
BATAM ( Bila Anda TABAH Anda Menang)
LAKI-LAKI DAN BUAYA
Surti dan Tedjo adalah sepasang kekasih yang sedang mabuk kepayang. Mereka tiggal disuatu daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai yang penuh dengan buaya. Meskipun tempat tinggal mereka dipisahkan sungai yang penuh dengan buaya, mereka dapat saling bertemu dengan menyeberangi sungai melalui jembatan kecil.
Pada suatu hari, terjadilah badai besar yang meruntuhkan dan menghanyutkan jembatan tersebut. Pasangan kekasih itu sangat menderita karena lenyaplah sudah satu-satunya cara yang selama ini mereka lakukan untuk bertemu. Surti setiap hari berdiri diseberang sungai menunggu sang kekasih dan menantikan datangnya mukjizat.
Beberapa waktu kemudian, Joko seorang pelaut yang berlayar sepanjang sungai itu mendekati tempat tinggal Surti. Gadis itu memanggil Joko dan meminta dia mengantarkannya ke seberang sungai untuk menemui sang kekasih Tedjo. Joko merasa gembira atas permintaan itu dan berkata “ Oh tentu saja! Saya akan dengan senang hati mengantarkan anda ke seberang, tetapi ada syaratnya, Kau harus tidur denganku dulu”.
Surti menangis mendengar syarat yang diajukan oleh Joko. Selama ini dia belum pernah berhubungan sex dengan siapapun. Dia memutuskan meminta nasehat seorang teman yang bernama Iwan. Ternyata iwan bersikap acuh tak acuh dan dingin terhadap persoalan ini. Dia hanya berpangku tangan dan berkata kepada Surti “itu urusanmu saya tak ingin terlibat”.
Jawaban Iwan yang begitu dingin membuat Surti berfikir berkali-kali mengenai masalah yang dihadapinya, akhirnya Surti memutuskan untuk memenuhi tuntutan Joko.
Ketika akhirnya Surti bertemu dengan Tedjo pada hari berikutnya, diceritakanlah kepada Tedjo apa yang telah terjadi dan bagaimana sulitnya dia berjuang untuk mendapatkan keputusan ini.
Abi sangat marah atas apa yang telah dilakukan oleh Surti dan dia mengusir gadis tersebut supaya tidak kembali lagi. Gadis malang itu berlutut dan meragkul Tedjo sambil menagis, memohon supaya Tedjo tidak meninggalkannya tetapi anak muda itu tidak menghiraukannya.
Surti pergi kepada temannya yang lain bernama anton, setelah diceritakan kisahnya dari awal sampai akhir. Anton memutuskan untuk menemui Tedjo, dia menghajar Tedjo habis-habisan.
Bahan Diskusi
1.Dari kelima orang, siapakah yang anda anggap bersalah?
2.Buatlah urutan (ranking) dari lima itu berdasarkan berat ringannya kesalaha masing-masing?
3.Ajukan alasan-alasan mengapa anda sampai pada urutan yang demikian?
Langganan:
Postingan (Atom)